Bab 47 : Claude Lorenzo

2.6K 178 15
                                    

"Apa yang kau lakukan?"

Claude mengerjap. Dia baru saja keluar dari kamar mandi setelah sebelumnya menenangkan diri. Ayahnya benar-benar menceramahinya hampir setengah jam saat pesta berlangsung dan ia bahkan tak memiliki waktu untuk membantah satu katapun ucapannya.

"Apa yang ku lakukan?" ulang Claude sembari menaikkan sebelah alisnya bingung.

Tak ada angin tak ada hujan, namun tiba-tiba saja gadis dengan gaun biru tua ini datang dan langsung menodongnya dengan pertanyaan tidak berdasar. Apa katanya? Apa yang telah ia lakukan? Memangnya apa?

"Kau membuat keributan"

Claude memutar bola mata malas. Tentu saja dia membuat keributan. Memangnya apalagi? Diam saja melihat mereka masih bisa tersenyum dan tertawa seolah tak memiliki satu pun kesalahan? Omong kosong. Itu adalah hal konyol.

"Kau benar-benar orang terkonyol yang pernah ku temui. Bukan kah kau sudah sepakat dengan apa yang akan kita lakukan nanti? Kenapa kau malah mengacaukan segalanya?!"

Gadis itu tampak marah. Wajahnya memerah menahan umpatan kasar yang rasa-rasanya bisa ia keluarkan kapan saja. Claude benar-benar telah mengacaukan segalanya. Segala rencana yang telah mereka susun dengan rapi dan teratur.

"Bukan kah aku sudah mengatakan padamu untuk mengendalikan emosi? Aku hanya meminta hal satu ini padamu dan kau bahkan tak bisa melakukannya?!"

Claude menekuk wajahnya tak senang. Kenapa gadis itu malah beralih memarahinya?

"Dengar-"

Claude baru saja hendak menyuarakan sanggahannya sebelum sedetik kemudian gadis itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan Claude untuk diam dan tidak mengatakan apapun lagi.

"Kau benar-benar pengacau"

"Apa?"

"Dengar, kau benar-benar pengacau!"

"Lalu menurutmu, aku harus diam saja melihat dia tertawa begitu bahagia bersama keluarga sialannya itu? Menurutmu aku harus diam saja melihat dia tersenyum tanpa merasa bersalah?!"

Claude meludah tepat di hadapan gadis itu. Kemudian berdecih pelan. Diam saja tanpa melakukan apa-apa adalah hal bodoh.

"Tapi kau- ah sialan! Kau merusak segalanya! Untuk apa kau menyiramnya dengan minuman dan membuat keributan hingga banyak orang mengerumuni kalian?! Kau- sialan"

Claude memincingkan mata tak terima. Apakah gadis itu baru saja mengumpatinya? Oh. Ia benar-benar tak terima.

"Kau barusan mengumpatku?"

"Kau bahkan terlalu sialan untuk diumpat. Kau mengacaukan segalanya!"

Claude menghela nafas pelan, berusaha menetralkan emosinya yang sedari tadi serasa dipermainkan oleh gadis yang ada di hadapannya itu. Padahal mereka juga baru saja berkenalan dan menjalin kerja sama, tapi lihat, gadis itu benar-benar bersikap seolah dia adalah bosnya di sini.

Bukan kah seharusnya dia sudah tahu jika Claude memang suka membuat masalah dengan orang-orang?

Lagipula, memberikan sedikit pelajaran pada si kurang ajar itu juga bukan merupakan kesalahan yang besar.

"Lalu? Aku harus apa?"

Gadis itu berdecak pelan. Kerutan di dahinya masih terlihat. Dia pasti sedang berpikir amat keras sekarang.

"Jangan lakukan apapun setelah ini, mengerti? Jangan mengacaukan apapun lagi"

Claude memutar bola matanya malas. Jangan lakukan apapun? Ayolah, bukan kah menyenangkan membuat keributan seperti tadi?

The Antagonist's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang