Jungwoo terheran-heran melihat taman bunga yang begitu indah di sekelilingnya. Pemuda itu mengedarkan pandangannya. Tidak ada apa-apa selain bunga-bunga yang mekar. Banyak sekali kupu-kupu yang beterbangan dan hinggap pada bunga yang mekar itu.
"Yeppeuda..." gumam Jungwoo dengan sangat takjub.
Saat pemuda itu masih begitu mengagumi betapa indahnya bunga-bunga itu, sosok seorang pemuda tiba-tiba terlihat melangkah ke arahnya. Jungwoo terkejut. Saat ia memperhatikan sekeliling, tadi tidak ada siapa-siapa. Bagaimana orang itu bisa ada di tempat ini?
Saat melihat wajah orang itu, Jungwoo semakin terkejut. Wajahnya benar-benar mirip dengannya. Senyumnya, garis rahangnya, kedua matanya, semua benar-benar mirip. Perbedaannya orang itu dengannya hanya satu. Orang itu terlihat jauh lebih dewasa darinya.
"Apa kau terkejut melihatku?" Tanya sosok itu yang membuat Jungwoo langsung menganggukkan kepalanya.
"Ye. Dangsineun nugusibnikka?" Tanya Jungwoo sambil mendekati pemuda yang wajahnya sangat mirip dengannya itu.
"Duduklah!" Seru pemuda itu sambil menepuk tanah beralaskan rumput hijau di sampingnya. Jungwoo menurut dan duduk di samping pemuda itu.
"Kau pasti mengenal wajahku kan?" Tanya pemuda itu. Jungwoo mengangguk lagi.
"Ne. Kenapa wajah Ajeossi mirip sekali denganku?" Tanya Jungwoo sambil memiringkan wajahnya. Tiba-tiba pemuda itu ingat dengan foto yang pernah ia lihat.
"Seolma... Apa mungkin kau adalah Seokjin Ajeossi dongsaeng? Jungkook Ajeossi."
Jungkook tersenyum.
"*Dangsineun mal-i maj-a. Jeoneun Jungkookieyo." (Kau benar. Aku adalah Jungkook.)
"Tunggu! Kenapa aku bisa bertemu dengan Jungkook Ajeossi? Ini dimana?" Tanya Jungwoo dengan bingung. Ia celingukan ke kanan dan ke kiri.
"Saat ini kita sedang berada dalam dunia mimpi, Jungwoo-ya. Kau ingat, kan? Aku sudah lama meninggal."
"Apa yang Ajeossi lakukan di sini?"
"Aku ingin bertemu denganmu, Jungwoo-ya. Aku ingin kau membantuku menolong Jin Hyung."
"Memangnya Seokjin Ajeossi kenapa?"
"Aku ada di hadapanmu karena aku tidak bisa pergi, Jungwoo-ya. Jin Hyung tidak mau melepaskan aku."
Dahi Jungwoo mengernyit. Ia benar-benar tidak mengerti.
"Maksudnya?"
"Perasaan bersalah yang Jin Hyung rasakan karena kematianku begitu kuat, Jungwoo. Jin Hyung masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri." Ucap Jungkook yang membuat Jungwoo merasa sedih.
"Kau sudah mendengar cerita tentangku dari Hyungdeul bukan? Hidupku sama sepertimu, Jungwoo-ya. Tidak indah. Sejak kematian Appa, aku dibenci oleh Hyungdeul. Dulu mereka menganggapku sebagai penyebab kematian appa. Kebencian itu menyebabkan Hyungdeul selalu memperlakukan aku dengan tidak baik."
"Mengapa mereka jahat sekali?"
"Aniya, Jungwoo-ya. Hyungdeul tidak jahat. Hyungdeul sangat baik. Mereka hanya tidak bisa menerima kematian Appa yang begitu tiba-tiba. Hyungdeul sebenarnya sangat-sangat mencintaku. Semua itu terbukti ketika semua kesalahpahaman yang terjadi diantara kami menghilang. Hyungdeul selalu berusaha membahagiakan aku. Hyungdeul selalu melakukan apapun yang aku mau."
"Karena kematianku, Hyungdeul benar-benar merasa sangat bersalah. Yoongi Hyung, Namjoon Hyung, Hoseokie Hyung, Jiminie Hyung dan Tae Tae Hyung, mereka perlahan-lahan mulai bisa berdamai dengan diri sendiri. Tapi Jin Hyung tidak bisa melakukannya. Jin Hyung beranggapan semua yang kualami adalah kesalahannya. Penderitaanku bersumber darinya. Itulah yang menahanku di sini. Aku tidak bisa pergi jika Jin Hyung tidak bisa memaafkan dirinya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...