Keesokannya, Herlan, Randika, Jovan, Jibran dan Yahsa benar-benar menemui pak Jayden di ruang kepala sekolah, dan menanyakan perihal kejadian semalam.
Dan hasilnya membuat mereka kebingungan.
“Kalau bukan Pak Jayden yang corat-coret itu cermin, terus siapa?” tanya Herlan ditengah keheningan yang melanda kelimanya.
Keempat roomatenya menggelengkan kepala.
Sekarang kelimanya sedang berada di koridor kelas 11. Duduk bersebelahan , kecuali Jibran dan Jovan yang memilih berdiri seraya menyandarkan tubuh ke tembok.
“Sumpah, bukannya terjawab, gue malah makin penasaran,” celetuk Yahsa disetujui yang lainnya.
“Pak Jayden juga tadi bilang kan, dia kesana cuma mau cuci muka karena kamar mandi di ruangannya, kran airnya lagi macet. Beliau juga bilang kalau dia nggak ngelihat adanya coretan di cermin.”
“Sedangkan yang kita tahu, setelah Pak Jayden pergi, nggak ada siapapun lagi yang masuk kecuali kita. Itu artinya, mungkin aja ada sosok lain yang masuk ke kamar mandi,” jelas Randika menatap teman sekamarnya satu persatu.
Jovan menjentikkan jarinya. “Gue setuju sama penjelasan lo, bisa jadi memang ada sosok lain yang corat-coret itu cermin.”
“Berarti dia sosok penunggu di kamar mandi sana. Lalu, kejadian kemarin sore juga bisa jadi ulah si sosok ini?” tanya Yahsa.
“Ckk.” Jibran berdecak, “omongan kalian makin ngelantur,” ucapnya seraya mendengus.
“Tapi, Jib, bisa jadi itu memang bener adanya,” sahut Herlan.
“Nggak, gue nggak akan percaya sama semua asumsi kalian, sebelum gue lihat sendiri yang sebenarnya,” balas Jibran.
“Gimana caranya kita lihat, sedangkan kita sendiri nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
“Maka dari itu, jangan asal bersuara.”
“Gue kan cuma ngeluarin pendapat yang ada di pikirin gue Jib,” ucap Randika menatap Jibran sinis.
Jibran tak menghiraukan ucapan dan tatapan sinis dari sang roomate, ia lebih memilih berjalan memasuki kelasnya setelah sebelumnya melihat kearah jam tangannya.
“Udahan ngobrolnya, bentar lagi masuk,” ucapnya sebelum benar-benar masuk kelas.
“Bener kata si Jibran, mendingan kita masuk kelas masing-masing aja,” ucap Jovan seraya membenarkan posisi berdirinya, lalu berjalan meninggalkan ketiga temannya.
“Entah kenapa, setiap ngelihat gelagat si Jibran, gue selalu ngerasa aneh dan curiga sama dia,” ucap Yahsa seraya menatap pintu kelas yang dimasuki kedua temannya.
“Iya, gue setuju sama lo. Kayaknya ada sesuatu yang dia coba sembunyiin dari kita-kita,” sahut Randika.
“Apasih, kok kalian malah curiga ke temen sendiri sih,” timpal Herlan merasa tak terima saat Jibran dicurigai oleh keduanya. “Daripada curigaan gitu, lebih baik semuanya sampai sini, nggak usah dicari tahu lagi.” Setelahnya Herlan melenggang menuju kelasnya, menyisakan Randika dan Yahsa yang kini saling memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something To Hidden || 00L NCT
Mystery / Thriller[ON GOING] - [MYSTERY + HORROR] "Semuanya belum usai, semuanya harus terpecahkan!" • • Something to Hidden, berkisah tentang lima remaja laki-laki yang tinggal di sebuah asrama yang disediakan oleh tempat mereka menimba ilmu. Awalnya tidak ada keane...