Buat akun-akun yang hanya mau membaca gratis tanpa menghargai penulis. Mohon maaf, kalian akan saya blokir. Sekedar berkomentar pun kalian tidak mau, jadi jangan mengejar saya bahkan bertanya melalui WA mengapa akun kalian g bisa menemukan akun saya. Itu karena perbuatan kalian sendiri. Okay?
***
Tanpa kehadiran Lee Ajumma di kediaman keluarga Kim, Jungwoo merasa sangat kesepian. Biasanya, pemuda itu selalu menemukan sosok Lee Ajumma di setiap sudut rumah besar itu. Tapi kini, tidak ada sosok perempuan paruh baya yang tersenyum lembut padanya..
Sudah dua bulan Lee Ajumma pergi. Jungwoo begitu merindukan masakan buatan beliau. Ia ingin bertemu, tapi ponsel yang dulu diberikan oleh Seokjin, ternyata ditinggal di kamar yang dulu Lee Ajumma tempati. Lee Ajumma seolah-olah ingin menutup akses mereka untuk terhubung dengannya
Jimin tiba-tiba muncul dari arah dapur. Tangannya membawa amplop berwarna coklat. Ia tergesa-gesa menuju ke ruang kerja Seokjin yang ada di samping ruang tamu.
"Jin Hyung!" Panggil Jimin dengan tidak sabar. Ia bahkan menggedor-gedor pintu itu dengan keras.
"Wae? Apa kau tidak bisa bersabar sebentar?" Tanya Seokjin sambil membuka pintu.
"Igeo. Ini hasil laporan kesehatan Lee Ajumma. Kita harus mencari Lee Ajumma, Hyung." Ucap Jimin dengan sangat khawatir. Jungwoo yang mendengar ucapan pemuda itu seketika langsung mendekat.
Seokjin terlihat sangat serius membaca tulisan yang tertera pada kertas HVS yang ada di tangannya. Begitu selesai membaca, dengan wajah yang serius, ia segera menghubungi Yoongi.
"Yoon! Tolong kau hubungi bagian keamanan kota Seoul sekarang juga. Kita harus menemukan Lee Ajumma sekarang juga."
"Hyung akan menjelaskannya nanti. Sekarang kita harus menemukan Lee Ajumma. You have to get permission, Yoon. This is very urgent. If they won't give you access, we'll do it our way."
Seokjin segera memutuskan sambungan telepon. Ia menatap Jimin tanpa ekspresi. Jungwoo akhirnya menyadari, saat Seokjin tidak memiliki emosi diwajahnya, artinya ia sedang menahan amarah di dalam dadanya. Ia harus mendapatkan apa yang dia mau saat ia membutuhkannya.
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan, Saeng?" Tanya Seokjin. Jimin mengangguk.
"Jungwoo! Hubungi Taehyung dan minta padanya untuk mengakses link yang Ajeossi kirimkan melalui pesan. Sekarang!"
Meskipun Jungwoo masih bingung dengan apa yang terjadi, ia menuruti apa yang diinginkan oleh Seokjin. Ia memang tidak marah padanya, tapi... ia merasa takut dengan sosoknya yang seperti itu.
"Semoga Lee Ajumma baik-baik saja." Gumam Jungwoo lirih.
Selama seharian, Seokjin, Jimin dan Taehyung mengurus segala sesuatunya dari rumah. Sementara Yoongi, Namjoon dan Hoseok berada di kantor. Mark dan Jackson mengunjungi beberapa rumah sakit yang ada di seluruh Seoul. Tapi Lee Ajumma tidak berada dalam daftar pasien rumah sakit yang mereka kunjungi.
Sekitar pukul 20.37. Seokjin mendapatkan pesan dari Yoongi jika ia menemukan sebuah CCTV yang memperlihatkan sosok Lee Ajumma di daerah Yangnim-dong, Gwangju.
Seokjin seketika teringat dengan ucapan Lee Ajumma yang mengatakan ingin tinggal di sebuah desa. Ia akhirnya menuju ke daerah Yangnim-dong.
Taehyung, Jimin dan Jungwoo mengikuti mobil yang dikendarai oleh sulung keluarga Kim itu dari belakang.
Tapi sayang, saat Kim Hyeongje dapat menemukan tempat tinggal Lee Ajumma, mereka harus mendapati kenyataan jika Lee Ajumma sudah meninggal. Tetangga sekitar beliau mengatakan bahwa Lee Ajumma ditemukan sudah meninggal di dalam kamarnya sekitar sepuluh hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...