๛EMPAT

258 15 0
                                    

●●●

"Air..." Ucap pelan Tasya.

Sementara sosok Jacob masih berdiri tenang memperhatikan sosok Tasya yang perlahan-lahan mulai terpengaruh oleh obat yang pria itu berikan. Sebuah tontonan yang sangat menarik.

"Air," ucap kembali Tasya yang mana membuat Jacob menampilkan senyumnya. Senyuman simpul yang sangat menjengkelkan.

Jacob menggapai botol yang ada di atas meja tepat di samping nakas, botol wine. Pria itu menuangkan redwine kedalaman gelas panjang itu sampai penuh, kemudian menatap sosok Tasya yang sudah tidak karuan.

"Kau ingin air?" Ucap Jacob, kini tatapan Tasya terlihat begitu berbeda, terlihat seperti anjing mainan Jacob yang penurut.

"Panas.. Beri aku air.." Ucap Tasya yang ingin terbangun namun terhalang akan rantai yang sedang mengikatnya.

Melihat itu tampak Jacob begitu senang, dengan cepat ia naik ke atas ranjang melepaskan rantai yang mengikat tubuh Tasya, memberikan segelas air di tangannya pada Tasya.

"Bagus Tasya, seharusnya kau seperti ini sejak awal.. Dengan begitu kau tidak akan kesakitan..." Bisiknya tepat di telinga Tasya sedikit memberikan tiupan di sana, membuat Tasya sedikit menjauh karena geli. Tasya telah selesai meneguk habis redwine tersebut sampai tandas.

"Berbaringlah honey.." Lanjut Jacob.

Tasya benar-benar menjadi penurut, tubuhnya semakin merasakan panas dengan tatapan yang sayu.

Begitu gadis itu berbaring, tangan panjang Jacob mengapai botol wine yang ada di meja, kemudian ia tuangkan pada tubuh Tasya. Tampak gadis itu terlihat lebih seksi.

"Ternyata sangat menyenangkan saat bermain-main denganmu, Tasya."

Sebenarnya Jacob masih berpikir apa alasan dari sikap Tasya sebelumnya yang begitu angkuh menolak dirinya di sentuh bahkan melakukan berontak, bukankah dirinya sendiri berada di tempat pelelangan dan Jacob melakukan transaksi secara langsung. Tidak seperti para wanita yang biasanya ia beli, siapapun itu begitu Jacob membawanya ke atas ranjang mereka akan menggila dan terlihat begitu haus akan belain Jacob. Mereka akan senang dan akan terus menggoda.

"Bahkan seekor jalang bisa merasa senang meskipun dirinya sedang disiksa." Lugas Jacob.

Karena melihat kelakuan Tasya, Jacob benar-benar senang. Ia mendekatkan wajahnya pada tubuh Tasya yang beberapa saat ia tuangkan redwine mencicipi sedikit, tangannya perlahan menyentuh setiap inci tubuh Tasya dengan sensual membuat Tasya memejamkan matanya dengan kepuasan.

Jacob menampilkan smirknya, menatap Tasya kemudian menyambar bibir ranum milik Tasya dengan sakras. Berbeda dengan Jacob yang menganggap apa yang tengah di lakukannya adalah permainan, Tasya justru merasa terpuaskan karena rasa panas di tubuhnya sedikit berkurang.

"Ungh~" lengkuhan Tasya di sela ciuman kasar dari Jacob.

Suara decapan yang tidak senonoh terdengar dalam ruangan, decapan demi decapan itu terasa perih dan menyakitkan di rasakan Tasya namun ia hanya berdiam dan menikmati setiap sentuhannya, walaupun dengan bibirnya yang bergetar dan kaku perlahan gadis itu membalas sentuhan Jacob.

Namun tiba-tiba Jacob menarik tubuhnya menjauh, melepaskan ciuman mereka agar dapat melihat sosok Tasya. Alisnya mengerut mana kala melihat sosok Tasya yang begitu amatir, wajah tanpanya terlihat keheranan.

Apakah begini caranya berciuman? Pikir Jacob melihat Tasya.

Tasya begitu kehausan akan sosok Jacob, benar-benar terlihat ingin namun begitu amatir.

Pandangan keduanya saling bertemu, lama mereka berpandangan membuat Jacob bergeming. Hingga getaran di saku celananya terasa, membuyarkan segalanya.

"Baiklah." Ucap Jacob membalas panggilan dari seberang telepon. Jacob menatap kembali pada Tasya, kemudian benar-benar menjauhkan diri dari gadis cantik itu.

"Sepertinya kau harus merasakan hal yang lebih menyakitkan lagi, Tasya." Ucapnya kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Tasya.

"Terpaksa, kau harus menahanya seorang diri." Lanjut Jacob berbisik kemudian menarik diri, memberikan jarak dengan Tasya.

Jacob berlalu meninggalkan sosok Tasya yang merasa kehilangan, meninggalkan tubuh panas Tasya akibat obat yang sudah bereaksi sepenuhnya.

Terdengar napas tak nyaman Tasya di dalam ruangan, deru napas yang memburu, suhu tubuh yang semakin panas membuatnya seperti orang gila yang haus akan sesuatu.

Tangan Tasya meremat sprei dengan kuat sembari mengerang putus asa.






















●●●






YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang