Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
°°°°°Jarum jam menunjukkan pukul setengah satu siang, murid-murid di sekolah sedang melakukan istirahat kedua yaitu istirahat yang memiliki waktu selama 1 jam penuh. Di kantin terdapat banyak sekali para siswa maupun siswi sedang menyantap makan siang atau pun hanya sekedar membeli makanan serta minuman dan memakannya di tempat lain.
"Jay, aku cari bangku aja, ya?"
Jay sedikit menoleh ke samping, dia menggeleng pelan. "Gak perlu, ada bangku yang udah di tempatin sama Marva, kita gabung aja sama mereka." jawab Jay.
"Ya udah kalau gitu, aku turun aja Jay... Malu di liatin orang," cicit Ravin. Ia benar-benar malu menjadi pusat perhatian murid-murid di kantin semenjak mereka menginjakkan kakinya kemari dengan dirinya yang ada di gendongan belakang pria itu.
Jay tampak berpikir beberapa saat sebelum mengiyakan keinginan Ravin, ia menurunkan lelaki manis itu, kakinya sedikit menekuk agar Ravin turun dengan mudah. "Diem di dekat aku, jangan kemana-mana." ucap Jay posesif, sang empu mengangguk tanpa membantah.
10 menit kemudian, Jay dan Ravin berjalan mencari bangku yang di duduki oleh Marva dan Hazel setelah mendapatkan makanan juga minuman yang mereka inginkan. Manik tajam milik Jay mengedar mencari keberadaan temannya itu.
Menemukan apa yang di carinya, Jay bergegas menarik lengan sang kekasih yang berada digenggamannya menuju bangku yang di maksud. Di sana terlihat Marva dan Hazel yang sedang menikmati semangkuk bakso, kuah milik Hazel terlihat begitu merah.
Peluh keringat membasahi dahi remaja itu, Ravin dan Jay duduk di bangku yang masih kosong. Pria manis si penggemar moomin itu tanpa sadar menelan ludahnya melihat kuah milik Hazel, merah-merah seperti itu entah kenapa membuat Ravin menginginkannya.
"Jay, kayaknya aku mau bakso kayak Hazel juga, deh." sahut Ravin, tiba-tiba saja dia berdiri, padahal belum ada 1 menit Ravin duduk di sana.
Jay menoleh kemudian menarik tangan Ravin yang sempat terlepas dari genggamannya, "jangan Vin... Itu pasti pedes banget. Kamu lupa waktu itu kamu ngeluh sakit perut karena makan pedas?" ungkit Jay membuat Ravin menoleh kearahnya.
Kejadian itu? Ravin ingat, kejadian itu terjadi seminggu yang lalu pada sore hari. Posisinya saat itu dia memang belum makan dari pagi, mereka bertengkar perihal kebohongan Jay yang katanya akan menghadiri pesta ulang tahun temannya yang berbeda sekolah.
Nyatanya, lelaki itu pergi ke sebuah hotel dengan seorang wanita, dan parahnya lagi jika Ravin lihat dari penampilan wanita yang bersama Jay seperti seorang wanita penghibur dan berusia lebih tua di atas Jay.
Jay merecoki nya dengan cabai bubuk yang memiliki tingkat kepedasan sangat tinggi, karena posisinya waktu itu mereka bertengkar di dapur, cabai bubuk yang baru Ravin gunakan sedikit itu tersisa setengah lagi di dalam bungkusnya.
"Itu, kan, pedesnya kebanyakan, Jay. Sekarang pedes nya dikit aja," kekeh Ravin, ia mengangkat dua jarinya membentuk huruf V. "Aku janji."
Sang empu diam tidak menjawab, wajahnya mendatar. "Jay--- plisss~~"
"Geli bangsat!" batin Ravin mengomentari apa yang dia lakukan sekarang. "Tapi gue ngiler banget liat si Hazel makan bakso! Urusan si Jay belakangan walaupun gue yakin pasti kena KDP..."
Kekerasan Dalam Pacaran.
Selain itu, ia juga memanfaatkan situasi. Jarang-jarang dia memakan bakso karena larangan dari Jay yang mengatakan kalau itu makanan tak sehat dan terlalu mengandung banyak sekali micin. Kadang Ravin heran dengan sikap kekasihnya, mengatur hidupnya, menjaga makanannya, kadang baik kadang tidak, suka bermain di belakang Ravin dan lainnya, akan tetapi tidak mau melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhealthy Relationship
Teen FictionApa sih yang di harapkan pada hubungan yang tidak sehat? Cerita ini mengisahkan tentang dua orang remaja yang telah menjalin hubungan tidak sehat selama 1 tahun. Segala cara Ravin mencoba mengakhiri hubungan mereka atau kabur dari kehidupan Jay...