๛TIGA PULUH SEMBILAN

205 20 0
                                    

●●●


Waktu berlalu untuk Tasya kini mereka menyelesaikan pelatihan berenang untuk Soule dan Bleomei. Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, namun sebelum itu Tasya menyuruh supir untuk mengantarnya ke mall dulu sebelum mengantarkan suami dan kedua anaknya.

"Kau ingin berbelanja? Kau bisa memesannya." Ucal Jacob.

"Pulanglah lebih dulu, dan jangan melarangku." Balas Tasya ketus. Lalu turun dari mobil dengan menggendong Soule, dam tentu Bleomei akan merengek melihat Bubunya hanya pergi bersama sang kakak.

Astaga Tasya.. Batin Jacob yang akan mendapatkan masalah jika tidak menuruti kemauan dua perempuan di keluarganya.

Jacob ikut keluar, menyusul langkah Tasya, mencoba menyeimbangkan langkahnya dengan sang istri. Keduanya berjalan beriringan ketika masuk kedalam mall.

"Kamu tidak pulang?" Ucap Tasya yang menatap suaminya, sengaja berkata seperti itu bermaksud untuk menyindir suaminya itu. Ia tau jika Jacob akan menyerah dengan rengekan Bleomei, Jacob benar-benar selalu mengutamakan kesenangan si bungsu.

"Heung!" Gumam Bleomei kala melihat deretan boneka beruang di salah satu toko, sementara Tasya dengan Soule sudah agak jauh dari Jacob dan Bleomei berada.

"Mei, Bubunya di depan nak," ucap Jacob mengingatkan putrinya agar kembali fokus menginginkan Bubunya.

Karena mendapatkan keinginannya yang tidak akan terpenuhi, Bleomei pun merengek membuat Jacob harus mengalah, pria tinggi itu memasuki deretan boneka tersebut lalu mengambil satu boneka dengan ukuran 10cm.

Fokus Jacob pada keberadaan istrinya yang akan memasuki toko pakaian dewasa, namun sebelum wanita cantiknya itu masuk, Tasya kembali bertemu dengan Juju.

Awalnya Jacob tidak memikirkan soal perkataan istri dari Tanu tersebut saat pertama melihat putrinya di les renang. Alisnya mengerut menatap anak yang berada di gendongan Ibunya.

Apakah putriku sangat dekat dengan bocah itu? Batin Jacob.

"Cih!" Decihan Jacob.

Namun segera terkesiap kala melihat Tasya kembali bersama Soule yang kini berjalan, balita itu tidak lagi di gendong Bubunya.

"Kamu membiarkan putrimu mengotorinya?" Ucap Tasya yang sudah sampai di hadapan Jacob, menatap suaminya dengan kekeksalan. Bleomei sibuk mengigiti boneka beruang berbahan karet yang ada di tangannya.

Jacob melihat Bleomei, dan segera mengambil main itu, tindakan tersebut membuat bayi itu merengek.

Tasya menghela napas, "Jack, aku tidak ingin waktu belanjaku terganggu," ucap Tasya tersenyum tipis dan berlalu bersama Soule, meninggal Jacob yang mendapatkan pekerjaan untuk menenangkan putrinya yang mengamuk.

"Sa-sayang.." Cicit Jacob meminta tolong.

Namun Tasya sengaja menuli, sebab Jacob seharian ini bersamanya namun pria itu benar-benar menganggu semuanya, bahkan dari les berenang tadi. Membuat mood Tasya sangat hancur, makanya sedikit mengerjai suaminya tidak apa-apa.

Setelah beberapa jam, Jacob yang berhasil memenangkan putrinya kembali memasuki toko pakaian, Tasya menengok begitu mengetahui keberadaan suaminya yang menggendong Bleomei. Putri kecilnya itu di sogok kukis khusus makanan bayi yang mana itu adalah cemilan favorit Bleomei.

"Sayang, kau bisa meminta pelayan toko membawanya ke Mansion. Kau tidak perlu memilihnya disini." Ucap Jacob yang duduk di sisi Soule, yang mana putra cantiknya itu tengah duduk manis dengan mainan robotannya.

Tangan Jacob memgusap kepala Soule sembari memberikan kecupan di pucuk kepala.

"Tidak bisa, sayang. Aku ingin memilihnya sendiri." Ucap Tasya menolak.

Lama Jacob bersabar, sembari terus menatap istrinya memilih pakaian, sementara Bleomei sudah tertidur di gendongan Daddynya.

"Sou tidak ngantuk?" Tanya Jacob.

Balita itu mengangkat wajahnya menatap Daddynya.

"Tidak," jawabnya.

"Daddy punya edisi terbaru dari marvel, Sou mau Daddy belikan?"

"Eung! Mau mau!" Ucap senang Soule. Yang mana Tasya menatap tajam pada Jacob. Suaminya itu terlalu memanjakan anak-anaknya hanya bukannya tidak senang hanya saja Tasya juga tidak ingin anaknya kelak menjadi orang yang selalu ingin menang.

●●●

Setelah hari yang melelahkan, Jacob akhirnya bisa membaringkan tubuhnya di atas ranjak empuknya, seharian di luar itu sangat melelahkan, apalagi berbelanja, Jacob paling tidak suka, berbelanja benar-benar bukan dirinya, sangat melelahkan.

Namun ketenangan itu hanya beberapa detik, karena kedua anaknya berada di sana. Bleomei yang nakal terus saja menganggu Daddynya, bayi itu akan merangkak menaiki tubuh Daddynya lalu turun kembali. Sesekali Bleomei akan memukul pipi Jacob dengan sedikit keras.

"Bloemei, sini sayang bermain dengan Kakakmu," ucap Tasya yang mengangkat tubuh Bleomei dan mendudukkannya di karpet bulu tepat di samping Soule yang tengah menyusun lego.

"Bubu, Kakak belum kembali?" Tanya Soule.

"Kenapa? Sudah kangen Kakak ya?" Tanya Tasya mengusap rambut panjang Soule.

"Eung! Mau sama Kakak.."

Tasya tersenyum melihat Soule, benar ini adalah pertama kalinya Soule tidak ikut dengan Mark dan Janoses ke Mansion Aldebarack, selain tidak ingin meninggalkan Bleomei sendirian, karena tidak memiliki teman bermain juga ingin melakukan persaingan dengan sang adik, yang mana membuat Soule benar-benar memikirkan pilihannya untuk tidak ikut.

Sementara Bleomei dan Soule yang sibuk bermain, Tasya menghampiri Jacob yang tengah berbaring di atas ranjang. Wanita cantik itu sedikit mencondongkan tubuhnya, menatap intens wajah lelah suaminya dengan jarak yang sangat dekat.

Sampai hembusan napas itu dapat Jacob rasakan karena pria itu tidak benar-benar terlelap.

Seketika Jacob membuka matanya, menarik ceruk leher Tasya lalu meraih bibirnya menciumnya dengan sedukatif. Tak lama Jacob juga menarik tubuh Tasya dan membaringkan tubuh Tasya ke atas ranjang dan menindihnya.

"HUWAAAA~!"

Tangisan Bleomei menghentikan aktivitas mereka.

"Jacob!" Ucap spontan Tasya yang mendorong dada Jacob menjauh. Tasya beringsut turun dan mendekati Bleomei.

"Ada apa sayang em?" Tanya Tasya yang menggendong tubuh Bleomei mencoba untuk menenangkannya.

Jacob yang di tinggal begitu saja menatap mereka dengan nelangsa, jelas-jelas Soule masih duduk manis di tempatnya sembari terus memainkan mainannya, bahkan balita itu tidak terganggu dengan tangisan Bleomei. Dan jelas pula Soule tidak sedang menganggu atau mengusili adiknya.

Jacob menundukkan kepalanya, sembari tersenyum kecil. Ia tau tampaknya putrinya itu tidak setuju jika Bubu dan Daddynya berdekatan.

Astaga.. Batin Jacob.


















●●●

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang