STH || 18

270 43 2
                                    

Happy weekend semua! Maaf baru bisa up sekarang.

Semoga suka ya.

Semoga suka ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUAAAA!"

Jovan, Randika, Jibran dan Yahsa yang semula sedang fokus dengan buku bacaan di tangan mereka sontak saling berpandangan, saat mendengar pekikan Herlan yang sedang berada di dalam toilet kamar asrama mereka.

Keempatnya langsung bergegas memasuki area dapur kecil asrama, dan mendekati pintu kamar mandi yang tertutup rapat.

"Herlan! Lo kenapa?" tanya Jovan seraya tangannya memegang gagang pintu, mencoba membuka pintu yang ternyata terkunci dari dalam.

Tok!

Tok!

Tok!

"Lan! Buka pintunya!" pekik Randika setelah sebelumnya mengetuk pintu.

"Herlan!" panggil Jibran ikut membuka suara.

Ketiganya tak kunjung mendapatkan sebuah balasan dari si empunya nama. Dan itu membuat keempatnya dilanda rasa khawatir.

"Herlan!" Kali ini Yahsa yang memanggil disertai tangan yang kembali mengetuk pintu.

"Gimana ini?" tanya Randika kepada teman-temannya saat tidak kembali mendapatkan balasan dari dalam.

"Kita dobrak aja pintunya!" Selepas berucap demikian, Jovan mulai mendobrak pintu berbahan kayu jati didepannya. Tak lupa ketiga temannya yang turut serta membantu.

Percobaan pertama gagal.

Saat akan mencoba untuk yang kedua kalinya, pintu sudah lebih dulu terbuka dari dalam. Menampilkan Herlan dengan pakaian santai yang dikenakannya.
Yang terlihat segar dengan handuk yang menutupi area rambutnya yang basah sehabis di keramas.

"Kalian lagi ngapain disini?" tanya Herlan menatap keempat temannya heran. Tiba-tiba jari telunjuknya dirinya arahkan pada keempatnya. "Hayo, kalian mau jailin gue ya?" lanjutnya dengan pandangan penuh selidik.

Tak!

Randika yang kesal, menyentil kening Herlan. "Emang anjing lo!" umpatnya seraya berjalan meninggalkan Herlan dan ketiga temannya.

"Aws." Herlan meringis sambil mengusap bagian keningnya. "Dia kenapa sih?" tanyanya pada ketiga temannya yang sekarang menatapnya datar.

"Pikir sendiri!" jawab Yahsa dan Jovan serentak, lalu Herlan yang sekarang sedang menatap Jibran tak mengerti.

"Jib!" panggilnya dengan pandangan memelas. "Sebenernya kenapa sih?"

Mau tak mau Jibran menjelaskan apa yang terjadi, setelah sebelumnya sempat menghela napas, dia malas.

"Ya sorry, tadi gue lihat kecoa di kamar mandi. Refleks gue teriaklah," ucap Herlan setelah mendengarkan penjelasan dari teman terlamannya itu.

"Dan gue nggak denger suara kalian pas manggil, karena keran airnya gue nyalain."

Something To Hidden || 00L NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang