๛TIGA PULUH ENAM

196 21 2
                                    

●●●

Kediaman Hailey Aldebarack kedatangan para sahabat lama, mereka membawa hadiah. Walaupun belum acara penyambutan resmi dari kelahiran si bungsu, namun para sahabat dari Jacob dan Tasya bahkan Tuan Aldebarack turut hadir untuk melihat anggota baru Hailey Aldebarack.

Banyak deratan hadiah yang bertumpuk di samping pintu kamar mandi kamar utama tempat si bungsu berada. Walaupun Mansion begitu luas bahkan memiliki banyak pelayan, namun seperti keinginan Nyonya Hailey Aldebarack, ingin merawat anaknya sendiri walaupun sedikit di bantu oleh pengasuh namun peran utama masih Tasya lakukan.

Bahkan Soule yang berusia lima tahun itu masih tidur dengan Daddy dan Bubunya, bukan tampa alasan itu karena Tasya tidak ingin melewatkan sedetikpun pertumbuhan anak-anaknya, mengingat para anak memiliki pertumbuhan yang sangat cepat.

Tasya yang berada di kamar dengan Jacob yang menatap Bleomei teralihkan kala Nyonya Jenni masuk, di tangannya membawa boneka dengan ukuran besar.

Di letakkan di sofa tempat tidur, kemudian menatap keduanya.
"Jangan bilang kamu masih tidak menyentuh putrimu," ucap Nyonya Jenni berjalan mendekati pasangan suami itu itu. Lalu menatap Jacob.

Jacob terlihat salah tingkah dengan mengusap tengkuknya.
"Yaampun, anak ini" gumam Nyonya Jenni.

"Jack, terlalu takut Bu, untuk menggendong Bleomei." Ucap Tasya tersenyum.

"Padahal saat ketiga putranya baik-baik saja kok" ujar Nyonya Jenni.

"Itu karena mereka laki-laki, berbeda dengan Bleomei yang sangat kecil seakan jika aku menggendongnya ia akan hancur." Ucap Jacob panjang.

Membuat Tasya tertegun, sementara Nyonya Jenni tersenyum, ia tau banyak soal Jacob mengingat ia yang mengurus cucu Aldebarack sewaktu anak itu kembali ke kediaman Aldebarack. Sampai Jacob kini menjadi menantunya.

"Lakukan seperti ini, pada lenganmu," ucap Nyonya Jenni yang memerintahkan Jacob.

Melihat menantunya itu hanya diam, membuat Nyonya Jenni turun tangan langsung. Ia memegang tangan Jacob, ia angkatkan lengan tersebut mengudar lalu menekuknya 90° membentuk sudut siku-siku,

"Pertahankan posisi itu." Ucap Nyonya Jenni. Terlihat Jacob menjadi patuh membuat Tasya semakin tersenyum, menahan tawanya melihat wajah polos suaminya yang masih belum menyadari situasinya.

Jacob menunggu dan memperhatikan pergerakan Ibu mertuanya itu dengan polosnya. Sementara Nyonya Jenni mengambil bayi tersebut yang berada di dalam box bayinya yang mewah itu, terlihat seperti kereta princess.

Nyonya Jenni menaruh tubuh kecil itu di lengan Jacob membuat pria tinggi itu sangat ketakutan matanya yang menajam itu menatap pada Nyonya Jenni.

"Ibu, apa yang kau lakukan?!" Ucap panik Jacob.

"Pertahankan! Jika tidak kamu akan menjatuhkannya, Jack." Peringat Nyonya Jenni.

Tasya tertawa meliat wajah Jacob yang menegang tubuh itu juga ikut kaku.

Nyonya Jenni memukul pundak Jacob. "Rileks nak, rileks.." Ucap Nyonya Jenni yang tersenyum.

"Aku.. A-a.." Ucapan Jacob begitu terbata-bata.

"Lihat! Baik-baik sajakan? Putrimu tidak akan hancur, jika kau tidak melepaskannya." Ucap Nyonya Jenni yang melembut.

Tubuh Jacob yang awalnya kaku itu menjadi rileks pandangannya juga turun pada sosok putrinya yang terlelap itu, semuanya terlihat begitu kecil namun menggemaskan.

"Akhirnya putriku memiliki penerusnya.." Ucap Nyonya Jenni. Di angguki Jacob.

"Iya.." Ucap Tasya tersenyum mendekati Jacob.

"Jangan mendekat!" Ucap panik Jacob membuat Tasya menghentikan lantangnya. Terlihat bingung.

"Aku takut jika kau kemari, pegangan ku akan melemah," ucap Jacob yang mana langsung mengundang tawa dua wanita cantik di sana.

"Jangan menertawakanku,"

"Haha.. Sayang.. Kamu terlalu khawatir, padahal itu baik-baik saja. Bleomei sama dengan Soule, Jano dan Mark waktu kecil.. " ucap Tasya.

"Haruskah aku meninggalkan kalian berdua?" Goda Tasya membuat Jacob semakin menolak. Membuat kedua wanita cantik itu semakin tertawa dan ingin lebih lama menggoda Jacob.

"Bubu! Dedenya?" Ucap Soule yang berjalan masuk sambil membawa beberapa bingkisan kado.

"Kak Soule bawa apa?" Tanya Tasya menyamakan tingginya dengan Soule.

"Hadiah," ucap Soule yang mengangkat bingkisan di tangannya.

"Ini punyaku, untuk Dede Mei.. Kemarin aku sama Kakek besar membungkusnya bersama!"

"Benarkah? Eung Kak Sou sangat baik dan perhatian.." Ucap Tasya mengusap rambut panjang Soule.

Terlihat anak balita itu tersenyum salah tingkah. Nyonya Jenni mendekati dan mengangkat tubuh Soule.

"Ayo kita letakkan barang hadiah Dede Meinya, lalu kita keluar bersama."

"Dedenya?"

"Akan ikut, Daddy dan Bubu akan menyusul kita, bagaimana?"

"Eung!" Anggukan setuju Soule.

Nyonya Jenni bersama Soule pun berlalu, Tasya menengok menatap Jacob yang menggendong tubuh kecil itu.

"Ayo, yang lain sudah menunggu." Ucap Tasya, di angguki Jacob. Begitu pria itu di sampingnya, Tasya ikut memegang lengan Jacob sembari menatap Bleomei yang masih terpejam.

"Dia sangat mirip kau," ucap Jacob.

"Eung!" Angguk Tasya tersenyum puas.

"Begitu aku melihatnya, aku langsung mengenalinya," ucap Jacob membuat Tasya mendongak menatap Jacob bingung. Tidak mengerti dengan perkataan suaminya yang terkesan pernah melihat Bleomei sebelumnya.

Sementara Jacob yang menatap Tasya, tau betul akan pertanyaan yang ingin di ucapkan istrinya itu, namun pria itu hanya tersenyum.

"Rahasia..." Bisiknya kemudian mencuri kecupan di bibir Tasya.

"Heii!" Tegur Tasya menepuk lengan Jacob.

Keduanya sama-sama tersenyum.


















●●●

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang