STH || 25

209 31 6
                                    

Jika waktu bisa diputar kembali ke masa kecil, ingin rasanya kembali ke masa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika waktu bisa diputar kembali ke masa kecil, ingin rasanya kembali ke masa itu. Dimana pada masa itu, mereka yang belum beranjak dewasa bisa melakukan segala hal, tanpa perlu memikirkan konsekuensinya.

Tanpa perlu mereka memikirkan masalah yang terjadi, entah itu masalah kecil atau besar sekalipun. Yang mereka tahu setiap waktunya hanya bersenang-senang dengan teman, bermain dan bermain dengan riang gembira tanpa beban.

Pemikiran itu tercetus dari seorang pemuda berumur dua puluhan keatas yang saat ini sedang menatap pemandangan indah dihadapannya dengan pandangan menerawang.

Menerawang ke masa kecilnya yang sangat indah, masa dimana keluarganya masih utuh, ada ayah, bunda, kakak beserta dirinya.

Namun sekarang, keluarga bahagia itu tak lagi utuh. Hanya ada dia beserta sang ayah yang selalu memberikan dirinya kekuatan, dan mencoba memberinya kebahagiaan.

Sebenarnya, keduanya sama-sama saling menguatkan, juga saling menjaga dengan sepenuh hati. Namun terkadang, Jika masa sedih itu datang, keduanya mencoba menahan, menutupinya dengan sebuah topeng kebahagiaan atau memilih menyendiri dengan dalih berjalan-jalan mencari udara segar.

Seperti halnya yang dilakukan pemuda itu. Setelah berpamitan pada sang ayah, dirinya langsung pergi ke salah satu tempat favoritnya, sebuah danau buatan yang berlokasi di salah satu tempatnya menenangkan diri, tempat yang banyak memberikan kenangan berharga untuknya.

Dulu, dia selalu datang ke tempat ini bersama dengan sang kakak. Tanpa kenal waktu, bermain hingga gurat sandyakala datang ke peraduan, menggantikan teriknya sinar mentari yang menyinari bumi.

Pernah satu kali keduanya dimarahi ayah dan bundanya, karena pulang saat adzan Maghrib berkumandang. Ia ingat sekali, saat itu usianya baru lima tahun, sedangkan sang kakak enam tahun lebih tua dari dirinya.

Flashback on

"Pssst! Dek!" panggilan dari sang kakak yang tengah duduk disampingnya itu mengalihkan si bocah kecil yang sedang anteng menonton televisi, ditemani setoples keripik kentang di pangkuan.

"Apa?" tanya bocah kecil berusia lima tahun itu menatap kakaknya dengan tatapan polosnya.

"Mau ikut Kakak nggak?" tanya kakaknya seraya mengambil segenggam keripik, lalu memakannya secara langsung. Membuat kedua pipinya mengembung.

"Ikut kemana?" Tangan kecilnya mengambil air minum yang sebelumnya sudah di siapkan sang bunda untuk dirinya dan sang kakak.

Setelah menelan kunyahan keripiknya, tubuh tak seberapa lelaki berusia sebelas tahun itu semakin mendekati sang adik yang masih menatapnya polos. Lalu ia berbisik pelan, "Kita main ke tempat favorit Kakak."

Mata bocah berusia lima tahun itu berbinar saat mendengar bisikan sang kakak.

"MAU."

Jawaban antusias itu membuat kakaknya langsung bertindak membekap mulut kecil sang adik.

Something To Hidden || 00L NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang