๛TIGA PULUH

238 22 4
                                    

●●●

Jacob terbangun dari mimpi anehnya, tangannya menggapai teko untuk menuangkan air kedalam gelasnya. Namun naas teko tersebut sudah kosong.

"Ck. Merepotkan." Gumamnya kesal, ia mengutuki dirinya sendiri karena tidak menyuruh pelayan untuk mengisi miliknya. Semua yang bekerja tentu tidak akan pernah berani memasuki ruangan kerja pemimpin Hailey tersebut secara sembarangan, mengingat tabiat tuan besarnya yang seperti apa.

Jacob yang membawa teko di tangannya berjalan keluar ruangan kerjanya, ia tahu jika semua orang sudah tertidur lelap mengingat hari sudah dini hari.

Begitu pria tinggi nan tampan itu keluar ruangannya, bahkan masih berada di depan pintu mengerutkan alisnya, bingung kenapa dengan ruangan yang menyala, tidak biasanya lampu di jam seperti ini mulai menyala. Alasan untuk mematikan juga bukan karena hal pembiayaan, melainkan karena para anak-anak Jacob begitu suka membantah, mereka tentu akan terbangun begitu melihat cahaya sedikitpun, dan akan melakukan sebuah permainan dan sebagainya dan tentu hal tersebut akan sangat memperngaruhi tumbuh kembang seorang anak.

"Ada apa?* tanya Jacob begitu melihat pelayan yang akan menemuinya.

"Ah! Tuan, Nyonya tak sengaja terjatuh di kamar mandi." Ucap pelayan, dengan cepat pria itu sudah berlari tersisa angin yang menerpa rambut poni pelayan.

Jacob langsung melesat memasuki kamar utama, menyingkirkan para pelayan untuk membantu Nyonya mereka.

Banyak darah yang mengenang di lantai, bahkan pakaian yang di kenakan Tasya sudah berubah seutuhnya. Tentu tidak ada pengawal yang berani menyentuh Nyonya mereka baik di hal genting seperti ini, terlebih pemiliknya masih berada di dalam kediaman. Kecuali benar-benar paling mendesak mau tidak mau mereka melakukan tindakan cepat.

Jacob langsung mengangkat tubuh Tasya, matanya melirik pada ketiga putranya yang entah baru ia sadari ternyata berada di sana yang mana menyaksikan semuanya.

"Urus Tuan Muda dan Tuan Kecil." Ucap Jacob berlalu sembari berjalan cepat menggendong tubuh Istrinya ala brydal styale.

"Bubu..hiks.. Memei.." Gumam Soule yang menangis di gendongan kepala pelayan.

Sementara Mark dan Janoses senantiasa menatap punggung Daddy yang membawa tubuh Bubu mereka.

"Apa Bubu dan Memei akan baik-baik saja?" Tanya Mark mendongak.

"Semoga saja ya, Tuan Muda." Ucap pelayan mengusap pundak Mark.

Mark menatap Janoses, "Jano." Panggil Mark pada adik keduanya.

Pandangan Janoses teralihkan, memandang balik pada sosok Kakaknya.
"Kau jangan memikirkannya, itu bukan salahmu. Ini kecelakaan." Peringat Mark menghampiri Janoses.

Adik kakak itu melirik dalam kamar mandi, yang mana benda yang tak sengaja Bubunya injak dan jatuh terpeleset. Benda tersebut adalah mainan bola elastis milik Soule yang sore tadi adik kecilnya gunakan, hanya saja Janoses tidak benar-benar menyimpannya dengan benar kala meletakkannya di lemari.

●●●

Begitu Tasya di tangani Jacob sudah duduk di kursi tunggu dengan kedua tangan menangkap wajahnya sikunya bertumpu pada pahanya, ia tidak memperdulikan penampilannya bahkan tidak sempat mengabari keluarganya.

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang