Eric tengah menuangkan secangkir teh hangat yang ia buat untuk menghangatkan badannya dengan cuaca yang dingin ini. hari ini cuaca cukup ekstrim. siapa saja yang tidak segera menghangatkan dirinya sendiri bisa saja akan mengalami penyakit flu.
dengan secangkir teh tadi ia bawa menuju ruang tamu dimana dia sering saja menenangkan dirinya sendiri didepan televisi dan duduk diatas sofa panjang.
Eric memang dari dulu suka sekali bila disuruh duduk disini. kenangan dia dengan sunwoo disaat dimana saksi bisu dia dan sunwoo melakukan hal apapun disini. sampai lahirlah sebuah momongan untuk mereka.
dirumah memang sepi karena tadi sunwoo ijin untuk pergi keluar sebentar katanya ada hal sesuatu yang harus ia urus dikantor. sedangkan Luke, katanya dia mau jenguk temannya yang sakit. entahlah, Luke tidak menyebutkan namanya. jadi, Eric cuma nitip sekeranjang buah buahan untuk temannya Luke yang tengah sakit.
walaupun begitu, Eric sempat berfikir. sebenernya siapa teman yang dimaksut Luke itu laki laki atau perempuan? pasalnya dia itu tidak pernah yang namanya punya temen. ada sih satu itupun perempuan dan dia yakin bahwa itu bukan salah satu seseorang yang disukai Luke. pasalnya anak itu sudah menganggap temannya seperti kakaknya sendiri jadi bukan dong kalau begitu. lalu kalau yang ini Luke sebut teman mengapa dia sangat peduli?
pasalnya setiap dia memiliki teman dia tidak terlalu mengusik nya karena dia selalu berfikir bahwa mereka memiliki keluarga yang mampu mengurusnya. mungkin Luke hanya kesana sehari sekali sampai hari berganti dia akan datang itu hanya untuk menjenguk lalu pulang. namun, ini tidak. ini sangat berbeda, dan Eric merasa kejanggalannya dengan anaknya yang berbeda dengan teman yang satu ini.
Eric tau bagaimana Luke membedakan teman dan orang spesial. apakah Luke sudah memiliki cintanya??. syukurlah kalau begitu, tapi dia juga harus memantau anak itu walaupun dia sudah percaya dengan Luke untuk menjaga dirinya sendiri. tapi Eric ga seharusnya melepas Luke begitu saja bukan?? prinsip orang tua juga tidak pernah salah kan?.
kalau begitu apakah Eric sebagai orang tua boleh melihat sebagian cerita dari kehidupan anaknya?? bukankah keinginan anak jaman sekarang itu ingin dimengerti dan dipahami oleh orang tuanya kan?? Eric sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang tua yang mengerti akan perihal sang anak yang berusaha berdiri sendiri walau tanpa disentuh.
Eric sambil menyeruput teh dengan pikiran yang berkecamuk memikirkan perihal Luke.
"apa benar anak itu sudah memiliki seseorang yang dia cinta?? mengapa anak itu tidak cerita hmm? mungkin sebentar lagi" okeyy jujur saja Eric benar benar dibuat penasaran dengan kehidupan anak itu. walaupun Luke anaknya sedikit banyak tingkah tapi dia itu juga jarang terbuka dengan Eric jadi Eric kadang geram sendiri. tapi it's okay mungkin itu keinginan Luke sendiri dan bagaimana anak itu bisa mengekspresikan bagaimana hidup kedepannya.
Eric hanya ikut alurnya......
"pah"
Eric terperanjat kaget. mengelus dadanya sambil menoleh kesamping. melihat wajah datar dari Luke membuat Eric hampir saja melempar cangkirnya bila dia tau bahwa itu anak semata wayangnya.
"haisshhh anak ini" gumamnya berusaha menahan sabar dengan senyum simpulnya. lalu menggeserkan pantatnya untuk memberi ruang kepada Eric agar bisa ikut duduk disampingnya.
Luke tanpa sepatah kata pun langsung duduk tanpa perintah. dia duduk disamping Eric sambil menatap dengan intens kearah papahnya. papahnya memang cukup cantik sampai Luke cukup terbelai dengan kecantikan papahnya. andai Eric bukan suami daddy-nya pasti sudah dijadikan dia teman hidupnya.
kalo boleh Luke embat papahnya dan daddy-nya bisa dipastikan nyawanya akan digantung diatas bukit. bisa dipastikan dia ini masih sayang nyawa jadi walaupun dia ini anak kandungnya, anak darah mereka sendiri namun kecemburuan sang Daddy memang tidak pernah bisa ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN • BXB
Teen FictionPreman sekolah tertarik dengan ketua osis Disini diceritakan kalo pemeran dominannya lebih manja dari pada bottom nya