Bab 20 White Demon

22 7 15
                                    

......

Beberapa minggu setelah hari itu...

"Miracle, sungguh ini hari ke 28 namun dia tidak terlihat, bahkan Jason saja tidak memberi kabar." Ucap Albert

Endwira hanya diam menunduk membuat Albert menghela nafasnya. "Mungkin benar apa kata Keren, Darrian sudah terlanjur kecewa dengan mu"

"Miracle aku sudah memberimu pilihan, kau ingin diawasi oleh dewan atau diawasi olehku?" Tanya Albert

"Terserah" Sungguh Endwira tidak ada semangat, berhari hari dia menunggu Darrian dan berharap pria itu menemuinya namun sampai sekarang tidak ada kabarnya. Beberapa kali juga dia diam diam melayangkan surat pada Darrian ke Ekaiviel namun tidak pernah mendapatkan balasan.

"Ayah... Ayah" Seorang anak memanggilnya, dia menoleh ternyata Steiner juga Keren baru saja kembali.

"Ayah, tidak ada yang menemukan Devian, Diekaiviel aku menanyakan pada Jason dia tak tahu apapun. Surat yang dikirim ke dragonate dan fairy juga sudah mendapatkan balasan katanya beberapa hari ini pasukan mereka mencari tapi tidak ditemukan" Ucap Steiner

"Melarikan diri kemana anak itu, lagipula hukumannya tidak berat untuk dia. Setakut itu sampai meninggalkan istana" Ucap Albert

"Kurasa Devian itu sedikit gila diceraikan Elish, mungkin saja bersembunyi di hutan, dia kan susah ditebak" Ujar Keren

"Anak itu membuatku sakit kepala setelah kau Steiner, jika saja ibu kalian masih hidup ku yakin dia sudah jantungan melihat kelakuan kalian" Ucap Albert.

"Maaf yah"

"Yasudah, aku perlu bicara empat mata dengan Miracle" Ucap Albert. Tanpa memperdulikan keduanya dia menarik tangan Endwira dan membawanya kedalam kamar. Lalu menguncinya dari dalam.

Didalam kamarpun Endwira duduk diam menunduk ditepi ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam kamarpun Endwira duduk diam menunduk ditepi ranjang. Sedangkan Albert berdiri dengan melipat tangan dihadapannya.

"Setelah ini kau akan kemana?" Tanya Albert

Endwira menggeleng, bahkan dia hidup sendiri. Jika dia kembali pada Crise maka temannya itu akan terseret, sudah tak ada tempat bahkan Darrian tidak membalas suratnya.

"Dua pilihan itu kau akan memilih yang mana?" Tanya Albert kembali.

"Entah" Endwira lelah menunggu Darrian. Dia sangat berharap pria itu datang, sepanjang waktu hanya memastikan apakah pria itu membalas suratnya namun sudah berminggu-minggu harapan itu menghianatinya.

"Ku pikir kau mau berubah untukku, kau mengatakan cinta tapi apa buktinya, sekarang malah menghilang dari pandanganku" Endwira sudah tak kuat memikirkan ini, dia menangis terisak mengigit bibir bawahnya.

"Dia benar-benar pergiii... Padahal aku berharap dia muncul disini" Endwira menyeka hidungnya yang basah.

Albert mengambil sebuah kertas dan pena dikotak pensil. Dia tak mengerti bagaimana menenangkan seorang laki-laki, karena biasanya dia pandai menggoda wanita dengan kata kata manisnya.

A Luxury Queen MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang