Ketika Yujin mengatakan kalau mereka harus meninggalkan mobil dan mulai berjalan kaki, reaksi yang ia dapatkan sudah dapat diduganya.
"Apa kau serius? Bagaimana kalau tiba-tiba ada zombie yang menyerang kita?" Chaewon dari kubu sebelah adalah yang pertama kali mengatakan protesnya.
Keempat teman Chaewon langsung mengangguk setuju. Bahkan teman-teman Yujin pun ikut setuju dengan mereka. Itu adalah sebuah ide yang buruk dari manapun mereka melihatnya.
"Kita tidak punya pilihan lain. Apa yang ada di kanan dan kiri kita adalah hutan jadi kita tidak bisa membawa mobil melewatinya," balas Yujin.
Wonyoung, Gaeul, Jiwon, Rei, dan Hyunseo tahu kalau Yujin pasti membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang tepat. Dan sampai saat ini tidak ada kesalahan dalam keputusan yang ia buat.
Tetapi kelima gadis yang baru bergabung dengan mereka itu tidak tahu tentang itu. Mereka pasti masih mempertanyakan keputusan Yujin.
Usianya tidak jauh berbeda dengan mereka. Jadi bagaimana ia bisa mengambil keputusan dengan tepat.
Tetapi, Sakura yang merupakan anggota paling tua di kelompok itu berkata:
"Sebentar, Chaewon. Kurasa apa yang dia katakan benar. Lihatlah di depan. Apa kau melihat ada jalan yang bisa kita lewati?"
Sakura berkata dengan nada yang sedikit tegas kepada Chaewon. Chaewon memang punya sifat pemarah yang kadang cukup menyebalkan karena itu ia harus terus menasehatinya supaya tidak melewati batas. Jangan sampai dia menunjukkan kemarahan kepada orang-orang yang sudah membantu mereka ini.
Chaewon melihat ke depan, ke arah jurang yang bahkan bisa terlihat dari sini. Ia menyadari kalau semua yang Yujin katakan adalah benar. Apa yang ada di sekitar mereka adalah hutan bahkan ada beberapa tempat yang menanjak dan ditumbuhi tanaman yang cukup lebat sehingga mustahil untuk dilewati mobil.
Tapi ia sangat enggan untuk meninggalkan keamanan mobil ini.
"Kita tidak boleh membuang waktu ketika hari masih terang," Yujin berkata. Lalu dia pergi ke mobilnya untuk mulai mengemas barang-barang yang harus dia bawa.
Yunjin memegang tangan Chaewon dan menatapnya dengan tatapan memohon. Akhirnya Chaewon menghela napas dan mengangguk. "Ayo kita bersiap juga," katanya.
Mendengar ketika akhirnya Chaewon mau melakukan itu dan mempertimbangkan ucapan Yujin kalau mereka harus bergerak cepat selagi hari masih terang, mereka bergerak ke mobil.
Setelah beberapa menit mengemasi barang-barang yang diperlukan, mereka mulai memasuki hutan dengan perasaan cemas sambil membawa ransel besar berisi makanan dan senjata.
Yujin menatap ponsel yang ia pegang untuk melihat peta. Dia ingat betul dimana lokasi tempat perlindungan itu namun sekarang mereka sedang berada di dalam hutan jadi instingnya untuk menentukan arah jadi sedikit mengabur. Jadi Yujin melihat ke arah petanya.
Sayangnya, apa yang ia dapat dari melihat peta tidak terlihat bagus.
"Ternyata hutan ini cukup panjang. Kita harus berjalan sejauh sepuluh kilometer sebelum menemukan jalan lagi. Dan jika melihat dari kondisi hutan ini perjalanan kita akan terasa lebih jauh dari seharusnya," kata Yujin pada mereka semua.
Mendengar itu mereka memasang wajah putus asa. Berada di hutan pada hari-hari yang normal saja sudah terasa berbahaya, sekarang mereka harus menjelajahi hutan ketika dunia dipenuhi oleh zombie.
"Ayo, percepat langkah kalian," Yujin berkata dengan nada tegas.
Sekarang hari masih terang sehingga mereka masih bisa melihat arah matahari dengan jelas. Yujin berniat menemukan tempat untuk berkemah secepat mungkin sehingga mereka tidak perlu berjalan ketika malam hari.
Atau, setidaknya begitulah rencana Yujin sebelum gemuruh petir terdengar di langit.
Mereka semua mendongak dengan wajah kaget serta cemas.
"Hujan?" Chaewon berkata dengan nada mengeluh diiringi lenguhan kesal.
"Tidak ini..." kata Sakura. "Ini badai."
Setelah Sakura mengatakan itu pohon-pohon bergoyang ditiup angin dari arah utara. Angin dingin itu mengenai kulit mereka dan membuat mereka bergidik.
"Ya ampun..." Eunchae mengeluh dan langsung berjongkok. Ia mengeluarkan air mata secara reflek karena situasi ini nampak hanya akan semakin memburuk.
Tak ada di antara mereka yang terlihat baik-baik saja setelah menyadari situasi mereka saat ini. Hanya Yujin yang terlihat sedikit lebih baik.
"Kita tidak boleh membuang waktu." Yujin menatap ke arah mereka semua dengan mata tegas. "Kalau kita cepat mungkin-"
"Hentikan omong kosong itu!" potong Chaewon dengan nada marah. "Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan di hutan ini dan kau tahu itu."
"Kau tidak perlu sekasar itu, bukan?" Wonyoung menyahut, menatap Chaewon dengan tatapan tidak suka.
Chaewon mengalihkan tatapan padanya. "Apa yang aku katakan salah? Kalau kita tetap di hutan ini kita bisa mati dengan cepat!"
"Tapi kau bisa mengatakan itu dengan nada yang lebih baik," balas Wonyoung. "Kau tidak lupa kalau kami yang menyelamatkanmu, kan?"
Chaewon mendecak kesal lalu membuang wajahnya.
"Stop it," kata Yujin, tegas. "Kalau kita kembali sekarang, kita harus berputar lebih jauh untuk sampai ke tempat perlindungan..."
Kata-kata Yujin mengawang, tak mampu dia selesaikan. Karena Yujin mendengar sesuatu dari kejauhan.
Wonyoung yang menyadari keanehan itu menoleh ke arah Yujin. "Yujin, apa yang terjadi?"
Sebelum Yujin sempat menjawab hutan itu bergetar hebat. Burung dan hewan-hewan terdengar berlarian untuk menjauh dari sesuatu.
"LARI!" teriak Yujin.
"Kenapa-" Sakura tidak sempat menyelesaikan pertanyaannya karena Kazuha sudah menarik tanganya.
Ketika mereka menoleh ke belakang, mereka melihat rombongan zombie berjumlah puluhan bahkan mungkin ratusan berlari ke arah mereka dengan nafsu membunuh yang nampak jelas.
Kesebelas gadis itu lari semakin dalam ke hutan untuk menyelamatkan diri.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
FanfictionAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...