Kata pertama yang keluar dari mulut Yujin membuat Gaeul menciptakan kerutan dalam di dahinya.
"Apa?" Dia bertanya dengan nada bingung yang sangat jelas di suaranya.
"Ya. Kau tidak salah dengar," kata Yujin.
Wajah Yujin yang nampak yakin dan serius itu membuat Gaeul semakin bingung..
"Sebentar," kata Gaeul. "Jadi... Kau kembali dari masa depan?"
Yujin mengangguk, masih dengan wajah seriusnya yang nampak aneh di mata Gaeul.
"Kau tahu kalau itu terdengar sulit dipercaya, kan?"
Yujin menghela napas. "Ya, aku tahu ini memang sulit dipercaya. Tapi bukankah ini menjelaskan banyak hal tentang aku?"
Gaeul hanya diam dan menelengkan kepala.
"Dengar," kata Yujin. "Aku kembali dari masa depan tepatnya lima tahun lagi. Dan saat itu dunia sudah benar-benar berubah."
Gaeul masih melihat Yujin dengan mata yang skeptis. Tapi, otaknya mulai memproses semua yang terjadi dan Gaeul tak bisa benar-benar mengabaikan ucapan Yujin sebagai omong kosong.
Mengingat semua yang sudah Yujin lakukan, dia sepertinya tahu benar apa yang akan terjadi dan bagaimana mengatasi situasi sulit yang ada di depannya.
Yujin bisa bertahan hidup dari zombie raksasa yang mengejarnya dan berjalan sendirian ke gedung olahraga untuk menyusul mereka di jalan yang dipenuhi oleh zombie.
Jadi, Ga Eul mulai menganggap kalau apa yang Yujin katakan mulai masuk akal.
"Aku... entahlah." Gaeul memasang ekspresi kesulitan. "Apa yang kau katakan sangat aneh. Tapi aku tak bisa sepenuhnya menganggap itu bualan setelah menyaksikan apa yang sudah kau lakukan."
Yujin mengangguk singkat. Dia masih belum mengatakan apapun dan menunggu Gaeul melanjutkan ucapannya.
"Kalau begitu, apa yang akan terjadi sekarang? Kalau kau dari masa depan kau pasti tahu apa yang akan terjadi, kan?" tanya Gaeul.
"Sebentar lagi, listrik akan padam. Dengan begitu, makanan yang bisa diawetkan akan mulai membusuk. Kita akan kekurangan makanan dan mulai mati kelaparan," jawab Yujin.
Gaeul berpikir selama beberapa saat. Lalu berkata. "Itu sudah jelas. Kau tak perlu berasal dari masa depan untuk tahu kalau hal seperti itu akan terjadi."
Gaeul menatap Yujin dengan mata sedikit menyipit, masih belum merasa yakin.
Yujin menghela napas. "Baiklah. Aku tahu sebuah tempat yang bisa kita datangi untuk sementara untuk mengumpulkan makanan dan mendapatkan tempat berlindung untuk sementara."
"Dimana?"
Yujin mengatakan tentang tempat yang dia maksud. Gaeul masih belum tahu apakah dia harus percaya padanya tapi untuk sekarang dia tak punya waktu untuk merasa ragu.
Kalau tempat itu memang nyata, maka mereka harus pergi ke sana.
"Baiklah," kata Gaeul. "Karena kau sudah menjelaskan siapa dirimu. Selayaknya aku juga harus mengatakan tentang diriku."
Yujin mengangguk. "Ya. Tapi tolong buat penjelasanmu sesingkat mungkin."
"Aku lari dari rumah ku tiga bulan yang lalu."
Yujin melebarkan mata mendengar itu.
"Aku lari karena... ayahku sepertinya melakukan sesuatu yang salah," Gaeul melanjutkan. "Aku tak terlalu mengerti dan tak pernah melihatnya secara langsung tapi... kurasa dia ada hubungannya dengan bencana ini."
Mata Yujin jadi lebih lebar lagi. Dia menatap Gaeul dengan penuh kebingungan.
"A-Apa?!" tanya Yujin.
Gaeul menatap Yujin. "Aku pernah melihat ayahku membawa seseorang ke laboratoriumnya di ruang bawah tanah rumah kami. Dia tak pernah mengijinkan aku masuk ke sana. Dan dia adalah seorang ilmuwan."
Yujin masih menatap Gaeul dengan mata yang tak percaya. Benarkah kalau dia sekarang sedang bersama dengan anak yang terlibat langsung dalam bencana ini?
"Siapa nama belakangmu?" tanya Yujin.
"Kim," Ga Eul menjawab.
Jawaban Gaeul menjawab pertanyaan Yujin. Nama itu adalah nama belakang dari seseorang yang dia lihat di komputer para penculik itu.
"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Gaeul.
"Mungkin apa yang kau pikirkan itu benar," kata Yujin. "Ayahmu memang terlibat dalam bencana ini."
*KNOCK!*
*KNOCK!*
*KNOCK!*
Ketukan di pintu mengalihkan perhatian mereka berdua. Yujin segera berjalan ke arah pintu dan melihat wajah Wonyoung yang panik begitu membukanya.
"Ada apa, Wonyoung?" tanya Yujin. Dia merasakan jelas ada sesuatu yang salah.
"Kau harus lihat ini!" Wonyoung menjawab dengan berbisik.
Yujin dan Gaeul keluar dari kamar itu dan berjalan ke arah jendela. Mereka melihat sesosok zombie raksasa yang sama seperti yang Yujin bunuh waktu itu.
'Zombie level 2? Tunggu, ada sesuatu yang salah.' Yujin menyipitkan matanya untuk melihat zombie itu dengan lebih jelas. Dia melihat ada tulang tajam yang menonjol pada punggung zombie itu.
'Zombie itu sudah berevolusi jadi level 2,5!'
Zombie yang sudah berevolusi jadi zombie level 2,5 akan punya beberapa kemampuan yang merepotkan. Tak hanya punya daya hancur yang kuat, mereka bisa saja membentuk tulang-tulang mereka menjadi senjata.
"Sialan," Yujin mengutuk dengan tertahan lalu menoleh ke arah teman-temannya. "Semua akan baik-baik saja kalau kita tetap di sini."
Yujin mendorong teman-temannya dari jendela dan masuk ke kamar Wonyoung. Wonyoung, Rei, dan Jiwon meringkuk di atas kasur Wonyoung. Sementara Gaeul hanya duduk dan memeluk Rei yang tiba-tiba memeluknya duluan.
"Kita akan baik-baik saja," Yujin berkata diiringi senyuman untuk meyakinkan mereka.
Bahkan dia tak yakin kalau dia bisa mengatasi zombie level 2,5 dengan kekuatannya yang sekarang.
'Semuanya berjalan terlalu cepat. Apakah sesuatu berubah karena ketika aku kembali dari masa depan?'
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
Fiksi PenggemarAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...