Saat Jungwoo membuka matanya, ia melihat Lee Ajumma berada di dekatnya. Melihat sosok perempuan paruh baya itu, bibirnya tersenyum.
"Ajumma..." gumamnya lirih yang mendapatkan senyuman dari perempuan itu. Mungkin Jungwoo pikir apa yang dilihatnya itu hanya mimpi, jadi ia memutuskan untuk kembali tidur. Tapi saat pemuda itu menyadari bahwa sosok Lee Ajumma yang baru saja dilihatnya adalah nyata, seketika itu juga Jungwoo terbangun.
"Lee Ajumma?" Tanya Jungwoo sambil bangun dari posisinya. Tapi karena ia melakukannya secara tiba-tiba, area di sekitar pinggulnya terasa nyeri hingga tanpa sadar pemuda itu mendesis.
"Gwaenchaneuseyo?" Tanya Lee Ajumma dengan khawatir. Jungwoo mengangguk.
"Apa yang Ajumma lakukan di tempatku? Apakah Ajeossideul yang mengirim Ajumma?" Tanya Jungwoo dengan dahi berkerut. Lee Ajumma tidak menjawab. Ia hanya menatap Jungwoo dengan bingung.
Pemuda bergigi kelinci itu memperhatikan sekeliling. Ia tidak berada di apartemennya. Ruangan berwarna krem itu...
"Kim Family Mansion? Bagaimana aku bisa berada di sini? Aku..."
"Kami yang membawamu ke sini." Sebuah suara terdengar dari arah pintu. Ada Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung di sana. Satu persatu mereka memasuki kamar Jungwoo dan berdiri di samping kanan dan kiri ranjang yang ada di sana.
"Ajeossi..."
"Mian, Ajeossi seenaknya memutuskan untuk membawamu kembali ke tempat ini." Ucap Yoongi sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Jika kau tidak ingin tinggal di sini, Ajeossi tidak akan memaksa." Lanjut Namjoon.
"Setidaknya sampai kondisimu membaik, Saeng." Kali ini giliran Taehyung yang berucap.
"Kau akan tinggal di sini sampai kondisimu benar-benar membaik." Hoseok menambahi.
"Setelah kau benar-benar sembuh, kau bisa kembali ke apartemen." Ucap Jimin dengan dahi berkerut.
Jungwoo menatap satu persatu Kim Hyeongje yang berdiri di samping kanan dan kiri ranjang. Ia menghela napas dan mengangguk.
"Gumawo, Ajeossi. Mian, aku harus merepotkan kan Ajeossideul dan Lee Ajumma sekali lagi." Ucapnya pemuda itu yang membuat Kim Hyeongje dan Lee Ajumma tersenyum. Ia memperhatikan jam digital yang ada di dinding. Pukul 15.07. Mata pemuda itu seketika membulat sempurna.
"Sesang-e! Sudah jam tiga sore."
"Kau benar-benar tertidur pulas. Bahkan kau sama sekali tidak terganggu saat aku menggendongmu naik dan turun dari mobil." Ucap Hoseok menggoda Jungwoo. Pemuda itu hanya nyengir kuda. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal menggunakan tangan kirinya. Lee Ajumma terlihat meninggalkan kamar Jungwoo. Mungkin beliau hendak ke dapur. Entahlah.
Tiba-tiba Jungwoo teringat Seokjin. Ia menatap Yoongi dengan serius. "Seokjin Ajeossi! Bagaimana keadaannya? Seokjin Ajeossi baik-baik saja kan?" Tanyanya dengan sangat khawatir.
"Operasi transplantasi sumsum tulang belakang Jin Hyung berjalan sukses. Sekarang tinggal menunggu bagaimana tubuh Jin Hyung menerima sel induk baru dalam darahnya." Jawab Yoongi lalu menghela napas.
"Mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancar dan tubuh Jin Hyung bisa menerima sel induk baru yang masuk dalam tubuhnya." Ucap Taehyung pelan.
"Kau benar, Tae. Tapi untuk memastikan itu, kita semua masih harus menunggu sekitar tiga bulan lagi." Imbuh Jimin dengan tatapan sayu.
Jungwoo mengangguk. Ia menghela napas. Ia tahu, bahkan setelah melakukan transplantasi sumsum tulang belakang, Seokjin masih harus berjuang. Pasca menjalani transplantasi, Seokjin akan tetap berada di bawah perawatan medis yang ketat. Seokjin masih harus menjalani tes darah dan tes lain untuk memantau kondisinya. Ia mungkin memerlukan obat untuk mengatasi komplikasi, seperti mual dan diare. Karena kemungkinan besar orang yang menjalani transplantasi sumsum tulang berisiko lebih besar terkena infeksi atau komplikasi lain bahkan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah transplantasi dilakukan.
"Ajeossideul tidak menunggu Seokjin Ajeossi di rumah sakit?" Tanya Jungwoo lagi.
"Kami hanya memiliki waktu sebentar untuk bertemu dengan Jin Hyung di rumah sakit. Saat ingin menginap, Seonsaengnim tidak memberikan ijin karena tidak ada tempat bagi kami untuk menunggu." Jawab Jimin lalu menghela napas.
"Apakah aku boleh menjenguk Seokjin Ajeossi? Aku bahkan belum sempat melihatnya sebelum operasi." Tanya Jungwoo dengan dahi berkerut.
"Najung-e. Setelah kondisimu membaik, kau bisa menjenguknya. Sekarang kau fokus saja pada kondisimu." Jawab Namjoon tegas. Jungwoo mengangguk. Kondisinya memang masih lemah. Jika ia memaksakan diri, bisa-bisa ia hanya merepotkan orang lain.
"Ye. Aku akan segera sembuh lalu menjenguk Seokjin Ajeossi." Ucap Jungwoo pelan. Namjoon tersenyum. Begitu pula dengan Kim Hyeongje yang lainnya
•••
Sudah seminggu Seokjin menjalani perawatan pasca menjalani operasi transplantasi. Awalnya ia hanya merasakan mual, tapi pagi tadi, ia merasakan sesak napas. Ia bahkan harus memanggil dokter untuk meminta tolong.
Dokter yang datang ke ruangannya segera memberinya Ventilator untuk membantunya bernapas. Entah apa yang dokter katakan pada perawat, tapi perawat itu langsung menulis sesuatu di buku miliknya. Mungkin perawat mencatat apa saja yang kualami pasca menjalani operasi.
Saat ia hanya sendirian dalam ruangan bercat putih itu, Seokjin selalu memperhatikan sekelilingnya. Ia seperti mencari sesuatu, tapi yang dicari sepertinya tidak ada.
Sebenarnya, Pemuda itu tengah mencari sosok Jungkook yang selama ini selalu menemaninya. Biasanya, adiknya itu akan muncul di hadapannya saat ia memejamkan kedua matanya. Tapi sekarang, sosok mendiang bungsunya itu tidak pernah muncul di hadapannya.
"Apa kau benar-benar tidak akan pernah muncul lagi di hadapan Hyung? Sekali saja, Kookie. Tidak bisakah kau muncul dan menemani Hyung sebentar?" Tanya Seokjin lirih. Kedua matanya berkaca-kaca. Ia benar-benar kesepian. Tapi tidak ada siapapun di ruangan itu. Yang ada hanyalah kekosongan yang harus Seokjin hadapi.
Tiba-tiba, Seokjin merasakan mual di perutnya. Ia segera menekan tombol yang ada di dekat kepala ranjang demi memanggil petugas medis. Ia berkali-kali memuntahkan air bening dari mulutnya begitu perawat menghampirinya dengan membawa wadah.
Ia masih harus mengalami hal seperti ini untuk beberapa waktu ke depan. Efek pasca operasi yang dilakukannya ternyata benar-benar menyakitkan dan juga sangat menyusahkan. Ia mengalami apa yang selalu ia alami karena penyakit yang dideritanya.
Selama ia dirawat di rumah sakit, saudara-saudaranya selalu datang mengunjunginya, tapi aku enggan menemui mereka. Seokjin tidak ingin kelima saudaranya itu melihat kondisinya yang menyedihkan.
Jungwoo juga terlihat sudah dua kali mengunjunginya. Tapi seperti yang ia lakukan pada saudara-saudaranya, ia juga tidak mau bertemu dengan pemuda itu. Jujur saja Seokjin merasa berat melakukan hal itu. Ia hanya membuat kekhawatiran semua orang yang peduli padanya semakin menjadi-jadi. Tapi ia benar-benar tidak mau mereka melihat kondisinya yang menyedihkan.
Satu bulan kemudian...
Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh tim medis pada Seokjin sepertinya mulai terjadi. Sel darah merah yang dihasilkan dalam tubuh pemuda itu mulai mengalami peningkatan.
Seokjin benar-benar senang. Artinya, sebentar lagi ia akan bisa pulang ke rumah. Ia benar-benar merindukan seluruh keluarganya. Selama menjalani perawatan, Seokjin hanya berkomunikasi via telepon.
Kabar terakhir yang ia dengar tentang Jungwoo, pemuda itu kini sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian. Kim Hyeongje sering berkunjung ke apartemennya secara bergantian. Tapi saat semuanya sedang sibuk, Lee Ajumma yang akan berkunjung ke sana dan mempersiapkan makanan untuk pemuda itu.
Jika perhitungan Seokjin tidak salah, ulang tahun Jungwoo yang ke 19 akan jatuh dua hari setelah pengumuman kelulusan. Ia berharap, saat itu tiba, dirinya sudah kembali ke rumah. Ia ingin merayakan ulang tahun Jungwoo bersama dengan saudara-saudaranya yang lain. Semoga!
@@@
To be continued....
Apakah harapan Seokjin akan terkabulkan? Temukan jawabannya di bab berikutnya! ( ◜‿◝ )♡
Joesonghaeyo! Akhir-akhir ini, bab yang saya up hanya sedikit. Saya sedang banyak pekerjaan di dunia nyata. Jadi saya hanya punya waktu untuk menulis selepas Isya. Mohon maafkan jika hal ini membuat teman-teman merasa sangat kecewa.
(。•́︿•̀。)
.: 23 September 2023 :.
![](https://img.wattpad.com/cover/356586940-288-k440304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...