๛DUA PULUH DELAPAN

149 19 4
                                    


●●●

Beberapa hari telah berlalu, pada tengah malam wanita cantik itu terbangun pandangannya melirik pada di sampingnya. Tersenyum kala melihat wajah damai suaminya, kemudian tersadar dari alasan terbangunnya itu.

Dengan pelan wanita cantik itu turun dari tempat tidur, sampai benar-benar lolos sepenuhnya. Langkahnya semakin terburu sembari memikirkan makanan yang ingin ia makan sejak tadi.

"Apakah masih ada di dalam lemari ya..?" Gumamnya begitu berdiri di depan lemari pendingin, tangan lentiknya begitu tidak sabaran ingin segera menggapai makanan keinginannya.

"Heemmm.." Seketika segala yang ia bayangkan menjadi hancur mana kala makanan yang di inginkannya tidak ada.

"Kau mencari ini?" Ucap seseorang di belakangnya, seketika wajah kecewa itu berubah terkejut dan berbalik.

Mata bulatnya melebar namun juga terlihat begitu bingung. Sementara orang lain itu terlihat begitu santai sembari tangannya memegang kotak buah dengan isi berwarna merah bintik bintik tersebut.

"Oh! Ya. Aku ingin menyediakan untuk Soule.."

Ucapan itu membuat pria tinggi itu menaikan satu alisnya,
"Soule bilang tak suka makan stoberi."

"Benarkah? Emh? Apa aku salah ingat?" Gumam ragu Tasya sembari berjalan meninggalkan tempatnya.

"Bukankah kau mencari ini? Kenapa pergi begitu saja tanpa membawanya?"

"Aku tidak ingin, Soule juga tidak."

"Kalau begitu buang saja—"

"TIDAAK!"

Seketika gerakan tangan Jacob terhenti, sembari menatap lurus kedepan. Tebakannya benar pikirnya.

Kini pasangan suami istri itu duduk berhadapan dengan dibatasi meja makan. Wanita cantik itu menikmati buah merah berbintik itu, sementara Jacob duduk tenang dengan menatap lekat wajah istrinya.

"Jadi, sudah kau periksa? Apa jenis kelaminnya?" Ucapan itu membuat Tasya menghentikan makanannya, menatap sosok Jacob di depannya.

"Sudah tiga bulan, aku juga baru menyadarinya saat ucapan pelayan di Mansion Kakek.."

".. Belum cek, lagian kan belum keliatan sekarang. Tunggu bulan depan 4 sampai 5 bulan baru keliatan,"

"Kau mengalami gejala seperti sebelumnya?" Tasya menggeleng.

"Selama ini aku normal, tidak mengalami mual di pagi hari atau pun menolak makanan yang berbau amis dan sebagainya. Jika aku tidak benar-benar memikirkan perkataan pelayan, mungkin saja aku tidak tau kalau aku sedang hamil sekarang."

Jacob semakin terdiam. Ia tidak marah, hanya saja ia harus berhati-hati sebisa mungkin ia harus tau jenis kelamin calon anaknya, ia tidak suka jika memiliki anak perempuan.

"Apa kamu tidak menginginkannya?" Tanya Tasya.

Jacob tersentak, kemudian bangun berjalan ke sisi Tasya, proa itu berdiri menjulang tinggi tepat di depan Tasya.

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang