Unhealthy Relationship || First

14.8K 840 33
                                        

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
°°°°°

Beberapa hari kemudian setelah malam itu, di salah satu unit apartemen, terlihat seorang remaja lelaki duduk di kursi belajarnya dengan sebuah ponsel yang ada dalam genggaman. Telapak tangannya yang mungil meremet benda pipih itu lumayan kencang, buliran kristal bening yang berasal dari pelupuk mata perlahan turun membanjiri pipi usai membaca pesan singkat dari nomor asing.

Pesan itu mengungkapkan tentang bagaimana berengseknya Galenio Jay Pradipta di kamar hotel bersama seorang wanita berpakaian seksi. Pasokan oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya seolah berkurang setiap detik, menimbulkan rasa sesak di dadanya. Sejatinya, ini bukan yang ke sekalinya Jay bersikap demikian. Dia lempar ponselnya menggunakan sisa tenaga pada meja belajar, ia mendongakkan kepala mencoba menahan air mata yang tengah berlomba-lomba turun, kemudian, Ravin mengusap pipinya yang basah.

Isakan kecil terdengar lirih dan menyakitkan, Ravin lelah harus berada dalam lingkaran toksin. Satu tahun bukan waktu yang singkat untuk dirinya yang selalu mendapat kabar akan sikap berengsek dan bajingannya Jay. Ravin tidak mengetahui siapa orang di balik pesan yang selalu dia dapatkan.

"Sakit banget .. gue capek, gue pengen keluar dari zona nyaman ini. Tapi, Jay .. dia gak akan pernah biarin itu terjadi." Mulutnya bergerak mengucapkan kata demi kata dengan suara bergetar juga serak. "Kabur ke tempat yang jauh juga rasanya percuma. Selalu ada cara buat Jay nemuin keberadaan gue dalam waktu singkat," lanjutnya dengan lirih.

Ravin menegakkan tubuhnya kembali, kepalanya terasa pusing lantaran bergelut mencari cara bagaimana dia pergi dari hidup iblis yang berkedok manusia. Hidupnya semakin berantakan setelah dia memutuskan untuk berpacaran dengan Jay, ia kira lelaki itu memiliki sifat seperti yang sering kali dia lihat di sekolah, makanya, kala itu dia mau-mau saja ketika Jay mengungkapkan rasa sukanya dan mengajak pacaran.

Adanya gemintang juga bulan di angkasa membuatnya terlihat begitu dikara. Di sebuah taman, terlihat dua orang remaja laki-laki yang memiliki postur tubuh serta tinggi berbeda berdiri di bawah pelita. Kedua mata Ravin terus memperhatikan setiap inci ciptaan Tuhan, jantungnya terus berdetak tak karuan. Sedangkan empunya, balas tatapan itu penuh kelembutan.

"Lo .., mau ngomong apa sampe harus ketemuan malem-malem gini? Kan, besok bisa, kalau gak langsung ngomong aja di chat," kata Ravin, berinisiatif berbicara lebih dulu meski nada suaranya terdengar sedikit gugup.

Kendati demikian, mereka berdua berada di tingkatan serta kelas yang sama. Akan tetapi, setiap kali berbicara tatap muka gini rasa gugup sering menguasai dirinya. Di sekolah, Jay terkenal karena sikapnya yang lembut, cara bicaranya yang lembut dan jarang— bahkan, hampir tidak pernah terlihat marah. Oleh karena itu, banyak sekali murid yang menyukainya— dengan berterus-terang mereka ingin memiliki hubungan dengannya agar bisa merasakan bagaimana lembutnya sikap Jay pada pasangannya.

Mereka berpikir jika menjalin hubungan asmara dengan Jay akan menjadi pasangan paling beruntung— salah satunya ada Ravin yang mempunyai pikiran serupa dengan mereka. Namun nyatanya, itu semua hanya cover karena menjalin hubungan bersama Jay, Ravin selalu merasakan keindahan racun mematikan.

Sudut bibir Jay tertarik ke atas mengukir senyum simpul, "No, nothing. Gue cuman pengen kasih tahu secara langsung dan cepet sebelum akhirnya gue nyesel," sahut Jay. Mendengar itu, seketika, dahi Ravin mengernyit, apa maksdunya? Dia mulai penasaran apa yang akan Jay katakan padanya.

Walaupun begitu, Ravin memilih untuk tetap diam menahan diri untuk tidak bertanya, ia menunggu kelanjutan dari ucapan Jay. Di detik berikutnya, tiba-tiba saja Jay berjongkok di depannya, kepalanya mendongak menatap wajah manis itu dari bawah. "Ravin, I like you. So, my boyfriend."

Unhealthy Relationship ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang