Chapter 37: Jurang

25 10 0
                                    

Chaewon menoleh ke arah teman-temannya. Dia mengatakan kepada mereka untuk tinggal di sini dulu sementara Yujin dan kelima temannya pergi ke bawah untuk mempersiapkan perjalanan. 

"Ada apa, Chaewon?" Kazuha bertanya. 

"Ya, apa yang kau pikirkan?" tanya Sakura.

Chaewon menggigit bibir dengan raut wajah cemas. "Apa kalian tidak merasa ada yang aneh dengan grup itu?" 

"Ya apa yang aneh?" Yunjin menuntut dengan tak sabar. 

"Mereka bisa bertahan selama ini, mereka juga punya banyak persediaan makan dan juga senjata. Bagaimana mereka bisa mendapatkan semua itu sementar kita saja kesulitan untuk bertahan hidup setiap hari?" kata Chaewon, menatap ke arah teman-temannya. 

Teman-temannya langsung memikirkan ucapan Chaewon. Setelah memikirkan itu selama beberapa saat, mereka sampai pada kesimpulan yang sama.

"Kau benar," kata Sakura. "Aku juga ingat bagaimana gadis bernama Yujin itu melompat dari lantai dua. Dia juga terlihat sangat tenang ketika menghadapi aku dan Chaewon yang menyerang dia bersama-sama." 

Yunjin, Kazuha, dan Eunchae mengangguk setuju. 

"Tapi, kita tidak bisa melakukan apapun tentang itu, bukan?" kata Kazuha. "Mereka jelas lebih siap daripada kita, entah bagaimana. Tapi mereka mau membawa kita bersama."

"Jadi menurutmu kita harus mengikuti merek saja?" tanya Yunjin.

Kazuha mengangguk. "Itu adalah pilihan terbaik kita untuk bertahan hidup sekarang." 

"Aku setuju dengan Kazuha," Yunjin mengangguk setuju. "Mungkin mereka memang mencurigakan tapi mereka bisa membuat kita bertahan hidup lebih baik di tengah neraka ini." 

Sakura dan Eunchae pun nampak setuju. Mereka berempat kini menatap ke arah Chaewon, menunggu persetujuannya. 

Chaewon menghela napas. "Aku rasa kalian benar. Baiklah, kita memang harus mengikuti mereka sampai tempat aman itu. Tapi ingat, kita harus selalu berhati-hati dan tidak boleh sampai lengah, mengerti?" 

Sakura, Eunchae, Kazuha, dan Yunjin mengangguk. 

Chaewon mengangguk. "Ayo kita temui mereka sekarang." 

~~~

Sementara itu di luar, Yujin dan teman-temannya sudah selesai mempersiapkan mobil untuk pergi. Tapi sayangnya dia lupa bertanya apa ada di antara kelima gadis itu yang bisa menyetir mobil. 

"Yujin," Jiwon tiba-tiba sudah ada di sebelahnya. 

"Astaga, kau mengagetkanku," kata Yujin. "Ada apa?" 

"Apa kau yakin mau membawa mereka berlima?" tanya Jiwon.

"Ya, mereka sepertinya tidak akan jadi beban karena sudah bisa bertahan hidup sampai saat ini," balas Yujin. 

"Dan kau percaya pada mereka?" Jiwon bertanya lagi. Kali ini sambil menatap mata Yujin untuk memastikan lebih jelas.

Yujin masih memberikan jawaban dan tatapan penuh keyakinan yang sama.  "Ya. Aku percaya pada mereka."

Mendengar jawaban itu membuat Jiwon pun merasa yakin. Meski sebenarnya ia masih belum terlalu mempercayai para gadis itu. Mau bagaimana lagi, mereka sudah mencoba untuk merampok mereka dan tak berpikir panjang untuk menyerang Yujin waktu itu. 

'Mungkin aku berpikir begitu karena tidak mengalami kesulitan yang mereka alami selama ini,' batin Jiwon. 

Chaewon, Sakura, Kazuhan, Yunjin, dan Eunchae sudah turun bergabung bersama mereka. Masih sulit rasanya untuk bekerjasama dengan satu sama lain setelah apa yang terjadi tapi mereka harus menghadapi perasaan tidak nyaman itu. Setidaknya sampai mereka sampai di shelter. 

"Ada yang bisa menyetir mobil di antara kalian?" Yujin bertanya. Dalam hati ia berharap semoga saja ada. 

"Aku bisa," kata Sakura. 

Yujin tersenyum. "Baguslah." Kemudian Yujin memberikan kunci mobil yang sudah ia dapatkan pada Sakura. 

"Kita bisa berangkat sekarang."

Mereka berangkat dari motel itu ketika hari masih sangat pagi namun belum terlalu siang. Waktu itu pukul tujuh pagi lebih sedikit ketika mereka berangkat bersama menuju destinasi selanjutnya. 

Yujin yang sedang mengemudi mengerutkan kening ketika melihat pemandangan di luar mobil ini. Dia melihat mayat-mayat dalam berbagai macam kondisi mengerikan, mobil yang berserakan, dan gedung-gedung yang sudah tidak berpenghuni. Akan tetapi tidak ada zombie. 

'Apa yang terjadi?' 

Yujin telah melihat sendiri bagaimana satu zombie level 2,5 itu tiba-tiba sudah muncul di apartemen waktu itu. Harusnya zombie sekuat itu belum muncul tapi itulah yang terjadi. Hal itu membuat Yujin berpikir kalau mungkin saja banyak yang berubah semenjak kedatangannya kembali ke masa lalu ini. 

Yujin menggigit bibir dengan cemas. Ia yakin kalau semua pengetahuan yang dia bawa selama ini masih akan sangat berguna namun akan ada juga banyak hal yang berbeda. Jadi itu membuat Yujin jadi cemas. 

"Kau memikirkan sesuatu?" Wonyoung yang ada di sebelahnya bertanya, menyadarkan Yujin dari lamunannya. Ia pasti sudah menunjukkan wajah cemas yang jelas sampai Wonyoung menyadari itu. 

"Hm? Tidak." Yujin menggeleng. 

"Jangan bohong. Apa yang kau pikirkan sekarang?" 

Yujin menoleh dan melihat tatapan menuntut dari Wonyoung. Ia menghela napas dan ingin membagi kegelisahannya, tapi Wonyoung tidak akan banyak membantu, bukan? Jadi Yujin memilih untuk tidak mengatakan itu. 

"Sudah kubilang aku tidak ada apa-apa." Yujin tersenyum menatap Wonyoung. 

Wonyoung tentu saja masih merasa tidak yakin. Tetapi, ia melihat kalau Yujin memang tidak ingin menceritakan apapun. 

Pada akhirnya Wonyoung hanya bisa menghela napas. Dia berkata. "Apapun yang kau khawatirkan, semua akan baik-baik saja." 

Wonyoung membalas senyum Yujin. Setidaknya ia bisa melakukan ini, kan?

Yujin tersenyum sambil mengangguk. "Ya."

"Ada jurang di depan!" Hyunseo berkata sambil menunjuk ke depan. 

Ketika Yujin sudah melihat lagi ke depan dia juga melihat sebuah jurang yang memotong jalan raya. Maka Yujin langsung menghentikan mobil. 

"Aku akan memeriksanya dulu."

Yujin keluar dari mobil, menoleh ke sekitar untuk memeriksa keadaan dan ketika dia sudah merasa kalau keadaan aman dia berjalan ke arah jurang itu.

"Sialan," Yujin mengumpat pelan ketika melihat jurang yang membentang sepanjang jalan raya itu. 

Jurang itu seperti lubang yang terjadi karena gempa dan memisahkan jalan sepanjang lima meter. Tapi Yujin tahu kalau jurang ini tidak terjadi karena gempa. Ada sesuatu yang keluar dari lubang ini. 

Yujin segera berbalik ke mobil dan berkata pada teman-temannya. 

"Kita harus turun dan melanjutkan dengan jalan kaki."

~~~

(IVE) Rebirth In ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang