🍂 03 🍂

215 28 1
                                    

Seokjin mengambil sebotol air mineral dari dalam lemari pendingin. Ia meminum air itu hingga habis separuhnya.

"Ajumma..." Panggil Seokjin pelan. Membuat perempuan paruh baya yang sedang mencicipi Yachaejuk buatannya itu segera menoleh.

"Ye?"

"Ajumma membuat Yachaejuk itu untuk Jungwoo, bukan?"

"Ye, Seokjin Doryeonnim. Majseubnida."

"Kalau sudah siap Ajumma bisa meletakkan makan malam di meja. Setelah itu, Bisakah Ajumma siapkan kamar untuk Jungwoo di samping kamar Joon?"

"Ye, Doryeonnim. Akan saya siapkan segera."

"Ah, Ajumma."

"Ye?"

"Mulai hari ini, kita akan mengunci kamar Kookie. Selama Jungwoo ada di rumah ini, tidak ada satupun yang boleh membuka kamar itu."

"Kenapa harus dikunci, Hyung?" Tanya Jimin dengan suara pelan. "Hyung mengunci kamar Kookie seolah-olah ingin menyembunyikannya." Lanjutnya lagi. Ia tidak suka jika kamar Jungkook harus dikunci. Lee Ajumma memutuskan untuk menyajikan masakan yang sudah dibuatnya di atas meja makan.

"Hyung tidak bermaksud begitu, Jimin-ah."

"Kalau begitu apa?" Sentak Jimin dengan sengit.

"Perhatikan nada bicaramu saat berbicara dengan Jin hyung, Jimin-ah!" Tegur Namjoon mengingatkan. Ia memasuki dapur bersama Hoseok di belakangnya. Jimin menunduk saat tatapan kakak kandungnya itu terasa mengintimidasi.

"Jimin-ah. Hyung tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa kita pernah mempunyai Kookie. Geundae ... untuk saat ini Hyung ingin membantu Jungwoo. Dia ... wajahnya mirip dengan Kookie, bahkan nasibnya pun sedikit familiar dengan nasib yang dialami oleh mendiang adik bungsu kita. Jadi Hyung ingin membantunya."

"Ini bukan hanya karena dia mirip Kookie kan?" Tanya Jimin masih dengan nada kesal.

"Sama sekali tidak. Awal kenal Jungwoo, kita semua sangat terkejut karena wajahnya yang begitu mirip dengan Kookie. Lalu Hyung berpikir, mungkin ini kesempatan yang Tuhan berikan agar kita bisa menebus kesalahan yang dulu pernah kita lakukan pada Kookie. Kita bisa menembusnya melalui Jungwoo. Akhirnya Hyung mulai mencari tahu tentang siapa pemuda itu sebenarnya."

"Apa kau sudah menemukan sesuatu tentang anak itu?" Tanya Mark yang tiba-tiba muncul di samping Seokjin. Pemuda itu mengangguk.

Jimin, Namjoon, Hoseok, Mark dan Taehyung yang baru tiba di dapur bersama Jackson terkejut. Seokjin menatap Jackson dan mengangguk. Jackson mengambil sebuah berkas yang tadi ia bawa dalam tas yang ada di atas kursi makan. Ia membuka berkas itu dan membacanya.

"Jeon Jungwoo adalah putra dari pasangan Jeon Chang Wook dan Kang Ji Woon. Awalnya, pasangan itu merintis perusahaan di bidang properti dan berjalan dengan sangat lancar. Jeon Golden Property, itu nama perusahaan yang keluarga Jeon bangun. Hanya dalam waktu tiga tahun, perusahaan itu sukses dan mendapatkan laba tinggi hingga banyak perusahaan yang ingin bekerja sama. Tiba-tiba, di tahun keempat mereka beroperasi, sekitar bulan Juli, gudang mereka terbakar habis hingga perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar. Jeon Chang Wook akhirnya terpaksa menjual perusahaan itu ke rekan bisnisnya. Dan lima tahun lalu, setelah menghadiri upacara kelulusan Jungwoo di Seoul Shinyongsan Elementary School, mereka terlibat kecelakaan dan menewaskan kedua orang tua Jungwoo. Sejak itu, Jungwoo tinggal di panti asuhan, dan mulai tahun kemarin ia memutuskan untuk hidup mandiri dan tinggal di sebuah rumah sewaan." Ujar Jackson menjelaskan.

"Mengapa kebakaran yang terjadi di gudang itu seperti sebuah kejanggalan..." gumam Mark lirih.

"Karena itulah Hyung ingin membantu Jungwoo. Jika memang hancurnya bisnis keluarga Jeon karena sebuah sabotase, Hyung ingin mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik anak itu. Untuk itu, selama Jungwoo tinggal di sini, Hyung ingin kamar Kookie dikunci. Hyung tidak ingin Jungwoo berpikir jika kita mendekatinya karena kemiripannya dengan Kookie. Jungwoo bisa sakit hati. Apa kalian tidak ingin membantu Hyung untuk mewujudkannya?"

I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang