Meskipun Yujin nampak berani dan menunjukkan seolah dia bisa menjaga dan memimpin mereka, tapi mereka bertiga masih sulit menerima kenyataan itu.
"Z-zombie? Apa ini benar-benar terjadi?" Kata Jiwon, memegang tongkat baseball itu dengan tangan yang bergetar.
Rei dan Wonyoung pun tak jauh berbeda dengannya. Raut wajah mereka menggambarkan hal yang sama apalagi setelah mendengar suara keributan dan teriakan yang mengerikan di sekitar mereka.
Mereka bertiga ketakutan dan gemetar. Kaki mereka tak mau beranjak dari tempat ini.
Yujin yang menyadari kalau ketiga temannya tak berada di belakangnya pun menoleh. Dia berbalik dan menatap mereka dari ambang pintu.
Yujin melihat wajah dan bahasa tubuh merek. Dia menggigit bibirnya.
'Aku salah. Harusnya aku tahu kalau hanya dengan kata-kata seperti itu tak akan membuat mereka langsung berani.'
Jadi Yujin mendekat lagi ke arah teman-temannya dan bertanya. "Kalian takut?"
Wooyoung, Rei, dan Jiwon tidak menjawab. Mereka hanya menatap Yujin dengan tatapan mata yang nampak menyedihkan.
"Aku berjanji tak akan membiarkan kalian terluka. Tapi, kita harus bergerak dari sini," Kata Yujin. "Aku tahu ada sebuah tempat yang aman di dekat sini. Begitu kita sampai di sana, kita akan aman."
"D-Dimana tempat itu?" Tanya Wonyoung.
"Gedung Olahraga Roselle," Jawab Yujin.
Gedung Olahraga Roselle adalah sebuah bangunan serba guna yang biasanya dipakai untuk kompetisi olahraga antar sekolah.
Gedung itu cukup luas dan memiliki tembok yang tebal sehingga sangat cocok untuk melindungi diri untuk sementara.
Di kehidupan yang sebelumnya, gedung itu juga dipakai untuk berlindung orang-orang yang berhasil bertahan hidup dari tempat mereka di sekitar gedung itu.
Meski pada akhirnya para zombie berhasil menembus gedung itu gara-gara ulah orang bodoh yang membongkar barikade. Tapi meski begitu gedung itu adalah tempat paling aman di sekitar sini.
"Tapi bagaimana kita akan keluar dari sekolah ini? Kau dengar suara itu? Seluruh sekolah mungkin sudah jadi zombie!" Rei berkata dengan nada takut.
"Jangan khawatir. Aku tahu sebuah jalan rahasia. Kalian tahu, kan aku sudah sering membolos tanpa ketahuan?" Kata Yujin.
Mereka semua langsung mengangguk. Mereka tak menyangka, kebiasaan tak mendidik itu ternyata adalah jalan yang akan menyelamatkan mereka saat ini.
"Ayo! Biar aku yang ada di depan dan membereskan semuanya!"
Yujin kembali memimpin mereka keluar dari gudang.
Melihat bagaimana Yujin memimpin mereka Wonyoung, Rei, dan Jiwon pun berusaha menguatkan hati mereka.
Semangat dan keberanian yang ditunjukkan Yujin membuat mereka merasa kalau mereka akan baik-baik saja meskipun melawan zombie sekalipun.
Jadi mereka bertiga segera mengikuti Yujin keluar dari gudang itu sambil membawa senjata mereka masing-masing.
Yujin berjalan ke sebelah kiri gudang. Lalu dia berjalan lurus melewati koridor yang sempit.
Jalan keluar tempatnya membolos sekolah dulu ada di sebelah barat gedung dan di sana sudah ada tangga yang biasa dipakai anak-anak yang lain.
Yujin berjalan cepat namun tidak terburu-buru. Dia harus tetap mempertahankan ketenangannya atau dia tak akan bisa berpikir dengan baik ketika ada zombie yang tiba-tiba muncul di depannya.
Mata Yujin terbuka tajam dan dia hanya jarang sekali berkedip. Yujin tak membiarkan apapun terlewat di depan matanya.
*PRANGG!*
Tiba-tiba jendela ruangan di depan mereka diterobos oleh seorang zombie yang berpakaian seperti penjaga salah satu stall di kantin.
Dia adalah seorang wanita berusia setengah baya yang bertubuh gempal. Dia sebenarnya wanita yang ceria dan selalu tersenyum ketika mereka hendak membeli makanan di stallnya.
Namun kini yang tersisa pada dirinya hanyalah seorang mayat hidup yang lapar. Wajah gemuk yang selalu tersenyum itu kini membengkak dipenuhi darah dan urat yang menonjol.
Matanya pucat dan melotot lebar karena melihat mangsa di depannya.
Wonyoung, Rei, dan Jiwon terkesiap dan berjalan mundur secara reflek karena takut.
"Grrrhhh..."
Ibu penjaga stall kantin yang sudah berubah jadi zombie itu menggeram. Lalu tiba-tiba dia berlari ke arah mereka dengan kecepatan yang tak masuk akal.
Tapi, Yujin sudah bersiap sambil menggenggam parang di tangannya.
Berbeda dengan teman-temannya, wajah Yujin nampak jauh lebih tenang. Dia yang sudah membunuh zombie sampai tak terhitung jumlahnya tak akan ragu hanya untuk membunuh satu zombie lagi.
"Graahh!!!"
Zombie itu melompat ke arah Yujin dengan kedua tangan terentang ke depan hendak mencengkeram lehernya.
Namun Yujin segera mengayunkan parang dengan sekuat tenaga ke arah kepala zombie gemuk itu.
*CRAATT!*
Bilah parang itu menancap begitu dalam ke kepala di zombie dan membuatnya diam tak bergerak untuk sementara waktu. Tapi Yujin tahu kalau itu masih belum cukup untuk membunuhnya.
Yujin menendang tubuh zombie itu sampai dia terjengkang ke belakang. Lalu dia menyusulnya dan melompat sambil mengangkat parang.
*CRAATT!*
Yujin kemudian mengayunkan parangnya ke arah kepala si zombie. Dia tak berhenti sampai di situ dan langsung mengangkat parangnya lagi kemudian menebas kepala si zombie berkali-kali.
*CRAAT!*
*CRAAT!*
*CRAAT!*
...
Yujin sudah tidak lagi menghitung berapa kali dia mengayunkan parangnya. Tapi itu jelas sudah cukup untuk menghancurkan otak si zombie karena dia sudah tak bergerak lagi.
Yujin kemudian berdiri dengan napas tersengal. Darah dan cairan otak melumuri wajah dan bajunya. Aroma busuk yang menjijikkan juga memenuhi tubuh Yujin.
Dia menoleh ke arah teman-temannya. Hanya untuk melihat mereka yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh teror.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
(IVE) Rebirth In Apocalypse
FanficAhn Yujin kembali ke lima tahun setelah kematiannya yang menyakitkan. Pada saat itu, bencana zombie itu baru saja dimulai. Yujin tidak hanya kembali sendirian. Tapi dia juga kembali membawa sebuah kekuatan misterius yang membuat perubahan besar dal...