Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
°°°°°Hari semakin larut, jarum jam menunjukkan pukul setengah satu malam. Seorang remaja 18 tahun dengan tubuh tinggi serta wajah blasteran itu berdiri seorang diri di balkon kamarnya, kedua matang terpejam menikmati semilir angin yang berembus kencang.
Sebuah asap yang berasal dari benda nikotin itu terasa harum di indra penciuman Jay. Ia membuka kedua matanya, menyesap benda itu lagi selama beberapa saat lalu menghembuskannya. Semenjak pulang nongkrong, pikirannya tak tenang, ia terus merasa gelisah akan terjadi sesuatu di masa depan.
Entah kapan waktunya, ia tidak bisa menebak. Yang pasti, Jay merasa kejadian ini akan terjadi di tahun ini dalam waktu dekat. Sesuatu membelenggu di hatinya, akibat perasaan ini--- membuat Jay di landa kebingungan akan bagaimana ke depannya.
"Aleeya, Aleeya, Aleeya, gue akan selalu ingat nama lo," batin Jay berbicara penuh tekad.
Tiba-tiba saja sudut bibir Jay sedikit tertarik, dia mengembuskan napasnya, sebuah asap putih keluar dari kedua lubang hidungnya. "Aleeya, Ravin, kalian berdua itu--- mirip. Sangat mirip malah, persis seperti anak kembar, gak ada salahnya bukan kalau gue lampiaskan dendam sepupu gue ke Ravin? Karena gue gak bisa ngelakuin ini langsung ke lo!" gumam Jay.
Balesin dendam sepupu? Apa maksudnya? Dan kenapa Jay tidak bisa membalaskan dendam itu pada yang bersangkutan? Malah membalaskan nya pada orang lain yang tidak tahu apa pun?
Flashback on.
1 tahun yang lalu sebelum Jay memutuskan untuk berpacaran dengan teman sekelasnya yang tak lain ialah Ravin, ia hanyalah seorang anak penurut yang baik hati dan sangat bucin pada sepupunya.
Karena ia merasa, dengan kehadiran sepupunya di sekitarnya membuat Jay merasa memiliki seorang teman saat di rumah, meskipun di luar sana ia juga memiliki teman namun yang satu ini rasanya berbeda.
Sepupunya itu bernama Johan, usianya hanya selisih 1 tahun dengannya. Johan adalah anak angkat dari Paman dan Bibinya sebab selama pernikahan mereka tidak di karunia seorang anak bahkan sampai di vonis kemandulan.
Akibatnya, Bibinya down--- lalu meminta Pamannya untuk mencari wanita lain dan menceraikannya karena dia tahu, sampai kapan pun dia tidak akan bisa memberikan seorang anak. Namun, Pamannya itu menolak, sampai kapan pun dia tidak akan menyetujui keinginan Bibinya.
Dia mencari cara agar mereka bisa mempunyai anak, sampai akhirnya ia memberi saran untuk mengadopsi salah satu anak panti asuhan yang masih kecil. Bibinya menyetujuinya, dan anak itu adalah Johan.
Bisa di bilang kedekatan Jay dan Johan melebihi sebatas saudara sepupu walaupun Johan tidak memiliki sedikitpun darah sama yang mengalir di tubuhnya. Karena perbedaan tersebut, awalnya Jay merasa biasa saja dengan kebersamaan mereka sedari kecil namun, semakin bertambahnya usia sesuatu yang berbeda muncul.
Setiap kali ia berdekatan dengan Johan, jantungnya selalu berdebar kencang juga merasa sakit ketika Johan memberitahu dirinya kalau dia menyukai perempuan ketika mereka sekolah menengah atas.
"Namanya--- Aleeya. Dia cantik persis seperti namanya, baik juga, Abang ketemu dia waktu perjalanan pulang. Dia sendirian di halte nunggu jemputan, terus Abang temani sampai sopir yang nge jemput nya datang." Johan mulai bercerita tentang pertemuannya dengan seseorang beberapa jam yang lalu.
Raut wajahnya terlihat bahagia, binar di kedua matanya nampak jelas serta rona merah yang mulai terlihat di wajahnya. "Kita ngobrol ringan bahkan sampai tukeran nomor. Di pertemuan pertama, Abang ngerasa sesuatu aneh pada diri Abang sendiri. Abang terus kepikiran dia, kayaknya--- Abang suka deh sama dia.... Niatnya setelah ini, Abang mau deketin Aleeya." lanjut Johan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhealthy Relationship
Fiksi RemajaApa sih yang di harapkan pada hubungan yang tidak sehat? Cerita ini mengisahkan tentang dua orang remaja yang telah menjalin hubungan tidak sehat selama 1 tahun. Segala cara Ravin mencoba mengakhiri hubungan mereka atau kabur dari kehidupan Jay...