๛DUA PULUH DUA

169 14 0
                                    

●●●

"Oke, tamu hadirin sekalian.. Mari kita melakukan chers untuk menikmati acara." Ucap Aldebarack mengangkat gelas tingginya.

Jacob yang awalnya menatap sosok Aldebarack beralih pada sekertaris pribadi Kakeknya.

Pria paruh baya itu mengangguk pelan, menanggapi kekhawatiran Tuan Mudanya mengenai isian dari gelas Aldebarack. Jacob pikir itu adalah wiski, dengan tenang pria itu menunggu acara sulang serentak selesai.

Terlihat semua tamu undangan mengangkat gelas panjang masing-masing, begitu juga dengan Jacob yang mengambil salah satu minuman yang di bawah pelayan laki-laki.

"Cheers!" Serempak semuanya, bersamaan dengan dentingan kecil masing-masing gelas. Aldebarack menabrakkan gelas miliknya dengan gelas milik Jacob sembari tersenyum.

Setelahnya mereka semua terlihat bebas menikmati acara dengan santai. Jacob meletakkan gelas wiskinya bersama dengan gelas milik Aldebarack, kemudian menyuruh sekertaris pribadi Kakeknya untuk membawa sang Kakek istirahat di ruangan khusus.

"Tuan Besar, mari." Ajak sopan pria paruh baya tersebut mempersilahkan Aldebarack.

Aldebarack menatap cucu satu-satunya kemudian menepuk pelan lengan atas Jacob, "Jangan khawatir, minuman Kakek hanyalah air mineral. Berbincanglah dengan para tamu sedikit lebih lama hem?" Ucarnya.

Jacob hanya mengangguk pelan, kemudian mempersilahkan para tertua berlalu. Jacob melirik sosok Tasya dan Yaya di lantai bawah, kemudian berlalu meninggalkan balkon.

Jacob memasuki ruangan lain, ia duduk dengan mengambil kotak kecil yang berbentuk persegi, mengambil sebatang, di nyalakan dan menghidapnya dengan terburu. Pandangannya melirik pada layar monitor.

"Kau melakukan tindakan ilegal, Jack." Ucap seorang pria yang duduk di sisi Jacob,  dengan menuangkan redwine kegelas tinggi yang ada di atas meja.

"Apakah ini hobi barumu? Menguntit?" Lanjut pria tersebut. Jacob mematikan cerutunya di asbak kemudian mengambil sepihak gelas yang baru di isi redwine milik pria itu, dan meneguknya.

"Siapa wanita itu?" Tanya pria itu yang bernama Tanu, yang tak lain rekan sekaligus sahabat dekat Jacob.

Tanu merupakan seorang mafia terkenal dan terbilang kejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanu merupakan seorang mafia terkenal dan terbilang kejam. Memiliki akses dan koneksi yang begitu luas. Memiliki hobi yang sama persis dengan Jacob, yaitu mengoleksi wanita. Keduanya saling mengenal saat mereka kecil, Ayah Tanu adalah sahabat dekat Kakek Jacob, dan Tanulah orang yang membantu Jacob menyembunyikan identitasnya.

"Bukankah dia menarik?" Tanya Jacob.

Tanu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Cantik, memiliki tubuh yang indah." Jawab Tanu.

"Dia datang bersamamu, untuk yang pertama kalinya kau muncul bersama seorang wanita."

Jacob terlihat tersenyum simpul. "Hanya sebuah pion." Ujarnya.

Tanu mengangguk, "Soal identitasmu.. Kau harus hati-hati untuk sekarang, Jack." Ujar Tanu.

"Mm." Gumam Jacob kemudian berlalu.

Tanu kembali menuangkan redwine kegelas lain, menikmati minumannya dengan santai.

Seorang pria mendatangi Tasya yang kini tangannya di pegang Yaya. Adik-kakak itu ingin menemui Jacob lebih tepatnya Yaya Arkanaksa yang ingin membawa adiknya kembali pulang.

"Nona, Tuan Muda sudah menunggu, anda." Ucap pria itu.

"Kemana tuanmu? Kenapa bukan dia sendiri yang datang menjemput?" Tanya Yaya Arkanaksa.

"Maaf, Tuan. Nona mari segera ikut saya."

"Hei!" Bentak Yaya, namun segera di tahan Tasya.

Yaya menatap Tasya, gadis itu menggeleng pelan, sembari tangannya melepaskan secara pelan pegangan tangan Yaya di pergelangannya.

"Lain kali, kita bertemu lagi.." Ujar Tasya. Kemudian berjalan mengikuti langkah pria tersebut.

Yaya Arkanaksa hanya bisa menatap kepergian Tasya.

●●●

Mereka berdua hanya duduk di kursi belakang dengan keadaan hening. Selama perjalanan Jacob hanya sibuk dengan tabnya, sementara Tasya di buat sangat resah. Terlihat Tasya tidak begitu tenang, mengingat soal kejadian tadi saat pertemuannya dengan sang Kakak yang untuk pertama kalinya ia temui setelah insiden kedua orang tua mereka yang memilih bercerai.

Hingga suara dentuman pintu mobil terdengar, yang mana hal itu membuyarkan segala pikiran Tasya. Gadis itu menatap luar jendela, yang ternyata mereka sudah sampai pada Mansion mewah milik Jacob. Dan yang mana pemilik rumah sudah keluar dari mobil lebih dulu.

"Silahkan, Nona," ucap penjaga Mansion yang membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Tasya.

●●●

Gelap. Tiba-tiba Tasya merasakan hembusan nafas yang berat di depan wajahnya, mendadak badannya juga reeasa kaku, ia mencoba untuk membuka matanya dalam keadaan sadar dan tidak sadar. Samar-samar Tasya melihat bayangan seorang pria yang tengah menindihnya.

Bau alkohol menyeruak pada indra penciumannya, baunya sangat kuat dan membuat pengar walaupun hanya mencium aromanya, gadis itu langsung membuka matanya begitu mendapati perasaan tidak enak, merasa ada yang tidak beres dengan pria di depannya.

"Ja-jacob?" Ucap Tasya yang terkejut begitu melihat Jacob, wajahnya yang terlihat sayup, rahangnya mengeras dengan mata yang memerah.

"Benar-benar tidak bisa di percaya.." Gumamnya.

"Jacob, apa aku membuat kesalahan?" Ucap Tasya yang mendorong dada Jacob untuk menjauh, namun itu hanya sia-sia.

Tasya tertegun, begitu takut dan gugup. Ada amarah yang begitu besar di netra Jacob, suaranya sangat berat dengan raut wajahnya yang terlihat sangat sangat marah. Terlihat lebih mengerikan dari yang biasanya.

Seketika Jacob memperlakukan Tasya dengan lebih kasar, ia melepaskan seluruh pakaian Tasya bukan lebih tepatnya Jacob merobeknya.

"Tidak. Tidak Jacob, stop!"

"Kau menginginkan ini, Tasya!"

Jacob jauh lebih kasar dari biasanya, tidak lama dengan pemberontakan Tasya, akhirnya Jacob berhasil memasukinya tampa peringatan.


















●●●

YOU ARE ALWAYS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang