"Miracle!"
"Endwira Miracle!!"
Terbangun dari tidur dalam keadaan terkejut, Endwira mendapatkan mimpi buruk, matanya merah, nafasnya tersedat sedat dan keringat nya bercucuran.
"Kau baik baik saja, Miracle?"
Ia melihat sekelilingnya, ada Albert yang tengah menatap khawatir. Kondisi kamar redup hanya ada penerangan minim, ia berusaha bernafas normal dan fokus dengan apa yang terjadi sekarang.
"Kau mimpi buruk lagi, Miracle?"
"Apakah baru saja jiwaku keluar, ini mengerikan aku bermimpi disuatu tempat yang teramat gelap gulita, jiwaku ada yang menariknya dan tangan itu aku seperti mengenalnya" Ucap Endwira.
"Darrian?"
"Tidak, kulitnya putih pucat dan kukunya runcing namun tidak hitam, seperti vampir yang familiar" Jawabnya.
"Vampir?, itu hanya bunga tidur. Kau pasti tertekan disini jadi ketakutan itu terbawa sampai kedalam mimpi" Ucap Albert
Endwira hanya berdehem, menunggu kedatangan Darrian yang tak pasti, tapi dia tetap disini menanti kehadirannya kembali. Melihat ke arah jendela yang terbuka dengan angin yang semilir, akankah Darrian akan muncul dari balik langit petang. Begitu pikirnya.
"Mau minum air lalu lanjut tidurmu?" Tanya Albert
"Ehm boleh"
Setelah mendapat anggukan, Albert keluar guna mengambil air untuk Endwira. Dilihat jam pukul 2 dini hari, sepi sekali mungkin sedang dikamar masing masing.
Melewati ruang keluarga Sofia sedang tidur disofa sambil menikmati cemilan, anak perempuan nya itu sudah berhari hari disini.
Saat sampai dapur, dia melihat Charlotte sedang membuat sesuatu. Didekatilah dia kemudian Albert bertanya.
"Kau sedang membuat apa, ive?" Dia belum tahu soal wanita itu.
"Keren lapar tapi dia tidak mau makanan dari pelayan katanya tidak cocok jadi aku membuat ini untuknya" Jawab nya tanpa melihat sedikitpun ke arah Albert
Tanpa memperdulikan nya, Albert meraih gelas diatas lemari dan berjongkok membuka lemarinya untuk mengambil air dingin didalam sana.
"Ibuuuu lama sekali. Aku sudah lapar, katanya sebentar tapi dari tadi aku menunggumu belum selesai juga" Keren masuk kedapur tidak melihat Albert yang sedang berjongkok.
"Keren" Dia dipelototi oleh Charlotte
"Huh? Kenapa ibu menatapku seperti itu, apa salaku. Cepat ibu aku lapar, katanya untuk cucu akan selalu dibuat cepat" Keren merengek seperti bayi
"Ibu?" Albert berdiri kemudian menutup lemari pendinginnya. "Kau memanggil kekasihmu ibu? Dan tadi itu apa, cucu?" Albert berjalan mendekati Keren dengan membawa air dingin ditangannya.
"A-anu maksud ku itu" Keren gelagapan.
"Katakan, aku berharap kau tidak pernah dididik untuk berbohong, Keren" Ucap Albert. "Lalu kau... Apa yang terjadi" Albert menunjuk Charlotte.
Keduanya terdiam tidak ada yang menjawab ucapan Albert. "Jika dilihat Keren, kau tidak pernah berinteraksi dengan dia selayaknya kekasih. Kau lebih seperti menghargai dan memberinya jarak seperti kau memperlakukan ibu ratu" Ucapnya.
"A-anu begini..." Keren ketakutan mendapatkan tatapan tajam dari Albert, benar apa kata Steiner jika orang yang dipanggil ayah ini menyeramkan ketika membutuhkan jawaban jujur.
"Sudahlah, jangan salahkan Keren. Ini salahku. Benar aku bukan kekasihnya karena kami berbeda orang. Aku Charlotte Silverlake, dan aku istrimu" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Luxury Queen MIRACLE
Fanfiction[DALAM PERBAIKAN PENULISAN] Seorang pangeran kegelapan kembali ke negrinya Azuretheril yaitu wilayah bangsa iblis membawa kekasihnya seseorang yang bernama miracle. ia juga membawa seorang teman kembali ke istananya karena sang Raja iblis memberitah...