Bab 17 Please Come Back

31 8 6
                                    

Cermin diruangan utama istana Azuretheril pecah semuanya. Darrian melemparkan sihir nya acak sehingga kondisinya berantakan.

Langkah kaki nya menginjak setiap pecahan kaca, ia berjalan memasuki kamar Miracle kemudian menuntupnya.

"Miracle.... " Darrian melihat lihat kamarnya masih utuh dan beberapa pakaian kotor yang diatas ranjang. Ia mengambil pakaian tersebut kemudian duduk dan menghirup aromanya.

"Aku tidak mengerti Miracle, aku sudah membuktikan cintaku tapi kenapa kau meninggalkan ku"

Ia merebahkan tubuhnya merentangkan tangan menatap langit langit kamar Endwira, namun tangan kanannya menemukan sesuatu yaitu celana dalam milik kekasihnya.

"Milikmu ya" Darrian menaruhnya kembali. "Bahkan aku belum menyentuhmu sejak hari itu. Kau bilang ingin menjadi ratu, maka aku hormati dirimu, kurang bukti apa lagi Miracle"

Darrian lemas matanya sangat berat karena menangis sepanjang hari. Perlahan matanya terpejam namun sayup sayup mendengar sesuatu yang masuk kedalam kamarnya.

"Terlalu banyak minum bisa overdosis" Ucap Jason.

Ternyata dikamar Endwira tadi adalah halusinasinya. Darrian tidak sadarkan diri setelah minum belasan wine.

"Setelah ini menunggu reaksinya, Darrian akan segera sadar" Ujar Sebastian.

Dan kebetulan sekali Sebastian sedang berurusan dengan Jason saat mengetahui akan adanya rapat nanti malam mengenai tiga bangsa itu dan bangsa vampir yang memboikot Ekaiviel.

"Ayah, ini airnya." Disusul Elish yang membawa segelas air kosong dan diberikan pada Jason.

Dan saat diberikan pada Darrian dia menampik gelas tersebut dan kembali meracau.

"Miracle jangan tinggalkan aku... "

"Memangnya dimana endwira, bukankah itu diistanamu, bastian?" Tanya Jason

"Harusnya memang seperti itu, aku tak tahu apapun sungguh, aku saja terkejut dia mendapatkan surat dari dragonate dan fairy maka dari itu aku kemari" Ucap Sebastian.

"Miracle pergi, dia tidak mau memiliki kekasih seorang pembunuh. Lalu aku harus apa, katakan apakah aku pernah menolak permintaannya, semuanya aku berikan dan aku berani membantahmu ayah. Dia masih tidak percaya padaku" Darrian kembali menangis

"Ah begini saja, aku akan kembali untuk mencari Miracle apakah dia masih didunia bawah atau sudah keluar" Ujar Sebastian

"Miracle pergi ayah, tadi saja aku memanggil Luca untuk mencarinya." Ucap Darrian dalam isak tangisnya.

Jason mengambil bantal lain agar posisinya lebih enak, Darrian bisa berbicara dengan santai.

"Demon Goddess, hatimu sangatlah keras namun juga lemah jika dihadapkan dengan soalan cinta." Ucap seseorang yang berdiri di ambang pintu.

"Steiner, kau sudah menemui Keren?" Tanya Jason

"Nanti saja, aku masih tak habis pikir ternyata anak mu ini menyiksa Luna yang sangat ingin ku bunuh. Aku jadi merasa kasihan padanya, kau melakukan itu untuk dia bukan, sekarang kau menangis disini. Cinta hanya akan membuat mu gila" Ucap Steiner.

Darrian melihat Steiner dari atas hingga kebawah, orang itu melangkah mendekatinya di dekat ranjang.

"Hey Demon, maksudku Darrian. Perkara cinta itu takan ada habisnya dan kau tahu, hanya cinta seorang ayah pada anaknya yang tidak akan pernah meninggalkanmu" Ucap Steiner.

"Lalu apa aku salah, aku hanya ingin Miracle yakin bahwa aku mencintainya. Aku menjadi perisai sekaligus tombak untuk melindunginya. Iya aku menghianati semua orang demi dia" Darrian lemas, bahkan matanya tak berhenti melinangkan bulir kepedihan.

A Luxury Queen MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang