Yujin bergerak begitu cepat. Dalam sesaat dia sudah mendorong pria yang lebih besar darinya itu sampai membentur tembok.
"Urgh!!!"
Pria berrambut pirang yang dia cekik sampai menempel pada tembok mengerang. Yujin menoleh ke arah pria yang satu lagi. Pria itu nampaknya terlalu syok sampai tak bisa melakukan apapun meski melihat temannya sedang dicekik.
Ketika akhirnya dia sadar dan ingin meraih pistol yang ada di atas meja, Yujin melempar belatinya dengan satu tangan.
*CRAATT!*
Belati itu melesat dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa sampai langsung menembus kepala pria itu, tak hanya menancap di sana.
Pria itu jatuh ke lantai dengan kepala berlubang. Dia mati bahkan sebelum sempat melakukan apapun.
Sedangkan, si pria pirang yang sekarang ada di dalam cengkeraman Yujin menatap mayat temannya dengan mata melebar. Dia sama sekali tak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.
Seorang gadis muda dengan tubuh ramping mampu memojokkannya seolah dia tak lebih berat daripada papan kayu. Dan membunuh temannya begitu cepat bahkan sebelum dia sempat melakukan apapun.
"Sekarang," kata Yujin dengan nada dingin. "Aku akan melepaskanmu. Jangan berteriak dan jangan melawan. Kau sudah melihat apa yang bisa aku lakukan, kan?"
Setelah mengatakan itu, Yujin melepaskan cengkeraman pada leher si pria pirang. Dia langsung terjatuh di atas lantai dan terbatuk hebat. Setelah itu dia menarik napas panjang seperti orang yang baru saja diangkat dari laut setelah tenggelam.
Yujin menatap pria itu dari atas dengan mata yang sedingin es. Tak ada perasaan apapun pada matanya meski baru saja membunuh seseorang.
Dia pergi ke arah pintu lalu menutupnya. Kemudian mengambil belatinya yang menancap pada tembok dan sebuah kursi. Yujin duduk di kursi itu dengan sikap tenang.
"Bangun. Cepat!"
Pria itu nampak sudah masuk ke dalam teror ketakutan yang Yujin keluarkan sampai dia langsung menurut. Pria itu bangun dan berdiri di depan Yujin dengan sikap penuh ketakutan sambil memegangi lehernya.
"Siapa kalian? Bagaimana kalian bisa menyiapkan tempat ini?" Yujin bertanya dengan nada tegas.
Pria itu nampak ragu untuk menjawab. Matanya berkeliling ke sekitar tempat, mencari apapun yang bisa dia pakai untuk melarikan diri.
Tapi tentu saja Yujin menyadari hal itu.
*CRAAT!*
"ARRG-"
Yujin melemparkan belatinya ke kaki pria itu, membuatnya mengerang kesakitan seketika. Tapi Yujin segera menyumpal mulut pria itu dengan ujung sepatunya sebelum suara teriakannya keluar dari ruangan.
"Sudah kubilang untuk jangan berteriak, kan?" kata Yujin. Suaranya masih dingin dan tenang, membuat pria itu semakin dilanda ketakutan.
Yujin melepaskan sepatunya dari mulut pria itu secara perlahan. Begitu dia melihat kalau pria itu sedang sekuat mungkin menahan teriakannya, Yujin kembali duduk di atas kursi dan menyilangkan tangan di depan dada.
"Jawab pertanyaanku." Yujin menuntut lagi.
"K-Kami hanya diperintah oleh seseorang dan diberikan uang. Kami tak mengetahui apapun selain itu." Si pria pirang menjawab dengan suara menahan sakit.
"Siapa yang memerintah kalian?"
"S-Seseorang... bernama Mr. Kim."
Kening Yujin berkerut mendengar nama itu lagi. Di kehidupan sebelumnya, dia tak merasa pernah mendengar nama itu sekalipun. Mungkin karena di kehidupan sebelumnya, Yujin hanya fokus untuk bertahan hidup dari hari ke hari dan tak memikirkan hal lain selain itu.
"Si Mr. Kim ini... apa dia memberi kalian uang, dan mengatakan untuk menangkap orang sebanyak mungkin?" Tanya Yujin.
"Y-Ya! Itulah perintah yang dia berikan pada kami." Pria itu masih berusaha menahan rasa sakitnya. Ketika dia sudah mulai bisa berpikir dengan lebih baik, pria itu melihat belati Yujin masih menancap di kakinya.
Dia melirik lagi ke arah Yujin yang terlihat masih mengerutkan dahi seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat. Melihat ada kesempatan, pria pirang itu langsung mencabut belati di kakinya meski harus merasakan sakit yang luar biasa.
Kemudian dia melompat ke arah Yujin dengan segenap kekuatannya. Namun tentu saja, Yujin tak akan membuat kesalahan seperti meninggalkan belati di kaki pria itu tanpa memiliki rencana.
Begitu pria itu semakin dekat, Yujin mengalihkan pandangan padanya dengan mata yang dingin dan tenang. Selama sepersekian detik pria itu menyadari kalau dia telah membuat kesalahan. Gadis itu tidak meninggalkan belati di kakinya karena dia bodoh, tapi karena gadis itu tahu apapun yang akan dia lakukan tak akan penting di hadapannya.
*DUAKHH!!!*
Yujin memberikan tendangan ke arah dada pria yang sedang melompat kepadanya itu. Tendangannya menghempaskan si pria ke belakang sampai membentur dinding dengan suara benturan keras.
Pria itu jatuh di atas lantai dan langsung kehilangan kesadaran. Ada darah yang keluar dari mulutnya, dan darah di belakang kepalanya menandakan kalau tengkorak pria itu sudah hancur membentur dinding.
Yujin berdiri kemudian berjalan ke arah meja dimana terdapat dua laptop, dan dua smartphone. Dia sama sekali tak menoleh ke arah pria yang mati di lantai, Yujin hanya menganggapnya seperti kecoak yang baru dia injak sehingga tak memiliki arti apapun.
Setelah membunuh dua orang itu, Yujin mendapatkan notifikasi berupa teks yang muncul di penglihatannya.
[ Selamat! Kau telah membunuh manusia untuk pertama kali! ]
[ Kau mendapatkan 50 bonus Exp! ]
[ Kau telah membunuh manusia! ]
[ Kau mendapatkan 20 Exp. ]
[ Kau telah membunuh manusia! ]
[ Kau mendapatkan 20 Exp. ]
[ Kau telah naik level! ]
Yujin menyeringai. "Ternyata manusia bernilai dua kali lipat Exp daripada zombie. Sekarang, mari cari sesuatu tentang Mr. Kim ini."
Yujin mulai mengotak-atik laptop dan smartphone itu untuk mencari jawaban atas kebingunganya.
~~~
AN: Jangan lupa kunjungi Karyakarsa buat baca next chapter yg lebih banyak. Di KK udah sampai Ch.39. ^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
FanficAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...