34

283 27 5
                                    

-22 April di tahun 1998-

Dia tidak datang. Mungkin Taehyung lupa memberitahunya. Atau mungkin ada sesuatu yang terjadi dan dia tidak bisa datang.

Aku tidak melakukan apa pun yang membuatnya kesal, kan? Apa mungkin aku membuatnya kesal?

Karena setidaknya jika dia ada sesuatu dia bisa menelepon dan memberi tahuku bahwa dia tidak akan datang, aku bahkan menunggunya sepanjang sore dan malam kemarin.

"Kenapa kamu suka sekali mengotori celanamu?"

Aku menoleh dan melihat Lali berjalan ke arahku.

Setiap kali aku melihatnya, aku teringat Lisa. Aku merindukannya. Kalau saja dia ada di sini kurasa aku tidak akan mengalami masa-masa sulit seperti ini.
Dia selalu tahu apa yang harus dikatakan untuk membuatku merasa lebih baik.

"Aku hanya khawatir. Apa kamu melihat Jennie kemarin?"

Dia menatapku seolah aku orang paling bodoh di dunia, membuatku sedikit gelisah.

"Tentu saja aku melihatnya. Aku pergi ke sekolah yang sama dengannya, dasar bodoh."

Kadang-kadang aku lupa bahwa ini adalah Bibi manoban, karena dia tidak akan pernah berbicara kepadaku seperti ini. Aku adalah orang yang paling dia sukai di seluruh dunia.

Aku mengerang sambil memutar mataku ke arah gadis itu."Yah, maksudku apa dia terlihat kesal atau marah, Kemarin?"

Lali mendesah sambil melihat sekeliling seperti sedang mencari seseorang.

"Dengar, dia bilang dia tidak akan datang padamu kemarin. Kurasa dia pergi ke rumah Jisoo atau semacamnya."

Rumah Jisoo? Apa itu lelucun?
Sungguh menyebalkan bagaimana aku mengira dia sakit atau sesuatu hal yang buruk terjadi padanya, tetapi ternyata dia hanya sedang bersama mantannya?

Aku berbalik hendak meninggalkan sekolah mereka ketika Lali menghentikanku.

"Mau ke mana?"

"Pulang."

"Bagaimana dengan Jennie? Kamu selalu mengantarnya pulang."

Aku mengerutkan kening dan menggelengkan kepala.

"Mungkin dia bisa bertanya pada Jisoo" Ucapku ketus, aku tahu. Tapi aku kesal, dia bisa pergi ke mana saja yang dia mau, tetapi membiarkan aku menunggunya, tanpa memberi tahuku sama sekali, hanya untuk pergi bersama Jisoo? itu terlalu berat bagiku.

Aku berbalik lagi untuk pergi, tetapi ada orang lain yang memanggil namaku.

Itu Jennie.

"Rosé!"

Aku berbalik menguatkan diri untuk menghadapinya dan boom. gadis yang lebih pendek itu memelukku erat. Aku melihat ke belakangnya dan disana ada Jisoo dan Miyeon.

Dengan lembut aku menjauhkannya dariku.

"Boleh aku bicara sebentar?"

Dia menganggukkan kepalanya, tetapi dia tampak bingung.

Aku menoleh ke arah Jisoo yang tersenyum padaku, tapi aku tidak sanggup membalas senyumannya.

Aku meraih tangan Jennie dan menariknya ke arah pintu keluar sekolah.

"Ada apa?" Katanya lembut.

Aku menurunkan tangannya, meletakkannya kembali ke sampingku sambil berjalan di sampingnya.

"Kenapa kamu tidak datang kemarin?"

Gadis yang lebih pendek itu akhirnya sadar saat dia berhenti berjalan.

Back To 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang