Chapter 14: Yang Sudah Sering Ia Lakukan

136 27 0
                                    

Beberapa dari mereka sudah tertidur pulas di depan ruangan yang mereka jadikan sebagai sel tahanan. Ada beberapa kelompok yang sudah berhasil mereka culik dan tahan di dalam gedung ini.

Mereka semua adalah orang-orang malang yang masih syok oleh bencana yang merubah orang-orang di sekitar mereka menjadi zombie. Meski begitu, mereka harus mendekap di dalam sel karena diculik oleh orang-orang ini.

Yujin melihat lewat lubang yang ada di pintu. Dia melihat ada bayangan yang lewat di depan pintu ruangan itu.

Namun Yujin juga melihat ada beberapa pria - yang seharusnya menjaga ruang tahanan - tertidur pulas.

Yujin mengangguk singkat kepada dirinya sendiri. Dengan  begini dia jadi tahu kalau penjagaan di tempat ini tak separah yang dia kira sebelumnya.

Dia menoleh sekali lagi ke arah teman-temannya yang meringkuk di pojokan ruangan. Menatapnya dengan mata yang penuh kegelisahan.

Di antara mereka, Yujin melihat kalau Gaeul adalah yang terlihat paling tenang di antara mereka. Yujin menatap Gaeul selama beberapa saat, mengirimakan permintaan tolong pada gadis itu untuk menjaga teman-temannya selagi dia pergi ke luar.

Untuk suatu alasan, Gaeul menganggukkan kepalanya seolah dia mengerti. Hal itu membuat senyuman tipis muncul di bibir Yujin. Itu berarti dia bisa sedikit lebih tenang sekarang.

Yujin segera mengambil dua buah kawat kecil yang dia sembunyikan di kantong jaketnya. Pengalaman lima tahun di kehidupan sebelumnya memberikan kemampuan untuk membuka kunci yang cukup mahir.

*CLICK!*

Setelah bunyi pelan itu terdengar Yujin langsung menggertakkan giginya, khawatir kalau orang yang menjaga pintu ruangan ini terbangun.

Tapi setelah beberapa saat tak ada pergerakan, Yujin yakin kalaun tak ada yang mendengarnya. Yujin membuka pintu perlahan-lahan hingga akhirnya dia bisa melihat suasana di luar dengan lebih baik.

Ada seorang pria yang tertidur di sebelah pintu. Di genggaman pria itu ada sebuah senapan, dan di pinggangnya ada sebuah belati.

Yujin menoleh ke sekitar. Ketika dia yakin kalau tak ada yang melihatnya, Yujin segera bergerak dengan kecepatan dan ketepatan luar biasa untuk mencabut belati itu dari pinggang si pria yang tertidur.

Yujin menyeringai beruntung karena pria itu masih tertidur setelah dia menarik belatinya. Tanpa membuang waktu, Yujin segera membungkam mulut pria itu dengan satu tangannya, dan menusukkan belati ke jantung pria itu.

*CRAAT!*

"UMGHH!!!"

Pria itu mengeluarkan suara teriakan tertahan. Matanya membelalak terbuka menatap wajah Yujin yang sedang menyeringai melihat kematiannya.

Tangan pria itu bergerak liar seakan ingin menggapai sesuatu. Tapi sesaat kemudian tangan itu jatuh tak berdaya, seiring dengan nyawa pria itu yang melayang pergi.

Yujin menyandarkan pria itu kembali ke kursinya. Seperti menidurkan bayi yang mengantuk. Kemudian dia mengancingkan jaket pria itu untuk menutupi bekas darah di dadanya.

Yujin mengambil belati itu. Dia tak berniat mengambil senapan pria itu untuk sekarang. Karena itu hanya akan memancing keributan sedangkan dia harus sesunyi mungkin. Yujin juga mengambil topi kumal pria itu dan menggulung rambutnya ke dalam topi. 

Apa yang ingin Yujin lakukan adalah mencari informasi. Siapa orang-orang ini dan bagaimana mereka menyiapkan semua ini seolah sudah tahu kalau bencana zombie ini akan terjadi.

Untuk Yujin sekarang, sekedar melarikan diri bukanlah tujuan utama karena dia bisa melakukannya dengan mudah.

Yujin mengendap-endap untuk menemukan ruangan yang mencurigakan. Dia berjalan melewati semua penjaga karena mereka sedang tidur pulas.

Hingga akhirnya Yujin sampai di pintu yang ada di ujung koridor. Dia membuka pintu itu yang ternyata tak terkunci itu dan sampai di koridor yang lain.

Di sana, Yujin melihat beberapa ruangan. Tapi dia hanya mendengar suara dari salah satu ruangan. Jadi Yujin mengendap ke ruangan itu dan menempelkan telinga ke daun pintu.

"Bukankah kita sudah cukup mengumpulkan subjek?" suara seorang pria terdengar.

"Harusnya sudah. Tapi aku belum mendengar perintah setuju dari Mr. Kim," balas pria yang lain.

Pria yang satu lagi mengeluarkan suara keluhan keras. "Aku sudah sangat bosan melakukan ini. Aku ingin menikmati hadiah yang pria tua itu janjikan!"

"Aku juga ingin melakukannya. Tapi, seperti yang sudah kubilang tadi. Mr. Kim belum menunjukkan persetujuan apapun."

Dari apa yang dia dengar dari dalam, Yujin yakin kalau hanya ada dua orang di dalam ruangan ini. Sekali lagi dia menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada orang lain yang ada di sekitar sini.

Setelah memastikan itu, Yujin mengetuk pintu dengan satu tangannya. Sementara memegang belati dengan tangannya yang lain.

"Siapa di sana?" salah satu dari dua orang pria di dalam bertanya dengan nada kesal.

Yujin tentu saja Yujin tak membalasnya dan hanya menunggu. Dia sudah melakukan ini cukup banyak sampai tak ada lagi perasaan gugup di hatinya meski akan berhadapan dengan musuh.

Suara langkah yang mendekat dari pria itu terdengar. Lalu suara pintu yang dibuka.

"Sia-"

Pria itu bahkan tak sempat menyelesaikan ucapan begitu melihat wajah Yujin di depan nya. Tanpa membuang waktu, Yujin langsung melesat ke depan, mencekik leher pria itu dan mendorongnya ke belakang.

~~~

(IVE) Rebirth In ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang