Chapter 13: Sebuah Gedung

120 28 0
                                    

Yujin menggertakkan gigi ketika melihat pria itu membangunkan teman-temannya dengan kasar. Dia menendang dan menarik mereka sampai mereka bangun dengan wajah ketakutan.

Dia terus berusaha menahan amarah di dalam dada yang terus menerus memanas. Semua amarah itu seakan membuat dada Yujin ingin meledak.

Tapi sekali lagi, Yujin bertahan pada ketetapan hati untuk menjalankan rencananya. Dia harus bisa menahannya sedikit lagi saja.

"Kalian tak apa?" Yujin bertanya sambil menatap satu persatu ke arah teman-temannya.

"Apa yang terjadi? Dimana kita sekarang?" Wonyoung menoleh ke sekitar dengan panik. Begitu dia melihat raut wajah seram pria-pria di sekitarnya, Wonyoung langsung memalingkan wajah.

Rei, dan Jiwon juga nampak tak jauh berbeda. Mereka ketakutan dan tubuh mereka yang kesakitan karena kecelakaan gemetar.

Yujin menggigit bibir nya melihat keadaan mereka. "Bertahanlah sebentar lagi. Tak akan ada apapun yang terjadi pada kalian. Aku berjanji."

Rei, Jiwon, Wonyoung, dan Gaeul menatap Yujin. Wajah dan tatapan mata Yujin sekarang nampak seperti seseorang yang penuh keyakinan. Dia seperti benar-benar bisa menyelamatkan mereka dan tak hanya mengatakan itu untuk menghibur mereka.

Itu membuat keempat temannya jadi sedikit lebih tenang. Ketakutan mereka jelas masih ada ketika melihat semua senjata dan orang-orang yang nampak jahat di sekeliling mereka. Namun, dengan adanya Yujin itu semua seolah bukan masalah.

Tempat mereka dibawa adalah sebuah bangunan yang sepertinya adalah bekas pabrik. Masih ada beberapa mesin-mesin tua yang berdebu dan kemungkinan besar rusak.  Mereka hanya jadi onggokan di pojokan ruangan.

Kelima gadis muda itu digiring menuju ke sebuah tempat di ujung bangunan.

Mereka kemudian dimasukkan ke dalam sebuah ruangan lalu dikunci dari luar. Para pria itu tak mengatakan apapun ketika mendorong mereka ke dalam dengan kasar.

"Astaga, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Rei sudah terlihat hampir menangis.

"Mari duduk dulu untuk sekarang," kata Yujin.

Mereka semua mengikuti Yujin untuk duduk di pojokan ruangan. Dalam situasi itu Yujin melihat yang nampak paling tenang selain dirinya adalah Gaeul.

Yujin merasa Itu adalah hal yang bagus untuk mengetahui kalau ternyata ada satu orang lagi yang bisa diandalkan selain dirinya.

Di sisi lain, Gaeul pun bisa melihat bagaiman Yujin bisa tetap tenang dan berani di tengah situasi mengerikan ini. Dia memang lebih tenang, tapi bukan berarti dia tidak merasakan takut. Gaeul hanya tahu kalau merasa takut dan panik secara berlebihan bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Sebuah pertanyaan muncul di benak Gaeul. Sebuah pertanyaan yang tak terhindarkan ketika dia melihat bagaimana Yujin bertindak.

'Dia tak terlihat seperti anak SMA biasa.'

Yujin tersenyum menatap ke arah Rei, Wonyoung, Jiwon dan Gaeul secara bergantian. Lalu berkata. "Kalian harus mulai menguatkan diri. Mulai sekarang, dunia yang kita jalani akan jauh berbeda daripada sebelumnya."

Mereka semua mendongak dan menatap nya. Gaeul mengerutkan dahi dengan penuh pertanyaan. Sekali lagi, Yujin menunjukkan kalau dia bukan gadis biasa.

"Kalian pasti sudah tahu kalau dunia ini dipenuhi zombie. Tapi bukan hanya itu. Mulai sekarang, kita juga akan menemui para manusia jahat yang akan melakukan segala cara untuk bisa bertahan hidup."

Wonyoung mengedipkan matanya beberapa kali. "Darimana kau tahu tentang semua itu, Yujin?"

Yujin masih belum bisa menemukan cara yang tepat untuk memberitahu mereka. So dia hanya bisa mengarang beberapa jawaban.

"Uhmm, bukankah kalian sering melihat situasi seperti ini di TV dan novel?" kata Yujin.

Jawaban itu membuat Wonyoung, Rei, dan Jiwon menatap Yujin dengan bingung. Tapi Gaeul mengangguk seolah memahaminya.

Meski memahaminya, Gaeul tetap tak yakin kalau Yujin memang mendapatkan ketenangan dan keberanian itu dari serial TV atau novel.

"Pokoknya, kalian harus mulai menguatkan diri dan jangan cengeng, oke?!" Yujin menatap ke arah mereka dengan pandangan mata yang tegas. Saat ini, Yujin nampak seperti pemimpin yang dapat diandalkan.

Wonyoung, Rei, Jiwon, dan Gaeul menganggukkan kepala mereka seolah terhipnotis oleh karisma Yujin. Melihat mereka mengangguk secara hampir bersamaan, Yujin tersenyum.

"Bagus," katanya. "Sekarang, aku akan mengatakan rencana untuk kabur dari sini."

Yujin mulai menjelaskan pada mereka tentang apa yang akan dia lakukan. Mendengar penjelasannya, mereka berempat melebarkan mata dan mengatakan kekhawatiran.

Dilihat dari manapun apa yang akan Yujin lakukan memang sangat berbahaya. Dan resiko untuk gagal sangat besar.

Yujin sendiri yakin kalau rencananya ini memang gila. Itu kalau dia tidak punya kekuatan misterius bernama Anugerah Sistem itu.

Karena dia memilikinya, Yujin yakin kalau kekuatannya saat ini lebih dari cukup untuk melakukan rencana itu tanpa cela. Dia tak punya keraguan sedikit pun.

"Percayalah padaku," kata Yujin dengan mata yang memancarkan sinar keyakinan.

Wonyoung, Rei, Jiwon, dan Gaeul saling bertatapan. Mereka seakan saling bertukar kata-kata yang sama hanya lewat tatapan mata.

"Baiklah, kami percaya padamu." Wonyoung mewakili mereka dengan jawabannya.

Setelah mendengar jawaban itu, Yujin mengengguk diiringi seringai buas. "Bagus."

~~~

(IVE) Rebirth In ApocalypseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang