"Kita sudah sampai."
Yujin menghentikan truk itu di depan gedung apartemen mereka.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Wonyoung bertanya dengan suara yang penuh ketakutan. Dia ingin segera bertemu dengan kedua orang tuanya. Namun melihat semua kekacauan dan kerusakan yang ada di tempat ini membuat Wonyoung merasa ragu.
Rei, dan Jiwon pun merasakan hal yang sama. Mereka melihat apa yang terjadi di luar jendela truk ini. Apa yang mereka lihat hanyalah kematian dan kekacauan.
Namun Ga Eul berbeda dengan mereka. Dia tetap memasang raut wajah datar yang tak terbaca. Perasaan ketakutan tentang kematian orang tuanya adalah perasaan yang sudah lewat. Gaeul sudah terbiasa dengan itu.
"Ayo keluar dari sini sekarang," kata Yujin. "Dan kalian harus hati-hati karena di tempat ini masih banyak zombie."
"Aku tak melihat mereka, Yujin," kata Gaeul.
"Mungkin... mereka sedang bersembunyi."
Mendengar ucapan Yujin, mereka semua menoleh dengan kaget ke arahnya.
"Apa maksudmu? Mereka bisa bersembunyi?" Gaeul terdengar syok sekaligus tak percaya.
Rei, Wonyoung, dan Jiwon pun menunjukkan ekspresi yang sama seperti Gaeul.
Yujin tak langsung menjawab. Dia menoleh ke arah luar dan memindai basement yang nampak kosong.
Beberapa saat kemudian dia menjawab. "Ya. Kemungkinan besar... ada zombie kuat di sini."
"Zombie kuat?!" kata Wonyoung. "I-Itu artinya... orang tua kita..."
Kata-kata Wonyoung tak sanggup dia selesaikan. Karena ia tak sanggup menyelesaikan mengucapkan kemungkinan terburuk di dalam pikiran mereka semua.
Yujin pun menyadari kemungkinan itu sejak mereka tiba di sini dan tak melihat ada banyak zombie.
Tempat ini cukup jauh dari keberadaan zombie level 2 yang memancing zombie di sekitar wilayah sekolah mereka.
Itu artinya hanya ada satu kemungkinan. Kemungkinan itu adalah, adanya zombie level 2 lain yang memancing zombie-zombie lemah di sekitar sini.
Dan ya, kemungkinan tentang orang tua mereka yang sudah mati memang cukup besar. Bahkan mungkin memang itulah kenyataannya.
Yujin sudah bisa menerima tentang kematian kedua orang tuanya sejak lama. Di kehidupannya yang sebelumnya, mereka baru tiba di kompleks apartemen ini satu minggu setelah bencana terjadi sehingga kematian keluarga mereka adalah sesuatu yang tak terhindarkan.
Namun, sekarang dia dan yang lain sudah kembali keesokan harinya setelah bencana terjadi.
Kemungkinan kalau orang tua mereka masih hidup bukanlah nol. Tapi sangat tipis.
Apalagi...
'Aku tak tahu kalau ada zombie level 2 di sini.'
Dengan kemungkinan keberadaan zombie level 2 itu, kemungkinan kalau mereka sudah mati bertambah besar.
"Ayo cari mereka dulu sekarang," kata Yujin.
Yujin mengambil pistolnya dan beberapa magasin. Dia juga mengatakan pada teman-temannya untuk mengambil senjata untuk diri mereka sendiri. Meski mereka belum bisa menggunakannya, setidaknya mereka tidak pergi ke tengah wilayah yang penuh zombie dengan tangan kosong.
Mereka berlima mulai menaiki tangga karena naik lift hanya akan menarik perhatian zombie. Mereka juga jadi punya tempat terbatas untuk melarikan diri.
Untungnya apartemen mereka yang berdampingan berada di lantai lima. Meski harus mendaki, setidaknya itu tak terlalu jauh.
"Ini dia, lantai 5." Yujin menoleh ke arah teman-temannya. "Kalian siap?"
Yujin bukan hanya bertanya tentang kesiapan mereka jika ada zombie. Tapi juga jika keadaan orang tua mereka yang berada di skenario terburuk yang bisa mereka bayangkan.
Yujin melihat ketiga temannya mengangguk dan melihat wajah Gaeul yang masih terlihat datar.
Kemudian dia membuka pintu secara perlahan sambil mengarahkan pistol ke depan. Dia masih belum melihat apapun.
Yujin memberikan isyarat pada teman-temannya untuk menunggu sebentar sampai dia selesai memeriksa koridor ini. Lalu dia melangkah keluar.
Tiba-tiba sebuah pintu terbuka. Jantung Yujin seolah berhenti berdetak selama beberapa detik karena syok. Dia langsung mengarahkan pistol ke depan.
Sebuah tangan yang berlumuran darah nampak membuka gagang pintu. Kemudian sesosok wanita keluar dari dalam apartemen.
Kening Yujin mengerut melihat wanita itu karena dia nampak terlalu tenang untuk ukuran seseorang yang baru keluar dari dalam ruangan dan ketika banyak zombie ada di sekitarnya.
Wanita itu menoleh ke arah Yujin seakan sudah menyadari keberadaannya. Rambut panjang hitam yang kusut menutupi wajah wanita itu sehingga Yujin tak bisa melihat dengan jelas.
"Permisi," kata Yujin. "Apa kau baik-baik saja?"
Wonyoung, Rei, Jiwon, dan Gaeul mengintip dari balik pintu.
"Dia tak terlihat baik-baik saja, Yujin," kata Gaeul. "Malah wanita itu terlihat mencurigakan."
Yujin menyetujui ucapan Gaeul di dalam hatinya. Dia berjalan menuju wanita itu dengan langkah pelan.
"Permi-"
Tiba-tiba, wanita itu menaikkan wajahnya sebelum Yujin selesai berbicara.
Yujin dan teman-temannya yang mengintip di belakang pintu akhirnya bisa melihat wajah wanita itu. Mereka langsung menarik napas kaget secara bersamaan dan mata mereka melebar penuh teror.
Wajah wanita itu sudah rusak dan menjadi sesuatu yang keluar dari dalam mimpi buruk terdalam.
Mulutnya begitu lebar sampai menyentuh telinga. Di dalam mulut itu ada barisan geligi runcing berantakan dan di dalam sela gigi itu masih ada sisa-sisa daging dan darah yang dia makan.
Ada tulang belulang tajam yang mencuat keluar dari wajahnya, membuat wanita itu nampak semakin mengerikan.
Mata wanita itu berwarna hitam dengan pupil merah seperti darah.
Itu sudah pasti zombie yang kuat. Mungkin dialah yang memakan semua zombie di apartemen ini.
"Mundurlah," kata Yujin pada teman-temannya.
Tanpa menunggu lama, mereka segera menutup pintu dan membiarkan Yujin menanganinya. Mereka tak mencemaskan keadaan Yujin karena dia pasti baik-baik saja.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
FanficAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...