"you know?"
Levi menggelengkan kepalanya dengan wajah polosnya menatap kearah Luke untuk kembali melanjutkan ucapannya.
luke masih terdiam ketika dia menatap wajah Levi yang nampak lusuh sekali, seperti ada sesuatu yang menakuti nya membuat anak itu nampak seperti orang tengah ketakutan. namun, anak itu berusaha untuk menyembunyikan semuanya didepan Luke yang dimana merasakan apa yang dirasakan Levi.
"Lo kenapa?"
Levi menaikkan sebelah alisnya lalu menggelengkan kepalanya "gw ga kenapa Napa. emang gw kenapa?" tanyanya.
"enggak sih, Lo kayak ketakutan" ujar Luke.
degggg
suara jantung Levi sangat berpicu sangat cepat ketika Luke mengucapkan hal yang membuatnya kembali merasa ketakutan.
Levi berakhir menundukkan kepalanya sambil bermain selimut rumah sakit. sikap Levi barusan membuat Luke menatapnya dengan tatapan penasaran. ada apa dengan anak ini? mengapa setelah dia mengucapkan itu Levi langsung menundukkan kepalanya?.
"Lo kalo ngerasa ketakutan bilang sama gw" ujarnya.
Levi mendongakkan kepalanya "it's okay, gw gapapa" ujarnya kembali berusaha agar membuat Luke tidak penasaran tentang apa yang tengah terjadi dengan dirinya saat ini.
luke menggeleng kecil "gw tau Lo lagi ngerasa ketakutan" ucapnya. luke seakan tau kalo Levi lagi berusaha untuk menenangkannya dari rasa kepenasarannya terhadap Levi saat ini.
"sebelum gw datang, apa ada yang datang kemari?" tanyanya.
Levi terdiam
...
ceklek
Levi menoleh kearah sumber suara kearah pintu yang terbuka. dia terdiam seribu bahasa ketika mengetahui siapa yang datang .
dia mengira luke yang datang, karena hanya anak itu saja yang berniat mondar mandir kerumah sakit. tidak ada lagi orang yang berniat untuk menjenguknya.
"k-kenapa bisa ada Tante kesini? siapa yang beri tau Tante?" tanyanya.
wanita dengan dress coklat susu yang sangat elegan untuk wanita cantik yang memakainya, rambut tergerai bergelombang membuat wanita itu menampakkan kecantikannya dengan make up tipis.
dia menatap keponakannya dengan wajah datar tak minat untuk menatap anak itu. dia menyilangkan kedua tangannya.
"pulang" ucapan singkat membuat Levi mengerutkan keningnya.
"kenapa?? Levi mau nunggu temen Levi dulu" ujarnya, sedikit lantang karena tau bagaimana sifat sang adik dari mamahnya ini, kejam.
"gausah bantah, kamu itu ga punya temen dan gaakan pernah punya temen. cepat pulang saya tidak peduli kamu mau nunggu siapapun itu" paksanya dengan sedikit suruhan.
"gak, Levi gamau pulang sama Tante" sentaknya. merasa sedikit takut dengan wajah datar sang Tante yang dimana menatapnya dengan tatapan menusuk. sama seperti mamahnya yang tengah memarahinya, sangat menusuk. itu membuat Levi kembali teringat akan traumanya.
"jangan jadi anak pembangkang" ujarnya.
"hiks hiks gak, Levi gamau ikut Tante" sudah turun air matanya menandakan Levi benar benar merasa ketakutan. didalam hatinya dia terus menyebut nama Luke agar cepat sampai kerumah sakit untuk menolongnya.
"cengeng, kakak saya tidak pernah mengajari mu sebagai laki laki cengeng" ucapnya.
Levi menyeka air matanya agar tidak kembali mengalir. namun, dadanya sangat sesak untuk sekedar menarik oksigen saja. dia benar benar hanya menyebut nama Luke didalam hatinya untuk cepat sampai.
"cepat bereskan semua barang barangmu dan ikut saya pulang"
"gak" bantahnya.
"dasar anak pembangkang gatau diri, sudah dirawat tapi tidak ada apa apanya" ujarnya dengan kata kata pedas.
"Levi ga peduli, yang penting Levi ga ikut Tante" ujarnya dengan mata sudah berubah memerah karena marah.
sedangkan wanita itu pun tengah menahan emosinya. dia mendekatkan wajahnya kearah levi. mencengkram dagu anak itu sedikit kasar sambil menariknya.
"apa kamu tidak takut dengan kakakku, huh?? begitukah caramu berterimakasih?" tanyanya.
Levi bergetar ketakutan"a-aku sudah—"
"sudah apa,huh? kamu juga akan menikah dengan saya, ingatkan perjanjiannya?"
Levi menggelengkan kepalanya "gak, Levi gak mau nikah dengan Tante" satu tetesan air mata turun dari mata Levi. kenapa mamahnya sangat memaksa dia untuk menikahi adiknya seperti ini? dia juga pengen nikah dengan orang yang ia sukai dan yang ia pilih sendiri. umurnya dengan umur wanita ini cukup jauh, jadi dia ga Sudi buat nikahin seseorang yang jelas jelas lebih tua darinya.
wanita itu mendorong Levi sampai kepala Levi terbentur dinding rumah sakit cukup keras.
"dasar anak kurang ajar" setelah mengucapkan itu dia pergi dengan perasaan marahnya.
.....
"apa yang Lo pikirin?"
ucapan Luke membuat Levi tersadar dari lamunannya, dia menatap kearah Luke.
dia menatap Luke dengan sedikit rasa takut, takut untuk menceritakan apa yang telah terjadi dengannya baru saja.
"apa yang Lo fikirin sih? kalo Lo takut bilang aja" ujar luke sedikit emosi.
emosi juga dia kalo ngehadepin Levi yang ditanya cuma diem nundukin kepala doang.
"gapapa"
luke menghela nafas panjang "gw tau Lo lagi ketakutan" ujar Luke terlihat memaksa, dia masih stay duduk disamping ranjang Levi sambil menahan tangannya agar tidak mencabik cabik wajah Levi.
"gaada"
"gw tampol juga mulut Lo, bilang gapapa gapapa gaada gaada tapi wajah Lo ngebilang sebaliknya" omelnya.
Levi menatap kearah Luke, baru kali ini dia ngelihat Luke ngomel hanya karena dirinya tidak mau terbuka dengan anak itu. dia merasa anak itu menggemaskan kalo lagi ngomel ngomel begini.
"gapapa nanti Lo bakal tau sendiri" ujar Levi.
luke menggertakkan giginya "tau dah pusing gw ngomong sama jelmaan kek lu"
Levi terkekeh karena geli namun malah dapat tatapan mematikan dari Luke.
....TBC....
.
.
.
VOTE
thanks for reading kawan
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN • BXB
Teen FictionPreman sekolah tertarik dengan ketua osis Disini diceritakan kalo pemeran dominannya lebih manja dari pada bottom nya