Happy Reading
Reigava
Hari ini akhirnya Gava kembali kesekolah setelah diantarkan oleh Gavin. Untuk sekolah sendiri Gava berbeda sekolah dengan Gavin, akan tetapi Gavin satu sekolah dengan abang ketiganya Gama.
Gava melangkahkan kakinya dengan santai menuju kelasnya. Saat sampai, Gava bisa melihat jika Kai, Rayanza, dan Tama sudah duduk manis dibangku mereka, menunggu Gava datang.
"Lama banget lo datengnya!" Bukan sapaan selamat pagi yang Gava dapatkan. Justru wajah menyebalkan dari Tama yang menjadi sambutan untuknya.
"Limi bingit lii ditingnyi," nyinyir Gava yang kini sudah duduk di bangkunya sendiri, tepat disamping Rayanza. Entahlah, sejak masih menjadi Mahen sampai menjadi Gava. Gava tetap saja duduk disebelah bangku Rayanza. Mungkin sangking soulmate nya mereka berdua.
"Setan! Gak usah banyak tingkah lo jadi anak setan. Udah cepetan cerita, udah penasaran gue ini," sahut Rayanza.
"Sangking penasarannya, gue sampe rela dateng pagi njing!" seru Kai tak sabaran.
Sebelumnya Gava sudah memberitahukan pada ketiga sahabatnya, jika Gava sudah mendapatkan informasi saat kemarin dirinya bermain dengan Gavin. Akan tetapi Gava tidak langsung menceritakan tententang informasi itu. Membuat Rayanza, Kai dan Tama dibuat mati penasaran. Karena harus menunggu cerita itu saat Gava kembali sekolah.
Emang dasar anak setan si Gava, gak tau apa kalo udah penasaran itu, rasanya kaya gelisah dan gak tenang sebelum tau apa itu ceritanya.
"Jadi, gue dua hari lalu itu ikut abang gue si Gavin main. Dan ternyata Gavin itu punya anggota geng motor sendiri. Namanya REVORF, dan dia itu ketuanya. Pas gue disana, gue denger pembicaraan mereka tentang Grenvos kita," jelas Gava.
"Jadi?" tanya Gavin pada Gravo dan Lukai. Karena tadi Gravo menghubunginya untuk pergi ke markas. Karena ada yang harus dibahas oleh mereka.
"Dia mau, semua rekaman saat kecelakaan diserahin sama dia. Karena takut sewaktu-waktu Grenvos beserta antek-anteknya akan menemukan bukti itu. Dia gak percaya kalo bukti itu kita yang megang," jelas Gravo.
Gava menceritakan semuanya yang Gava dengar, dan ketiga temannya menyimak dengan seksama. Mereka ikut memperoses maksut dari setiap kalimat yang keluar dari mulut Gava.
"Jadi Gav, rekaman CCTV-nya kecelakaan yang lakuin Gama ke lo itu semuanya ada di geng motor abang lo?" tanya Kai memastikan.
"Mereka gak cuman ngomong itu, gue masih inget juga yang sama apa yang Gavin bilang," jawab Gava.
"Toh, kita juga tidak ada sangkut pautnya dengan kecerobohannya waktu itu. Andai saja bang Gama,bertindak, maka semua fitnah yang selalu dilayangkan padanya itu,tidak akan pernah terjadi," ucap Gavin."Dari ucapan Gavin aja, udah bisa diambil kesimpulannya Gava. Kalo pelakunya bukan Gama. Ada orang lain yang nyelakain lo waktu Gav. Tapi gue juga bingung, siapa orang yang nyelakain lo waktu itu. Seinget gue, Gama ko yang tanding balapan sama lo, bukan orang lain," jelas Kai.
Kai masih ingat dengan jelas pada saat malam Gava atau lebih tepatnya Mahen. Melakukan balapan liar dengan Gama. Tapi Kai dan Tama yang berada ditempat kejadian. Tidak tau jelasnya, kenapa Mahen bisa jatuh dari motor dan berakhir meninggal.
Untuk Rayanza, Rayanza tidak ada ditempat kejadian. Karena Rayanza sendiri tidak tau jika Mahen menggantikan dirinya menjadi lawan Gama. Karena waktu itu juga Rayanza, sedang mendapatkan hukuman dari keluarga nya. Agar tidak meninggalkan rumah.
"Gue juga inget banget, kalo waktu itu Gama yang udah bikin gue celaka, anjinglah, gue bingung mikirnya," stres rasanya saat otak Gava harus dipaksakan untuk memikirkan kejadian yang sudah terjadi beberapa bulan yang lalu.
"Mentang-mentang anak yatim lo Tam. Kagak mau mikir, gue Kai sama Rayanza aja mikir. Lo diem aja!" kesal Gava pada Tama yang sama sekali tidak memberikan tanggapan.
"Mata lo soek Gav, gue diem juga karena lagi mikir. By the way Gav, lo gak mau jengukin orang tua lo, sama ngeliat kuburan lo sendiri?" Tama heran dengan Gava, sudah lebih dari tiga bulan berlalu. Tapi Gava tidak menunjukkan tanda-tanda akan menemui kedua orang tuanya. Ataupun melihat makamnya sendiri. Masa iya, Gava tidak merindukan kedua orang tuanya.
Gava mendesah pelan. Sebenarnya Gava alias Mahen, sudah sangat merindukan kedua orang tuanya. Terlepas dari apa yang kedua orang tuanya lakukan padanya dulu. Bagaimanapun mereka adalah orang yang pernah membawa Mahen ke dunia ini.
"Untuk saat ini, gue belum sanggup kalo ngeliat makam gue sendiri. Gue juga belum mau nemuin kedua orang tua gue. Karena gue takut mereka gak bakal percaya. Tapi gue janji, setelah gue bales dendam sama Gama. Gue bakalan nemuin kedua orang tua gue. Dan gue bakalan jiarah ke kuburan gue sendiri," ucap Gava.
Adakah didunia ini, manusia yang berjiarah kekuburanya sendiri?
"Terserah lo Gav, apapun keputusan lo, bakalan kita dukung. Termasuk lo mau jadi babi ngepet kita. Kita juga bakalan dukung," ujar Tama tanpa beban.
"Bajigur lo Tam, mendingan juga gue jadi jaga lilinya. Lo, Kai sama Rayanza aja yang jadi babi ngepet. Muka kalian bertiga pantes soalnya." Gava tak mau kalah, enak saja, Gava disuruh jadi babi ngepet. Sudah kaya begini, penghasilannya tentu lebih besar dari jadi tukang ngepet lah.
Akhirnya pembicaraan mereka berhenti saat bell masuk sudah berbunyi. Entah setan mana lagi yang berhasil memasuki raga keempatnya. Sampai mereka akhirnya mengikuti semua mata pelajaran sampai selesai.
Saat pulang sekolah keempt sahabat itu pergi mencari angin dengan berjalan-jalan. Mengelilingi seluruh jalan. Sampai akhirnya tiba di salah satu tempat yang lumayan sepi. Karena terlalu lelah berjalan, membuat keempatnya kehausan.
"Anjirlah, kaki gue encok cok!" keluh Gava yang tengah memukuk ringan kakinya yang lelah.
"Muatamu encok Gav, kaki ya pegel bego. Kalo encok itu pinggang, tolol, tolol..." sungut Rayanza dengan nada ngegas.
"Yok cari minum cok," usul Kai.
Akhirnya mereka berempat berusaha mencari warung, namun tidak ada yang buka. Akhirnya mereka berempat bertemu dengan kedua anak kecil dan langsung saja bertanya warung terdekat.
"Heh! Cil, tau warung deket sini gak?" tanya Gava pada bocil didepannya.
Lama berfikir anak kecil itu meringis menampilkan cengiran kudanya, "Minta duit dulu, sepuluh rebu. Baru aku kasih tau."
Kai berdecak kesal. Dasar bocil mata duitan. Namun akhirnya Kai mengeluarkan uang sepuluh ribu,"Mata duitan banget."
"Noh Bang, diujung jalan sono ada toko gede yang rame. Namanya ruko Kaji Bom, kesitu aja." Lalu anak kecil itu langsung berlari menjauh dengan terbirit-birit.
Tama menggaruk telinganya yang tidak gatal,"Tu bocil gelagatnya mencurigakan anying."
"Ho'oh tau Tam, tapi coba ajalah. Daripada haus..." sahut Gava.
Bismillah yang bantu vote
Plus komen dimudahkan rezekinya amin...
KAMU SEDANG MEMBACA
Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf)
Teen FictionDIJUAL DALAM BENTUK PDF Transmigrasi dari novel Rayanza. "Lo siapa?" "Adek lupa sama abang?" "Dih, manggil adek, sksd banget lo!" Mahen tidak menyangka jika dirinya terbangun diatas closed dan masih dalam keadaan buang air besar. Dirinya syok saat...