๛LIMA BELAS

151 14 0
                                    

●●●

Dari atas balkon, Jacob memandangi wanita cantik itu yang tengah bermain di ladang bunga, halaman belakang Mansion. Segaris senyuman tipis terlihat dari wajah putih cerah itu, sesekali gadis itu akan mendongak sembari menghirup udara dengan memejamkan matanya, terlihat seperti orang yang baru terbebas saja.

Jacob mengambil gambar Tasya yang sedang menikmati bunga, pria itu mengambil gambar bukan untuk dirinya pribadi melainkan ada satu kepentingan lain.

Tampak gadis cantik itu berlari mengelilingi hamparan bunga, hingga sebuah seruan menghentikan langkahnya.

"Nona!" Panggil pelayan yang selalu mengikuti langkah cepat Tasya di taman bunga tersebut.

Tasya menoleh, menatap pelayan tersebut.

"Tuan Muda, meminta anda untuk menemuinya,"

Seketika jantung Tasya berpacu dengan cepat, saat mendengar perkataan pelayan.

Jacob? Tapi pukul berapa sekarang? Apakah mungkin Jacob sudah pulang? Biasanya Jacob akan menemuiku di malam hari, batin Tasya.

Baru saja Tasya merasakan sebuah kebebasan, kembali ketenangannya di renggut oleh pemilik Mansion.

Mau tidak mau Tasya harus menurutinya, Tasya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, pelayan tersebut berjalan lebih dulu dengan Tasya yang mengikuti dari belakang. Mereka berjalan naik ke lantai tiga melewati lantai dua kamar Tasya berada.

Tiba di sebuah ruangan dengan pintu yang berukiran rumit pelayan tersebut membuka pintu dan mempersilahkan Tasya untuk masuk, begitu gadis itu masuk pelayan tersebut berlalu.

Tasya memandang lamat pada ruangan luas tersebut, Tasya melihat Jacob yang duduk di kursi belakang meja. Pria tersebut terlihat fokus pada suatu dokumen yang di pegangnya, mendadak wajahnya terlihat tenang berbeda sekali dengan Jacob yang biasanya Tasya lihat beberapa hari ini.

Pintu yang tertutup, dan Tasya masih setia berdiri tepat di depan pintu, sementara Jacob juga tampak fokus dengan dokumennya sengaja mengabaikan sosok Tasya yang masih di tempatnya, gadis itu juga tidak berani untuk bertindak.

Jacob menyimpan dokumennya di atas meja lalu menatap Tasya dengan tajam, membuat Tasya tersudut dan segera menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah Jacob.

"Kemarilah." Perintah Jacob.

Tasya lalu melangkahkan kakinya mendekati Jacob, terlihat gadis itu berdiri tepat di depan meja kerja Jacob dengan pria itu yang senantiasa menatap dengan intens sosok Tasya.

Pria itu meletakkan kotak kecil di atas meja.

"Untukmu." Ujar Jacob.

Tasya menatap benda kotak persegi tersebut, benda tersebut adalah ponsel. Tentu saja gadis itu juga tau akan benda tersebut hanya saja, ia dulu tidak bisa memiliki benda tersebut mengingat kehidupannya yang dulu sangat sederhana. Hidup bahagia di desa bersama Ayahnya yang hanya berkeja sebagai penjaga toko.

"Kau tidak tau apa itu?" Ucap Jacob menatap Tasya, membuat gadis itu mengangkat wajahnya menatap sebentar pada Jacob.

Sengaja Jacob berikan ponsel tersebut kepada Tasya, selain untuk menguji Tasya, juga untuk membuktikannya beberapa dugaannya mengenai wanita yang ia bawa ke Mansion nya.

Jika Tasya adalah orang yang di culik tentu gadis itu akan menghubungi kerabatnya dan meminta tolong, dan mungkin kini telah mencari dan menghawatirkannya. Namun jika sebaliknya, maka dugaan Jacob, Tasya memanglah seorang pelacur yang sengaja menjual dirinya, atau sebagai mata-mata yang musuh Jacob simpan. Maka wanita cantik di depannya sudah pasti tidak akan berani menggunakannya.

Tasya menggeleng, kemudian berucap pelan. "Tau.."

"Gunakan itu." Perintahnya kembali. Membuat Tasya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kau bisa menggunakannya?" Tanya Jacob. Kembali gadis itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sembari pandangannya terus kebawah.

"Tasya." Panggil Jacob, sementara Tasya hanya menundukkan kepalanya.

"Lihatlah kepada orang yang mengajakmu berbicara!" Bentak Jacob pada Tasya membuat gadis itu tersentak. Kemudian Tasya perlahan mengangkat wajahnya untuk menatap Jacob.

"Good."

"Kemarilah." Perintah Jacob lagi sembari menggerakkan jari telunjuknya.

Suatu perintah namun seperti ancaman bagi Tasya. Dan Tasya berjalan semakin dekat berdiri persis di hadapan Jacob, tiba-tiba pria itu bangun, membuat Tasya spontan memundurkan langkahnya memberi jarak. Namun Jacob dengan sigap menarik pinggang Tasya untuk mendekat.

"Buka mulutmu, Tasya." Ucap Jacob, kembali gadis itu menjadi terengah-engah menatap Jacob dengan jarak yang begitu dekat, matanya juga membulat sempurna.

"Tasya, apa kau mendengarku?" Lanjut Jacob.

Tasya hanya menelan salivanya menatap Jacob, ia semakin ketakutan namun ia harus melakukan.

"Buka mulutmu, Tasya." Ulang Jacob untuk kesekian kalinya. Kini Tasya mengikuti perkataan Jacib, tampa berpikir lebih lama lagi gadis itu membuka mulutnya.

"Tutup. Aku hanya memastikan mulutmu tidak menempel rapat, dan tidak menjawabku." Kata Jacob kemudian melepaskan tangannya dari pinggir Tasya.

"Ck. Kau tidak pernah berbicara sama sekali," imbuhnya dengan nada rendah.






















●●●



YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang