Pukul 14.00, Jungwoo diam-diam meninggalkan Mansion Keluarga Kim. Tidak ada yang mengetahui pemuda itu pergi karena Kim Hyeongje sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di kebun, sementara Lee Ajumma sedang menyetrika pakaian.
Setelah mendengarkan ucapan Seokjin tadi pagi, pemuda itu menjadi tidak enak hati tinggal di mansion besar itu. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi. Ia tidak ingin melewati batas.
Pemuda itu pergi ke Seocho-gu demi menyewa sebuah apartemen. Bukan apartemen mewah, yang penting cukup untuk berteduh. Ia sengaja memilih Seocho-gu untuk tempat tinggal karena jaraknya tidak begitu jauh dari sekolahnya. Ia memilih yang paling murah. Tempatnya lumayan bagus. Ada satu kamar tidur, ada juga kamar mandi. Perabotan pun sudah tersedia. Bagi Jungwoo, apartemen yang disewanya sudah terbilang cukup besar.
Pemuda itu segera membuka koper dan merapikan pakaiannya. Ia menyimpannya ke dalam lemari pakaian. Sebelum ia menyimpan pakaiannya, lemari pakaiannnya sudah ia bersihkan terlebih dulu. Setelah membereskan semua bawaannya, Jungwoo mulai membersihkan apartemennya. Kemudian ia menuju ke convenience store demi membeli perlengkapan mandi, bahan-bahan makanan dan barang-barang yang ia butuhkan lainnya. Begitu semuanya sudah terbeli, Jungwoo segera kembali ke apartemennya. Sebenarnya agak sulit membawa belanjaan lumayan banyak sendirian, tapi itu lebih baik dari pada harus bolak-balik.
Pukul 20.00, Jungwoo baru selesai membersihkan diri. Kini ia tampak lebih segar. Ia tiduran di atas sofa karena tubuhnya yang terasa lelah. Ia memejamkan matanya sejenak untuk mengurangi rasa lelahnya. Tapi siapa sangka, Jungwoo justru tertidur. Ia bahkan belum makan malam. Beruntung, semua bahan masakan yang tadi dibelinya, sudah ia masukkan ke dalam lemari pendingin juga lemari makanan.
Pukul 05.10, Jungwoo terbangun dari tidurnya. Masih terlalu pagi, tapi ia sudah tidak bisa tidur. Pemuda itu memilih untuk membersihkan diri dan berganti pakaian dengan pakaian olah raga. Ia ingin mengenal lingkungan timpatnya tinggal dengan berjoging.
Sekitar 40 menit berjoging, Jungwoo kembali ke apartemen. Beruntung, ia tipe orang yang mudah menghafal jalan. Baru sekali ia berkeliling, kini ia sudah mulai menghafal jalan-jalan yang tadi ia lalui.
Jungwoo mengambil tas sekolahnya. Ia ingin menata buku pelajaran hari ini. Sebuah ponsel membuatnya termenung. Ia lupa tidak mengembalikan ponsel pemberian Seokjin untuknya. Karena pergi dengan terburu-buru, ia pun lupa.
Ponsel flip itu sejak kemarin memang ia matikan dayanya. Ia bahkan lupa jika memiliki benda itu. Haruskah ia menyalakan benda itu? Ia harus menghubungi pihak sekolah. Sepertinya hari ini lebih baik ia beristirahat dulu di rumah.
Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk menyalakan ponselnya. Ia harus menghubungi sekolah. Ia tidak mau ijin dari sekolah tanpa keterangan. Baru dua menit ponselnya aktif, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ada sebuah panggilan masuk. Yoongi Ajeossi.
Jungwoo merasa ragu-ragu. Haruskah ia menerima panggilan itu? Jika ia tidak menjawab panggilan itu, ia yakin, Yoongi Ajeossi bisa dengan mudah menemukan keberadaannya. Akhirnya, ia menekan tombol ikon telepon berwarna hijau dan meletakkan benda pipih persegi panjang itu di telinga kanannya.
"Yeoboseyo..."
"Ya! Jeon Jungwoo! Neo eodiya? Mengapa semua barangmu tidak ada di kamar? Katakan padaku sekarang juga! Kau dimana?"
"Joesonghabnida, Ajeossi. Geundae... aku tidak akan tinggal lagi di rumah Ajeossi. Aku tidak berhak."
"Berhentilah bicara yang tidak-tidak! Sekarang kau dimana? Katakan pada Ajeossi sebelum Ajeossi menemukanmu dan menyeretmu pulang!"
"Joesonghaeyo... Aku tidak bisa mengatakannya, Ajeossi. Terimakasih atas semua yang sudah Ajeossideul lakukan untukku. Berkat Ajeossideul, aku bisa mendapatkan keadilan dan hak yang seharusnya memang milikku. Ponsel ini akan aku kirimkan ke rumah Ajeossi. Setelah ini lebih baik kita tidak berhubungan lagi. Aku tidak ingin mendengar kata-kata menyakitkan seperti yang Seokjin Ajeossi ucapkan kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanficCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...