๛EMPAT PULUH LIMA

183 20 0
                                    


●●●

Setelah waktu makan malam selesai, keluarga Hailey Aldebarack berkumpul sejenak di ruang keluarga, Jacob yang tengah menonton berita, Janoses yang bermain game di ponselnya, Mark yang menemani Bleomei bermain, sementara Soule duduk di sisi Tasya, lebih tepatnya bermanja mencuri kesempatan di sela kesibukan Bleomei yang berceloteh entah apa yang di bicarakan si bungsu dengan kakak sulungnya.

Tangan Tasya mengusap rambut Soule, memberikan kenyamanan pada putranya itu.

Diam-diam, Jacob melirik. Berdecak dalam hati.

Benar kata Tanu, anak laki-laki adalah saingan sesungguhnya. Batin kesal Jacob.

Lamunan Jacob teralihkan kala pahanya di pukul oleh seseorang, pandangannya turun menaikan satu alisnya pada pelaku. Ia tidak merasakan sakit, hanya tersentak karena secara tiba-tiba ada yang mengusik.

"Liat, puna tu lebih lapi dali puna Kaka Malk' kan Da-eh Jack?" tanya Bleomei yang menunjukkan gambarnya, sembari menunjukkan perbandingan hasil coretan Mark.

Jacob mengangguk, tangannya terulur mengusap rambut panjang putrinya dengan lembut.

"Hihi kan kan kan! Dah Mei bilan, yihi~!" senang Bleomei sembari melompat-lompat.

Tasya dan Mark tersenyum melihat tingkah Bleomei.

"Ih!" kesal Bleomei yang memukul perut Soule kala pandangannya menangkap Kakak ketiganya itu tengah bermanja pada Bubunya.

"Eh! Bleomei?" tegur Tasya, menahan tangan Bleomei. Sementara Soule terbangun dengan menyentuh perutnya.
Janoses menghentikan permainan ponselnya, menatap keluarganya.

Jacob duduk bersandar punggung menyaksikan, sementara Mark terdiam, terpaku.

"Bleomei ikut Bubu." ucap tegas Bubu bangun, berjalan ke arah dapur. Bleomei melepaskan buku gambarnya, menjatuhkannya sembari menundukkan kepalanya terdiam.

"Oi, cil." panggil Janoses. Bleomei mengangkat wajahnya menatap sang kakak keduanya.

"Susul Bubu." lanjut Janoses.

Kedua sudut bibir Bleomei melengkung turun,

"Cepat sana.." ujar kembali Janoses. Dengan langkah berat Bleomei pun berjalan dengan pelan sembari menundukkan kepalanya menyusul Bubunya.

"You okay?" tanya Janoses pada Soule.

Soule hanya mengangguk, kemudian tersenyum menyandarkan punggung dan kepalanya.

"Sebenarnya pukulannya tidak berasa." ujar Soule mengejek kekuatan adiknya itu.

Mark ikut tersenyum, sementara Janoses tampak terlihat acuh.
Ketiga putra Jacob dan Tasya itu menatap pria yang duduk santai tak terusik itu.

"Aku baik-baik saja, Dadd." ucap Soule.

"Hm." gumam Jacob membuat Mark, Janoses dan Soule terdiam, suasana seakan menjadi canggung.

"Daddy tau kau anak yang kuat, hanya saja.. Daddy ingatkan kau harus lihat situasi juga" tegur Jacob. Soule merenungi perbuatannya.

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang