"Udah dulu ya, gue mau ke sekolah, udah mau masuk kelas." Itu Jovan yang berpamitan pada kedua temannya yang berada diluar sekolah SMA Kebangsaan.
Tadi, ketiganya sempat terlibat sebuah obrolan yang cukup panjang, bahkan terkesan tidak ada akhir. Secara sukarela, Jovan memilih menghentikan pembicaraan dengan alasan bel masuk sekolah akan segera berbunyi.
"Yoi, hati-hati!"
"Hm."
Selepas kepergian Jovan, kedua pemuda itu saling berpandangan selama beberapa detik, lalu sebuah senyum seringai keduanya tampakkan, merasa akan berhasil dengan rencana yang telah mereka susun.
"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui," ucap salah satunya penuh makna, yang hanya dibalas kekehan semata, namun terdengar seram di telinga.
"Kita tinggal nunggu tanggal mainnya," balas pemuda yang berdiri di sebelahnya.
"Tanggal main apa ya?"
Suara seseorang dari arah belakang mengagetkan keduanya yang secara langsung menoleh, dan selanjutnya mereka dibuat mematung dengan apa yang mereka lihat, satu sosok pocong dengan wajah yang sudah hancur beserta lumuran darah yang masih terlihat menetes ke tanah, sedang menatap mereka sembari menyeringai.
Detik setelahnya, keduanya langsung berlari tunggang-langgang menjauh, seraya berteriak, "HUAA, POCONG JELEK!"
"Enak aja aku dibilang jelek," ucap sosok pocong tersebut yang ternyata bisa berubah wujud, dan sosok itu berubah menjadi seperti semula.
"Dasar manusia-manusia aneh dan licik."
"Aku harus awasin mereka berdua," ucap sosok tersebut seraya menatap kepergian dua pemuda tadi dengan tatapan tajam.
•••
"Habis darimana dulu?" Sebuah pertanyaan Jibran utarakan saat Jovan sudah memasuki kelas dan terduduk di kursi sebelahnya.
"Ketemu temen," jawab Jovan seraya menyimpan tas yang dikenakannya diatas meja.
"Siapa?" tanya Jibran yang membuat Jovan mengerutkan keningnya, merasa heran dengan tingkah temannya itu yang tiba-tiba banyak tanya. Tidak biasanya.
"Tumben lo kepo sama urusan orang?" Jovan menatap Jibran heran.
"Nggak boleh?" Jibran balik bertanya dengan raut wajah datar andalannya.
"Boleh sih, tapi aneh aja," jawab Jovan seraya mengedikkan bahunya.
Jibran tak menanggapi, ia langsung kembali membaca buku paket yang dirinya bawa. Sambilan menunggu guru pelajaran Biologi datang.
•••
Disisi lainnya, tepatnya di kelas Yahsa. Sembari menunggu bel Ia sedang berbincang dengan teman sekelasnya, bernama Sekala. Yang tak lain merupakan ketua kelas 11 IPA 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something To Hidden || 00L NCT
Mystery / Thriller[ON GOING] - [MYSTERY + HORROR] "Semuanya belum usai, semuanya harus terpecahkan!" • • Something to Hidden, berkisah tentang lima remaja laki-laki yang tinggal di sebuah asrama yang disediakan oleh tempat mereka menimba ilmu. Awalnya tidak ada keane...