Darrian membawa Steiner ke suatu ruangan yaitu kamar Elish lalu meninggalkan dia disana dengan seorang pelayan siapa tau membutuhkan sesuatu. Tidak sopan rasanya membawa pangeran tidak melayaninya.
Sedangkan dia sedang berjalan menuju dimana Elish berada yaitu ruang keluarga dengan tv besar disana.
Darrian membuka pintunya menampilkan seorang Jason yang sedang duduk bersandar disebuah sofa berhadapan dengan tv dengan Luna yang duduk diatasnya tanpa sehelai benangpun lalu disofa sebelahnya ada Elish yang tengah tidur lelap memeluk bonekanya.
"Aku suka melihat wajah cabulmu itu, Luna" Ucap Jason.
"Kau yang cabul ayah" Ujar Darrian yang sudah berdiri diambang pintu.
"Hei!" Jason terkejut begitu juga Luna yang langsung menyembunyikan wajahnya lalu Jason menarik piyama Luna untuk menutupi bagian bawahnya.
"Bisakah kau berhati-hati?" Ucap Jason
"Harusnya ayah, ini bukan tempat untuk bercinta. Lagipula bagaimana bisa Elish tidur nyenyak dengan suara desahanmu" Darrian menutup pintunya kemudian berjalan mendekati mereka lalu duduk di disofa yang mana Elish tidur.
"Hey Luna, apa itu tidak sakit. Ular itu masuk lebih dalam jika posisinya seperti itu" Sindir Darrian namun Luna tidak menanggapinya, dia menyembunyikan wajahnya dileher Jason karena malu.
"Tiba-tiba kau kemari mau apa?" Tanya Jason
"Menjemput Elish, ternyata sudah tidur nyenyak. Oh lihatlah dia manis sekali" Ucap Darrian seraya mengusap rambut Elish dengan mata yang masih menatap Jason.
"Dia baru saja tidur, bangunkan saja antar dia kekamarnya" Ucap Jason
"Tentu, aku akan menemaninya semalam penuh. Sebagai kakak yang baik aku akan memanjakannya" Ucap Darrian. "Sebelum aku mulai" Sambungnya dalam hati.
"Cepatlah setelah itu kalian keluar" Ucap Jason.
Darrian hanya berdecih, lalu menggoyang goyangkan tubuh Elish. "Aiiii" Bisiknya, itu adalah panggilan sayang Darrian untuk Elish.
Hmmmm... Elish membuka matanya langsung menampilkan wajah Darrian begitu dekat.
"Kekamar yuk, jangan disini dingin" Ucap Darrian
"Aaah lemes kak aku ngantuk berat nih" Elish kembali memejakkan matanya.
"Kakak mau kabulin satu permintaan mu yang dulu pernah kamu minta tapi sekarang kita kembali kekamar yaa, disini dingin nanti kamu sakit" Ucap Darrian dengan nada lembutnya. Suaranya seperti air yang menenangkan.
Mendengar itu Elish langsung membuka matanya lebar namun matanya melihat Jason didepannya. "Ayah sedang-"
"Shhtt, lihat aku saja" Darrian menghalangi pandangan Elish dengan tangan besarnya memegang dagu lalu menaikkannya sedikit hingga Elish menatapnya dari bawah.
"Kak.... "
"Ngobrolnya nanti kita keluar dulu, pejamkan matamu" Ucap Darrian lalu Elish melakukannya.
Darrian bangkit kemudian mengangkat tubuh Elish menggendongnya dengan bridal style. "Jangan buka matamu sampai aku bilang sudah" Ucapnya.
"Klein, siapa yang mengajarimu romantis dengan saudara tirimu?" Tanya Jason
"Siapa? Mengapa kau bertanya ayah. Bukankah ini seperti kau dan Luna dulu?" Ucap Darrian.
"Sudahlah kalian keluar" Seperti Jason sudah muak dan sesuatu membrontak dibwah sana.
Darrian hanya tersenyum dan melanjutkan langkah kakinya keluar. Membawa Elish dengan kedua tangannya dengan dia yang memejamkan matanya, dia baru sadar Elish memiliki postur wajah yang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Luxury Queen MIRACLE
Fanfic[DALAM PERBAIKAN PENULISAN] Seorang pangeran kegelapan kembali ke negrinya Azuretheril yaitu wilayah bangsa iblis membawa kekasihnya seseorang yang bernama miracle. ia juga membawa seorang teman kembali ke istananya karena sang Raja iblis memberitah...