Chapter 47: Malam Yang Berbintang (Season 1 Finale)

30 5 2
                                    

Hujan kembali turun ketika mereka sudah berada di dalam truk yang dibawa oleh Yeji, Ryujin, Lia, dan Yuna. Air yang turun itu jatuh menimpa terpal yang menjadi penutup bak belakang truk dan menimbulkan melodi latar belakang yang menemani perjalanan mereka menuju ke tempat perlindungan. 

Yeji dan Lia berada di bagian depan truk dengan Yeji yang berada di balik kemudi sementara Lia berjaga di sebelahnya. Sementara Ryujin dan Yuna berada di belakang bersama kesebelas gadis itu. 

"Zombie itu bisa bicara?!" Yuna bertanya dengan nada tak percaya kepada mereka setelah Chaewon mengatakan sendiri apa yang dia alami bersama zombie wanita itu. Chaewon masih memegangi lehernya yang juga masih terasa sakit. 

"Ya." Chaewon mengangguk. "Aku tidak tahu ada zombie yang bisa bicara. Dia... tidak terlihat seperti zombie. Tapi seperti manusia yang mendapatkan kekuatan super." 

Yuna dan Ryujin saling bertatapan dengan penuh tanda tanya. Ini adalah penemuan terbaru yang cukup mengejutkan dan mengkhawatirkan. 

Chaewon menoleh ke arah Yujin dan menatap gadis itu dengan pandangan mata penuh arti. Sebelumnya, Yujin telah membuat kesepakatan kalau mereka tak boleh mengatakan semua secara jujur. Setidaknya untuk sekarang. 

Chaewon, yang merasa berhutang nyawa kepada Yujin akhirnya menuruti permintaannya. Yang lain pun menuruti permintaannya karena mereka tahu, mereka belum bisa mempercayai empat orang yang menyelamatkan mereka ini. 

Ryujin berkata. "Sampaikan tentang ini." 

Dia berkata dengan singkat, seolah tidak mau mereka mendengar apa yang dia ucapkan. Yuna pun segera bergerak mengambil ponsel yang terlihat sedikit berbeda dengan ponsel yang biasa. Ada case keras seperti logam yang melindungi ponsel itu, menunjukkan kalau itu adalah alat penting yang tak boleh rusak. 

Ponsel itu tak luput dari pengamatan Yujin. Karena dia mengenali ponsel dengan model seperti itu.

'Jadi mereka memang bekerja untuk pemerintah. Sebenarnya siapa mereka?' Yujin menatap Ryujin dan Yuna dengan sembunyi-sembunyi. Lalu, karena tidak ingin terlihat mencurigakan dia langsung memalingkan pandangan. 'Setidaknya untuk sekarang aku bisa yakin kalau kami akan aman untuk sementara.' 

Organisasi militer milik pemerintah yang dikeluarkan ketika situasi darurat terjadi tempat Ryujin, Yuna, Yeji, dan Lia bekerja kemungkinan besar adalah pihak di balik pendirian tempat perlindungan itu. Di kehidupan Yujin yang sebelumnya, organisasi itu memang menjadi salah satu faksi yang bertahan kuat di tengah bencana zombie ini entah karena mereka memang punya persiapan khusus dan dipenuhi orang-orang yang kompeten, atau karena mereka sudah tahu apa yang harus dipersiapkan karena mengetahui tentang bencana yang akan terjadi. 

Apapun itu, untuk sekarang Yujin bisa merasa tenang karena akan berada di dalam markas mereka. Dulu, dia bahkan tidak bisa masuk ke tempat perlindungan organisasi itu karena sudah terlalu penuh. 

Sebuah helaan napas keluar dari mulut Yujin. Dia menatap ke arah belakang truk dimana di bisa melihat hutan yang tadi menjadi tempat berbahaya itu mulai menjauh. Akhirnya Yujin bisa menyandarkan kepala dan merasa tenang.

Teman-temannya melihat apa yang Yujin lakukan sehingga mereka pun bisa merasa tenang. Jika Yujin memasang ekspresi tenang setelah sekian lama maka mereka pun yakin kalau situasi mereka sudah lebih baik. 

Setelah kurang lebih lima belas menit mereka akhirnya sampai di tempat perlindungan. Tempat itu dibatasi oleh dinding kayu yang terlihat kokoh. Sebelumnya, tempat itu adalah sebuah desa di dekat pegunungan dan cukup terpencil. Lalu organisasi pemerintah itu datang kemudian mengubahnya jadi markas. 

Yeji menghentikan truk di sebuah dua rumah kayu yang nampak kosong. Dia turun dan berbicara pada kesebelas gadis itu. 

"Silakan turun," kata Yeji. 

Mereka bersebelas turun dari truk dan mengedarkan pandangan nya sekitar. Mereka cukup kagum dan juga merasa lega karena akhirnya mereka berada di tempat  aman. Ada banyak orang-orang berpakaian militer berpatroli  di sekitar dan berjaga di atas menara-menara pengawas di samping gerbang, membuat mereka semakin merasa aman. 

"Ini adalah rumah sementara kalian. Maaf, hanya ini yang bisa kami berikan," Yeji melanjutkan.

"Ini sudah lebih dari cukup," kata Yujin diiringi senyuman. "Terimakasih." 

"Karena jumlah kalian cukup banyak, kami menyediakan dua rumah yang masih belum terpakai," kata Yeji. "Kalian bisa istirahat dulu di sini." 

Yujin dan teman-temannya mengucapkan terimakasih sekali lagi sebelum mereka berempat pergi. Kemudian masuk ke rumah kayu yang disediakan. 

Pembagian rumah itu cukup mudah. Yujin, Wonyoung, Rei, Jiwon, Gaeul, dan Hyunseo berada di satu rumah sementara Chaewon, Sakura. Yunjin, Kazuha, dan Eunchae tinggal di rumah yang lain. 

~~~

Waktu berlalu dengan damai sampai malam tiba. Yujin bangun dari tidur ketika di luar sudah gelap dan lampu-lampu dinyalakan. 

Dia keluar dan duduk di depan rumah itu sambil menatap bintang.  Secara mengejutkan, meski tadi siang hujan malam ini tiba-tiba sangat cerah.

Tiba-tiba, Wonyoung duduk di sebelahnya. 

"Perubahan cuaca yang luar biasa, ya?" kata Wonyoung. 

Yujin tertawa kecil. "Ya."  

Setelah itu, Wonyoung terlihat merenung. Setelah beberapa saat dia bertanya. "Apa yang akan terjadi pada kita sekarang?" 

Yujin menoleh. "Apa  yang kau takutkan?" 

"Semuanya, Yujin." Wonyoung menghela napas.  "Tapi... aku juga berpikir kalau tidak ada lagi yang bisa kita khawatirkan. Keluargaku sudah mati semua jadi apalagi yang harus  aku takutkan?" 

Kemudian, Wonyoung menunduk dan melanjutkan. "Tapi aku juga masih takut untuk mati. Aku mengkhawatirkan hari esok di dunia yang sudah jadi seperti ini." 

Yujin mengusap pundaknya. "Aku tidak bisa terus berkata kalau semua akan baik-baik saja. Kau harus menguatkan dirimu sendiri." 

Yujin ingat bagaimana tadi siang ketika dia terpisah dengan teman-temannya. Saat itulah Yujin sadar kalau dia tak bisa terus melindungi mereka seorang diri. 

"Kita harus mulai benar-benar melatih kemampuan beladiri mu dan yang lain," kata Yujin. 

Wonyoung menoleh dan mendapati mata Yujin yang penuh ketegasan. 

"Ya!" Wonyoung mengangguk. 

Resolusi mereka sudah bulat, kini mereka tinggal bersiap untuk hari esok yang tidak pasti.

THE END (Of season 1)

~~~

AN: Terimakasih buat semua yang udah baca fanfiction ini dari awal sampai akhir. Nantikan kelanjutan IVE (Dan group-group lain) di Season berikutnya. :) 

~~~

(IVE) Rebirth In ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang