Unhealthy Relationship || Fifth

8.4K 452 11
                                        

Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading!
°°°°°







Langit biru yang cerah berganti menjadi jingga kemerahan yang indah. Senja pun tiba, sang cakrawala tampak sangat molek dengan burung yang mengepakkan sayap terbang dengan bebas. Suara kicauannya mengalun merdu bak sebuah melodi.

Jarum jam menunjukkan pukul setengah enam sore. Di salah satu rumah sakit, terlihat seorang remaja lelaki berusia delapan tahun hanya diam memasang telinga dengan baik— mendengar setiap tutur kata yang terlontar dari seorang Dokter.

Dokter yang Jay panggil untuk menangani segera keadaan kekasihnya. "Untuk sementara waktu, jangan biarkan pasien melakukan aktivitas berat. Tulang belakang seperti punggung— terutama bagian bahu, ada sedikit retakan dan cidera ringan dikepala. Untuk lukanya tidak terlalu parah, tetapi, harus tetap waspada dan siaga akan kemungkinan-kemungkinan sesuatu tak diinginkan ..."

"Seperti, luka dalam," jelas Dokter laki-laki tersebut.

Lelaki jangkung itu mengangguk paham menanggapi semua penjelasan dari Dokter. Tanpa mengatakan sepatah kata Jay masuk ke dalam ruang inap. Tadinya, Jay tidak akan membawa Ravin je rumah sakit karena anak itu bisa menjalani perawatan di apartemen— yang mana di salah satu ruangannya terdapat kamar yang telah disulap seperti ruang rawar inap rumah sakit.

Ruangan itu sengaja dibuat, jika suatu saat Ravin atau Jay membutuhkannya dalam keadaan urgen. Jadi, mereka tak perlu jauh-jauh harus pergi ke rumah sakit dan ada Dokter pribadi yang siap kapan saja menangani.

Dokter pribadi itu bekerja di rumah sakit milik orang tua Jay dan orang itu adalah orang yang menangani kondisi Ravin beberapa saat lalu. Dokter laki-laki itu hanya mampu menggelengkan kepalanya, ia tak memedulikan soal sikap Jay yang kurang sopan, ia sudah biasa dan kebal.

Kedua netra tajam Jay memandang  lurus pada brankar rumah sakit yang terdapat Ravin, kedua mata bulat yang indah itu tertutup rapat. Sebuah kain kasa melingkari kepalanya dari belakang serta jarum infus yang menancap pada punggung tangan kirinya.

Lelaki jangkung itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, ia berjalan mendekati brankar. Jay tersenyum tipis melihat kondisi kekasihnya yang jauh dari kata baik, tangannya terangkat mengelus pucuk kepalanya, setiap helai rambut yang saling bersentuhan dengan telapak tangannya terasa begitu lembut.

Ravin sangat menjaga kebersihan dan kehalusan rambutnya, bukan hanya itu, kekasihnya ini selalu menjaga kebersihan dari atas sampai bawah dengan melakukan beberapa perawatan rutin.

Ia memajukan tubuhnya dan sedikit membungkuk, "Istirahat yang lama, sayang. Jangan cepet-cepet bangun. Untuk sementara waktu, gue pengen istirahat berantem sama lo," bisik Jay tepat ditelinga Ravin.

Kemudian, dia menempelkan bibirnya pada kening pemuda manis itulah. Cukup lama. Setelah di rasa puas, dia menjauh. "Ada yang harus gue selesaiin, gue pergi dulu. Klau suatu saat lo dapet kabar buruk dari orang-orang tentang mereka— jangan salahin gue. Itu salah lo."

"Tidur yang nyenyak."

Seusai mengatakan itu, Jay menegakkan tubuhnya kembali. Ia mengambil ponselnya yang dia simpan di saku jaket, sebuah notifikasi pesan yang dikirim seseorang muncul di layar lockscreen.

°°°°°

Di sebuah bangunan tua yang terbelangkai, terdapat 2 orang laki-laki yang memiliki perbedaan usia sekitar 2 tahunan, Jay bersedekap dada sembari melihat dua orang mangsa yang masih belum sadarkan diri.

Unhealthy Relationship ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang