Chapter 34: Teman Seperjalanan.

31 11 1
                                    

Yujin menatap ke arah perempuan berambut panjang yang mengaku bernama Sakura itu. Dia terlihat paling dewasa di antara mereka berlima terlihat bagaimana ketenangan sikapnya. Berbeda dengan gadis berambut sebahu ini yang terlihat penuh dengan amarah.

Ketika Yujin mengalihkan pandangannya ke tiga gadis lain, mereka terlihat ketakutan dan lemah. Efek dari kelaparan yang mereka derita pasti berat. 

"Kita sebaiknya makan dulu," kata Yujin. 

Sakura mengedipkan mata dengan cepat. Apa dia tidak salah dengar? Seseorang yang hendak mereka curi - bahkan hendak mereka serang - sekarang menawarkan makanan pada mereka? 

"Setelah itu kita bisa bicara. Tenanglah. Kami tidak akan menyakiti kalian karena kami tahu bagaimana kesulitan kalian." 

Chaewon melepaskan pisaunya dan menatap Yujin dengan wajah kesulitan. Dia menggigit bibir, merasa malu karena berusaha mencuri bahkan menyakitinya tadi.

"Ayo." Yujin tersenyum. Lalu mengambil makanan dari bak belakang mobil dan berjalan memasuki motel. 

Kelima gadis itu mengikutinya dengan perasaan dan pikiran yang bermacam-macam. 

Bagaimana Yujin bisa punya kekuatan semacam itu? Dia melompat dari lantai dua seolah itu bukan masalah berarti lalu menahan serangan Chaewon dan Sakura secara bersamaan dengan begitu mudah.

Apakah itu karena mereka terlalu lemah karena kelaparan? Tapi meski mereka lemah, Sakura dan Chaewon sama-sama mengeluarkan segenap kekuatan mereka di balik serangan itu. Serangan mereka harusnya tak selemah itu. 

Tapi, Yujin bisa menahan itu tanpa masalah berarti. Sungguh kekuatan yang mengerikan. 

Ketika mereka masuk ke dalam Wonyoung, Rei, Jiwon, Gaeul, dan Hyunseo sudah turun dari lantai dua. 

Yujin menahan diri untuk tak mengatakan apapun dan membiarkan mereka makan dulu. Seperti yang sudah diduga, mereka berlima makan dengan sangat lahap bahkan sesekali tersedak. Mereka tak mempedulikan apapun meski makan dengan berantakan karena perut yang menjerit-jerit.

Setelah mereka berlima selesai makan, warna pada wajah mereka kembali lagi. Kini mereka terlihat lebih hidup. 

Selesai makan, mereka mulai memperkenalkan diri karena merasa itu adalah sisa kesopanan yang masih bisa mereka pertahankan setelah tadi berusaha mencuri dan menyerang Yujin. 

Selain Sakura dan Chaewon, tiga gadis yang lainnya adalah Yunjin, Kazuha, dan Eunchae. 

Hyunseo terlihat bersemangat ketika mengetahui kalau ada seseorang yang seumuran dengannya. Dia mencoba menaikkan tangan untuk menyapa Eunchae, tapi Eunchae hanya menjawab dengan senyuman tipis karena dia masih lelah. 

"Maaf karena tadi kami berusaha menyerangmu," kata Chaewon dengan nada bersalah. "Kami... sangat kelaparan sampai tidak bisa berpikir dengan baik." 

Yujin mengangguk dengan ekspresi penuh pengertian. "Tidak apa-apa. Aku mengerti." 

Di antara mereka memang Yujinlah yang paling mengerti tentang itu. Bagaimana mereka harus berjuang dengan segala cara untuk tetap bertahan hidup baik dengan mencuri, melukai, atau bahkan membunuh orang lain. 

Wonyoung, Rei, Gaeul dan Jiwon sebenarnya masih belum terlalu mempercayai mereka. Hanya Hyunseo yang merasa kalau kehadiran mereka tidak berbahaya, karena dia masih terlalu muda. 

Namun mereka tak berani mengatakan apapun karena Yujin sudah bilang dirinya menerima mereka. Yujin pasti punya pertimbangan lebih baik kenapa ia melakukan itu.

"Kalau aku boleh tahu," kata Chaewon. "Apa rencana kalian?" 

"Kami akan pergi ke penampungan di pegunungan sebelah utara," jawab Yujin. 

"Di sana ada penampungan?!" Eunchae bertanya dengan mata melebar. 

"Ya. Kalian mungkin tidak mendengarnya karena sinyal radio yang buruk. Tapi di sana ada penampungan yang cukup aman sampai kita tahu hal yang lebih baik untuk dilakukan selanjutnya," balas Yujin. 

Eunchae menoleh ke arah Yunjin dan Kazuha yang ada di sebelahnya. Pada mata mereka yang sebelumnya penuh keputusasaan kini terisi kembali dengan harapan. 

"Kalau begitu, apa kami bisa ikut kalian ke sana? Kami janji tidak akan jadi beban dan merepotkan kalian," kata Chaewon dengan tatapan yang penuh harap. 

"Tentu saja. Tapi kami hanya punya satu mobil," balas Yujin. 

"Kami akan mencari mobil sendiri. Sakura di sini bisa menyetir." Chaewon menunjuk ke arah Sakura dengan raut senang. Akhirnya kini mereka punya tujuan yang jelas. 

"Baiklah. Besok kita akan mulai mencari mobil. Jadi sekarang kita sebaiknya istirahat dulu."

Setelah itu mereka memutuskan untuk mengakhiri malam. Rombongan lima gadis asing yang tiba-tiba sudah jadi teman seperjalanan mereka itu mengambil sebuah kamar kosong di sebelah mereka. 

"Yujin," kata Wonyoung begitu mereka sudah masuk ke kamar mereka sendiri. "Aku masih tidak percaya dengan mereka. Kenapa kau setuju untuk membawa mereka?" 

Yujin menunjukkan senyuman tipis pada Wonyoung. Dia juga memahami perasaan Wonyoung. Yang lain pun sepertinya juga merasakan keraguan yang sama sepertinya. 

Akan tetapi, Yujin punya pertimbangan lain. Setelah menjalani kehidupan yang berat di kehidupannya sebelum kembali ke masa lalu ini, Yujin sudah melihat berbagai macam manusia dan kejahatan di dalam mata mereka. Kelima gadis itu tidak memiliki kejahatan itu, setidaknya belum untuk saat ini. 

Mereka belum benar-benar membunuh orang atau melakukan kejahatan berat sehingga hati mereka masih relatif bersih. Yujin bisa melihatnya dari tatapan mereka yang penuh ketakutan ketika menyerangnya tadi. 

Yujin mengatakan alasannya itu kepada teman-temannya. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman yang dia peroleh setelah kembali ke masa lalu, teman-temannya tak bisa terlalu banyak memprotes. 

"Aku yakin mereka tak akan melakukan hal buruk pada kita," kata Yujin. "Percayalah padaku."

"Baiklah," jawab Wonyoung, mewakili mereka semua. 

Setelah itu mereka tidur untuk mempersiapkan hari esok yang sepertinya akan cukup melelahkan.

~~~

(IVE) Rebirth In ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang