Pukul 22.00, Jungwoo sedang memainkan rubik di ruang tengah saat Seokjin, Yoongi, Namjoon dan Hoseok baru sampai Mansion. Wajah tampan keempat orang itu terlihat sangat letih. Pemuda itu menghentikan apa yang tadi sedang dilakukannya dan berdiri menyambut. Ia berdiri pelan-pelan dari kasur karena tak ingin membangunkan Taehyung dan Jimin yang sudah tertidur.
"Selamat datang, Ajeossi..." Sapa Jungwoo dengan suara yang lebih pelan.
"Mengapa kau belum tidur, Jungwoo?" Tanya Namjoon sambil mengusap kepalanya pelan.
"Aku sengaja menunggu Ajeossi pulang. Tadi Lee Ajumma ijin pulang cepat setelah selesai membuat makan malam."
"Lain kali, kau tidak perlu menunggu kami pulang. Kau pasti lelah kan?" Seru Hoseok.
"Nan gwaenchana. Justru Ajeossi yang lelah. Ajeossi bekerja dengan keras setiap hari."
"Ajeossi belum makan malam bukan? Biar aku siapkan makanannya. Ajeossi bisa berganti pakaian lebih dulu sambil menunggu makanannya siap di meja makan."
"Tidak perlu, Jungwoo. Kami bisa melakukannya sendiri. Kau tidak perlu repot!" Kali ini Yoongi yang menegur. Jungwoo menggeleng.
"Aku tidak repot Ajeossi. Aku hanya perlu menghangatkan makanan yang sudah dimasak Lee Ajumma." Jawab pemuda itu yang membuat Yoongi menepuk pipi kirinya pelan menggunakan tangan kanan. Jungwoo menatap Seokjin yang sejak tadi diam saja.
"Ajeossi ingin minum apa?" Tanya Jungwoo mencoba memecah kebisuan. Diamnya seorang Kim Seokjin entah mengapa membuatnya sangat takut. Ia seolah-olah merasakan hawa dingin di tengkuknya. Seokjin tak menjawab. Ia justru menarik tangan pemuda itu agar berdiri tepat di hadapannya.
"Bagaimana sekolahmu hari ini? Apa masih ada yang berani merundungmu lagi?" Tanya Seokjin dengan dahi berkerut. Yoongi, Namjoon dan Hoseok menatap Jungwoo dengan serius. Pemuda bergigi kelinci itu menggelengkan kepalanya. Bibirnya tersenyum.
"Anibnida. Semua berkat bantuan Ajeossi. Hari ini tidak ada yang berani menjahiliku di sekolah. Bodyguard yang Ajeossi kirim ke sekolah benar-benar melindungiku."
"Syukurlah. Jika ada yang menyakitimu, kau harus mengatakannya pada kami semua. Jangan pernah kau menutupi apapun yang terjadi padamu dari kami. Aracchi?" Jungwoo mengangguk.
"Ye. Kalau begitu aku akan menghangatkan makanan untuk Ajeossi."
"Untukmu juga. Kau juga belum makan malam kan?" Tebak Seokjin sambil mengusap kepala pemuda itu. Jungwoo hanya nyengir kuda.
Seokjin, Yoongi, Namjoon dan Hoseok akhirnya meninggalkan Jungwoo yang sibuk di dapur. Mereka memutuskan untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian. Setelah itu, mereka kembali ke dapur. Saat mereka tiba, semua makanan sudah tersaji di meja.
"Apakah aku perlu membangunkan Jimin Ajeossi dan Taehyung Ajeossi?" Tanya Jungwoo sambil menuang air putih dalam gelas.
"Mereka sudah makan malam bukan?" Tanya Namjoon. Jungwoo mengangguk. "Ye, Ajeossi. Jimin Ajeossi dan Taehyung Ajeossi sudah makan malam."
"Kalau begitu biarkan mereka tidur. Mereka pasti lelah seharian mengurusi toko. Apa lagi mereka baru saja mempromosikan kue baru." Ucap Yonggi yang membuat Jungwoo manggut-manggut.
"Duduk dan makanlah, Jungwoo! Setelah itu kau harus segera beristirahat." Lagi-lagi Jungwoo mengangguk. Ia akhirnya makan bersama-sama dengan Seokjin, Yoongi, Namjoon dan Hoseok.
"Jungwoo-ya. Ajeossi boleh bertanya sesuatu?" Tanya Yoongi saat makanan mereka sudah habis separuh. Jungwoo menatap Yoongi.
"Mian kalau pertanyaan yang akan Ajeossi lontarkan menyakiti hatimu. Tapi, Ajeossi sangat membutuhkan jawabanmu. Apakah kau benar-benar tidak memiliki keluarga. Dari pihak Appa atau Eomma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...