Yujin mengedipkan matanya dengan cepat. Gadis muda di depannya ini jelas merupakan seorang manusia. Akhirnya Yujin menurunkan shotgun yang ia todongkan ke wajah gadis itu.
"Kau sendiri?" Yujin bertanya sambil menoleh ke sekitar dan ke belakang gadis itu, mencari sosok yang mungkin menjaganya karena harusnya tak mungkin gadis ini bisa bertahan hidup seorang diri.
"Aku sendiri."
Tapi, jawaban gadis bernama Hyunseo itu mengejutkan Yujin.
"Kau sendirian?"
"Ya." Hyunseo mengangguk. "Orang tuaku sudah mati dimakan zombie. Jadi... aku bertahan hidup sendiri selama tiga hari ini."
Yujin diam selama beberapa saat begitu mendengar jawaban Hyunseo. Rasanya pasti sangat berat bagi gadis semuda ini untuk menanggung beban itu.
'Tapi dia sangat kuat untuk bisa bertahan selama ini sendirian,' batin Yujin. 'Sekarang tak ada gunanya mengucapkan apapun untuk menghibur gadis ini. Yang dia butuhkan adalah perlindungan, dan mungkin juga makanan.'
Yujin menyadari wajah Hyunseo yang pucat pasi dan tirus. Mata gadis itu juga nampak lemas.
"Ayo, ikut aku," kata Yujin.
Hyunseo langsung menurut ketika Yujin mengajaknya. Dia meraih tangan Yujin yang terulur dan mereka saling berpegangan tangan untuk menuju ke apartemen Wonyoung dimana teman-teman Yujin sudah menunggu.
Di tengah perjalanan menaiki tangga, Hyunseo tersungkur karena sudah tidak kuat lagi berjalan. Ia sudah menggunakan sisa tenaganya yang terakhir untuk menuruni tangga untuk menghampiri Yujin tadi.
Tentu saja Yujin langsung menggendongnya di belakang punggung. Dia merasakan beban tubuh Hyunseo yang begitu ringan; membuatnya merasakan sesak di hatinya.
'Dia pasti sudah sangat kelaparan. Aku harus cepat!'
Yujin berlari menaiki tangga dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Sesampainya di depan apartemen Wonyoung, ternyata teman-temannya sudah menunggu di depan. Yujin langsung membawa Hyunseo masuk ke dalam dan membaringkan gadis itu di atas kasur.
"Berikan dia sesuatu. Gadis ini kelaparan," kata Yujin.
Wonyoung, Rei, dan Jiwon segera berlari untuk mencari makanan. Meninggalkan Gaeul dan Yujin bersama Hyunseo yang setengah sadar.
"Apa yang akan kau lakukan dengannya?" tanya Gaeul.
"Kita akan membawanya bersama kita," Yujin menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Hyunseo yang pucat.
"Kau yakin?" Gaeul menatap Yujin.
Gaeul berpikir, mungkin kehadiran Hyunseo akan menambah beban yang harus mereka tanggung. Tapi dia juga tidak ingin meninggalkan Hyunseo seorang diri. Pada akhirnya, Gaeul memilih untuk membiarkan Yujin membuat keputusan.
"Ya." Yujin menatap Gaeul dengan mata yang tegas. "Aku yakin."
Melihat ketegasan pada mata Yujin, hal itu juga membuat Gaeul merasa yakin. Dia tak tahu kenapa, tapi Yujin selalu punya cara untuk membuat mereka merasa yakin kalau setiap keputusan yang dia buat adalah benar.
Tapi menurut Gaeul itu bukan tanpa alasan. Yujin membuktikan kalau dirinya bisa menjadi pemimpin yang baik dan punya kekuatan yang cukup untuk melindungi mereka. Sehingga tak ada alasan bagi mereka untuk tidak mengikutinya.
Sebuah senyuman tercipta di bibir Gaeul. "Baiklah."
Beberapa menit kemudian Wonyoung, Rei, dan Jiwon kembali dengan banyak makanan. Mereka membawa beberapa roti lapis daging yang masih hangat.
Mata Hyunseo segera terbuka lebar ketika hidungnya mencium aroma roti lapis itu.
"Hanya ini yang bisa kami temukan dengan cepat," kata Wonyoung.
Yujin mengangguk. "Ini cukup untuk sekarang."
Yujin dan Gaeul kemudian membantu Hyunseo untuk duduk dan memberikannya roti lapis itu. Seperti yang sudah Yujin duga, Hyunseo memang sudah kelaparan cukup lama sampai dia menyantap roti lapis itu dengan sangat lahap sampai belepotan.
Tingkah Hyunseo membuat mereka tersenyum kecil. Hyunseo terlihat seperti seorang gadis kecil yang baru belajar makan. Hyunseo menyadari kalau dirinya sedang makan dengan berantakan. Tapi dia tidak peduli karena saat ini ada sesuatu yang lebih penting daripada tatapan mereka, yaitu rasa laparnya.
"Pelan-pelan, kau bisa tersedak," kata Gaeul.
*Cough!*
*Cough!*
*Cough!*
Baru saja Gaeul mengatakan itu, Hyunseo benar-benar tersedak. Geaul pun segera memberikan air minum untuknya. Setelah minum, Hyunseo melanjutkan makan lagi.
Beberapa menit kemudian Hyunseo sudah menghabiskan lima roti lapis sekaligus. Remah dari roti lapis yang dia makan berceceran di atas kasur. Tapi Hyunseo tidak peduli, alih-alih membersihkan remahan itu dia malah menghela napas sambil mengusap perut.
"Sudah kenyang?" tanya Yujin.
Hyunseo mengangguk dengan raut wajah lega. "Ya, maaf tentang semua ini. Aku hanya minum air keran selama beberapa hari. Kupikir aku hampir mati."
"Tak apa." Yujin tersenyum.
Hyunseo menatap ke arah Yujin. Senyumannya tadi menghilang digantikan oleh tatapan kagum dan penasaran yang bergabung menjadi satu.
"Kau... bagaimana kau melakukan itu, Kak?" tanya Hyunseo. "Aku melihatmu membunuh zombie raksasa dan zombie-zombie yang lain seorang diri. Itu sangat luar biasa!"
Yujin terkejut. Dia seharusnya sudah mengira kalau Hyunseo telah melihat itu dan seharusnya sudah menciptakan alasan. Akan tetapi dia terlalu sibuk mengurusi Hyunseo sampai lupa tentang itu.
"Uhh... aku..." Yujin bingung mencari jawaban. Ternyata tak hanya Hyunseo saja yang menunggu jawaban. Wonyoung, Rei, dan Jiwon juga sedang menunggu Yujin menjelaskan semuanya.
Yujin hanya selalu menghindari pertanyaan itu dengan jawaban-jawaban ambigu; mereka memutuskan untuk tidak menanyakan itu lebih jauh karena situasi sedang tidak memungkinan dulu.
Tapi sekarang mereka punya sedikit waktu luang dan pada akhirnya Yujin tak punya pilihan selain mulai menjawab dengan jujur.
Yujin menghela napas. "Baiklah. Aku akan mengatakan yang sebenarnya.
Di antara mereka hanya Gaeul yang terlihat lebih tenang; namun dia pun sebenarnya ingin mengetahui lebih rinci tentang kekuatan Yujin jadi dia ikut menyimak ketika Yujin mulai bercerita.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
FanfictionAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...