🍂 15 🍂

51 9 1
                                    

Jungwoo terbangun dari tidurnya dan melihat sosok Jungkook duduk di sampingnya. Ia segera bangun dan memperhatikan sekeliling. Sepertinya ia sedang bermimpi.

"Kau harus bersiap-siap, Jungwoo-ya. Kau harus berusaha sebisa mungkin agar Jin Hyung mau memaafkan dirinya sendiri."

"Tapi aku harus melakukan apa, Ajeossi? Aku hanya orang baru yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan Seokjin Ajeossi."

"Kau akan segera mengetahuinya. Jungwoo-ya. Karena kau tak perlu mencari jawabannya."

"Maksudnya?"

Jungkook hanya tersenyum. Ia menepuk-nepuk bahu Jungwoo sesaat sebelum akhirnya pergi menembus kabut berwarna putih.

•••

"Jungkook Ajeossi!!" Seru Jungwoo sambil membuka kedua matanya. Ia segera bangun dari posisinya dan duduk menekuk lututnya.

"Kau sudah bangun, Jungwoo. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jimin dengan cemas. Jungwoo akhirnya ingat. Ia tadi sempat pingsan.

"N-nan gwaenchana, Ajeossi. Kamsahabnida."

"Kau pasti syok melihat apa yang sudah Seokjin alami. Lebih baik kau pulang dulu. Biar ku antar." Ucap Mark memberi saran.

"Aku tidak apa-apa, Ajeossi. Aku ingin terus disini. Aku ingin menjaga Seokjin Ajeossi."

"Kalau begitu, aku ingin meminta bantuanmu." Kata Mark yang membuat Jungwoo menelan ludahnya.

"Aku ingin kau memberi kesaksian di kantor polisi. Ceritakan semua yang kau lihat di kantor Seokjin pagi tadi. Dengan kesaksianmu, Kang Hyun Woo akan mendapat hukuman yang berat."

Ucapan Mark membuat Jungwoo mengangguk dengan semangat. Ia segera turun dari ranjang IGD.

"Kalau begitu kita pergi sebelum ingatanmu memudar."

"Ye, Ajeossi." Jawab Jungwoo setelah mengangguk.

Sepuluh menit kemudian, setelah pusingnya benar-benar mereda, Jungwoo dan Mark segera menuju ke kantor polisi setelah berpamitan dengan Jackson, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung.

Begitu sosok pemuda itu tidak terlihat di balik pintu, dokter yang menangani operasi Seokjin mengirim perawat. Perawat itu mengatakan jika Dokter Shin memanggil mereka. Tapi Namjoon menyuruh Yoongi dan Taehyung yang bertemu dengan dokter itu.

Yoongi dan Taehyung memasuki ruang Dokter Shin sebagai perwakilan karena keduanya adalah saudara kandung Seokjin.

Dokter Shin membuka amplop berwarna coklat dan mengeluarkan lembaran kertas warna putih. Ia membacanya sebentar lalu menatap Yoongi dan Taehyung bergantian.

"Bagaimana, Ssaem? Uri Jin Hyung... Uri Jin Hyung baik-baik saja kan? Jin Hyung tidak mungkin menderita penyakit Leukemia kan?" Tanya Taehyung dengan mata berkaca-kaca.

Dokter Shin menatap Taehyung dengan pandangan bingung.

"Dalam pemeriksaan yang sudah pasien lakukan, pasien dinyatakan menderita Chronic myelogenous leukemia stadium 2. Pasien memiliki kadar sel darah putih yang tinggi juga mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening."

"Jin Hyung masih bisa sembuh kan, Ssaem? Jin Hyung tidak akan mati seperti Kookie empat tahun yang lalu kan?" Tanya Taehyung dengan air mata perlahan menetes di pipinya.

"Sebelumnya saya ingin bertanya, apakah keluarga kalian memiliki riwayat penyakit ini? Kakek atau nenek kalian mungkin." Tanya Dokter Shin sambil meletakkan kertas HVS yang dipegangnya ke atas meja.

"Dulu Eomma meninggal karena penyakit ini, Ssaem. Uri Dongsaeng yang bernama Jungkook juga meninggal karena penyakit yang sama. Dan sekarang, rupanya Jin Hyung di diagnosa terkena penyakit ini." Jawab Yoongi sambil menatap dokter itu.

I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang