🍂 30 🍂

52 5 1
                                    

Peristiwa pencekikan yang dialami Jungwoo, telah membuat pemuda itu menjadi begitu trauma. Jika ada sesuatu di lehernya, ia akan menjadi sangat panik. Taehyung bahkan sampai jatuh karena didorong oleh pemuda itu saat hendak membersihkan tubuhnya menggunakan handuk.

Jeon Jungwoo hanya membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk masa perawatan karena luka yang dialaminya. Tapi, Kim Hyeongje membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menyembuhkan trauma yang dialami oleh pemuda itu. Karena merasa takut akan ada orang yang menyakitinya lagi, ia bahkan tidak mau keluar dari kamar selama lebih dari sebulan.

Pemuda bergigi kelinci itu kembali tinggal di Kim Family Mansion. Seokjin tidak mengijinkan anak itu tinggal sendirian setelah apa yang sudah dialaminya. Dengan begitu, saat ia dan saudara-saudaranya tidak ada di rumah, ada Lee Ajumma yang mengawasi.

Berkat terapi yang rutin dijalaninya, suara Jungwoo perlahan-lahan mulai membaik. Kini ia sudah bisa berbicara lagi meskipun suaranya masih terdengar serak. Ia juga bisa menghadiri acara kelulusannya bersama Kim Hyeongje yang datang sebagai tamu.

Saat persidangan Kang Hyung Gu, Jungwoo bersedia hadir di pengadilan sebagai saksi. Dia menceritakan semua yang dialaminya pada majelis hakim. Kang Hyung Gu juga sudah mengakui jika ia memang sengaja ingin melenyapkan Jungwoo karena merasa hidupnya sudah dihancurkan olehnya.

Berdasarkan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan oleh Kim Hyeongje dan juga kepolisian, Kang Hyung Gu akhirnya dijatuhi hukuman selama dua puluh tahun penjara dengan pidana percobaan pembunuhan berulang.

Malam harinya setelah menghadiri pengadilan, sekitar pukul 23.48, Jungwoo tiba-tiba histeris. Sepertinya ia bermimpi buruk. Seokjin yang sedang berkumpul dengan kelima adiknya di ruang santai, bergegas menuju ke kamar Jungwoo di lantai dua. Mereka segera masuk demi mengetahui apa yang terjadi.

Jungwoo terlihat berteriak, meronta-ronta di tempat tidur, kedua matanya terbuka lebar dengan ekspresi ketakutan yang intens, nafas berat, berkeringat lumayan banyak.

Seokjin segera mendekati Jungwoo dan berusaha menenangkannya. Tapi pemuda itu justru terbangun dengan tiba-tiba dan semakin histeris. Netranya memperhatikan sekelilingnya dan ia meringkuk di sudut ruangan.

"Jungwoo! Tenang, Saeng! Kau tidak perlu takut! Kau aman sekarang." Ucapa Seokjin sambil mencoba mendekat.

"Pergi! Jangan menyentuhku! Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakitiku lagi! Pergi!" Usir Jungwoo dengan kencang. Sepertinya, Jungwoo tidak mengenali siapa saja yang ada di depannya.

Seokjin mencoba mendekati pemuda itu lagi dan mencoba menenangkannya kembali.

"Tidak ada yang akan menyakitimu, Jungwoo. Ige Naya, Saeng. Kim Seokjin. Coba kau perhatikan wajah mereka!"

Tatapan Jungwoo yang tadinya terlihat begitu tidak fokus, perlahan-lahan mulai fokus. Kedua matanya seketika berkaca-kaca saat irisnya yang kecoklatan benar-benar menatap Seokjin.

"A-Ajeossi..." lirihnya.

"Kau lihat? Tidak ada yang berusaha menyakitimu." Tanya Seokjin lembut. Jungwoo memperhatikan wajah-wajah Kim Hyeongje satu persatu lalu mengangguk.

"Apakah kau mau bangun?" Tanya pemuda itu lagi. Jungwoo mengangguk.

Seokjin mengulurkan tangannya pada Jungwoo dan pemuda itu meraihnya. Ia bantu pemuda berusia 19 tahun itu untuk berdiri. Jungwoo masih terlihat agak takut, tapi Seokjin terus berusaha membujuknya.

"Gwaenchana. Kau tidak perlu waspada. Ajeossi akan melindungimu." Tuturnya sambil mengajak pemuda bergigi kelinci itu untuk kembali ke tempat tidur.

Melihat Jungwoo sudah kembali duduk, Yoongi segera mengambilkan air minum yang ada di atas nakas.

I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang