Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
°°°°°
"Zel, ngerjain tugas apa?"
Ravin bertanya pada Hazel, ia baru saja sampai di kelas seorang diri, ia tidak berangkat sekolah bersama Jay seperti biasa. Pria itu tak memberi kabar apa pun setelah kepergiannya semalam. Ravin duduk di bangkunya dengan tas yang masih dia gendong. "PR matematika, Vin--- lo udah?" Hazel menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas bergaris.
Mendengar itu, dahi Ravin mengerut. "Matematika--- emang nya ada PR? Seingat gue gak ada deh," imbuh Ravin.
Pemuda yang duduk di bangku depan Ravin sontak berhenti menulis, ia menengok ke belakang. "Ada, coba lo cek lagi, di kumpulin hari ini jam pertama." ujar Hazel, ia kembali melanjutkan aktivitas menulisnya.
Segera, Ravin melepas tasnya, ia mengecek isi tas untuk mengambil buku pelajaran yang di maksud. Kedua alis Ravin saling berpaut satu sama lain, ia mencoba mencari dengan benar. "Ketinggalan?" gumam Ravin dalam hati.
Ravin tidak melanjutkannya lagi, ia mendongak menatap punggung Hazel. "Zel, soal sama jawabannya banyak gak? Buku matematika gue kayanya ketinggalan." ucap Ravin.
"Kok, bisa ketinggalan, sih, Vin? Soalnya dikit tapi jawabannya lumayan, kalau lo tetep mau ngerjain di buku lain gak bakal ke tulis semua."
"Gak tahu gue juga, perasaan semalam udah gue masukin, deh." Akhirnya, Ravin mengambil buku pelajaran lain serta bolpoin, ia mengambil ponselnya untuk mengambil foto tulisan Hazel tetapi ia urungkan saat mendapati notifikasi pesan dari Jay.
[Abaikan Jam]
Sang empu terdiam sejenak sebelum menghela napas, ia menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ponselnya dia simpan dengan posisi terbalik agar layar depannya tak bisa di lihat, haruskah dia merelakan dirinya agar terkena hukuman guru matematika yang galak itu?
Tiba-tiba saja Ravin terdiam, ia teringat tentang Olimpiade yang akan di laksanakan 18 hari lagi. Olimpiade terakhir yang harus Ravin ikuti untuk mengharumkan nama sekolah sebab ia sudah kelas 12 dan akan segera berhadapan dengan ujian sekolah. "Pak Jeje belum kasih gue materi buat Olimpiade nanti, belum ada kabar juga dari beliau.... Apa nanti istirahat gue ke ruang guru aja ya buat tanyain?" batin Ravin berbicara.
"Kayaknya iya gue harus tanyain, 18 hari lagi bukan waktu yang lama buat persiapin semuanya."
Beberapa menit kemudian, terdengar suara bel yang begitu nyaring seantero sekolah. Murid-murid yang berada di luar, segera masuk ke dalam kelas masing-masing. Hazel merenggangkan tubuhnya, akhirnya selesai juga PR yang belum sempat dia selesaikan semuanya di rumah.
Hazel menoleh ke belakang, seketika dahinya mengernyit saat mendapati Ravin yang melamun. Matanya melirik ke bawah melihat lembaran kertas bergaris yang masih kosong, "Vin? Lo gak ngerjain? Gue udah kirim tugasnya ke lo tadi." Suara Hazel menyapa indra pendengaran Ravin, lelaki manis itu sedikit tersentak, dia menegakkan tubuhnya kemudian menggaruk pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhealthy Relationship
Teen FictionApa sih yang di harapkan pada hubungan yang tidak sehat? Cerita ini mengisahkan tentang dua orang remaja yang telah menjalin hubungan tidak sehat selama 1 tahun. Segala cara Ravin mencoba mengakhiri hubungan mereka atau kabur dari kehidupan Jay...