Jungwoo duduk termenung di ruang tamu. Ia memikirkan apa yang terjadi di kantor polisi tadi. Kang Hyun Woo... dia adalah dalang di balik kematian orang tuanya.
Flashback on...
Pemuda berusia 18 tahun itu baru saja memberikan keterangan pada pihak kepolisian mengenai apa yang terjadi pada Seokjin pagi tadi. Tiba-tiba, Kang Hyun Woo yang berada dalam sel mengatakan sesuatu yang membuatnya sangat kesal.
"Seharusnya aku menusuk Seokjin sialan itu lebih dalam. Biar dia mati sekalian!" Umpat Kang Hyun Woo lalu tertawa seperti orang gila.
"Ajeossi! Apakah Ajeossi tidak menyesali perbuatan yang sudah Ajeossi lakukan?" Tanya Jungwoo tak percaya.
"Cih! Dia sudah membuat perusahaanku bangkrut. Untuk apa aku menyesal. Manusia brengsek seperti dia tidak perlu dikasihani."
"Tutup mulutmu, Kang Hyun Woo-ssi! Sebutan itu lebih pantas untukmu. Kau bahkan tega melakukan perbuatan keji hanya demi harta." Tukas Mark tidak terima.
"Aku hanya mengambil apa yang seharusnyaa menjadi milikku."
"Ani! Kau merampas hak orang lain. Kau lihat anak ini?" Tanya Mark sambil menoleh pada Jungwoo.
"Dia masih berdiri di sini meskipun kau sudah menghancurkan semuanya."
"Aku tidak peduli siapa dia. Itu tidak penting."
"Geurae? Jungwoo adalah anak dari mendiang sepupumu." Jawab Mark sambil tersenyum mengejek yang membuat Kang Hyun Woo terkejut.
"Museun suriya?"
"Kang Ji Woon. Ku pikir kau tidak akan pernah melupakan nama itu." Sindir Mark. Kedua mata Hyun Woo membelalak.
"Mwo? Itu tidak mungkin! Anak itu sudah mati dalam kecelakaan itu. Aku melihatnya sendiri saat mereka kecelakaan lima tahun lalu."
"Ah... kau melihatnya sendiri. Rupanya kau mengawasi kecelakaan yang menimpa keluarga Kang Ji Woon, huh?"
"Tidak perlu kuawasi pun aku sudah tahu apa yang akan terjadi pada mereka."
"Geurae? Apa yang membuatmu begitu yakin?" Tanya Mark lagi.
"Karena aku yang sudah membuat mereka kecelakaan. Aku memotong rem mobil yang Chang Wook kendarai."
"Apa alasanmu melakukan itu? Mereka saudaramu, Kang Hyun Woo-ssi. Bagaimana bisa kau menghabisi mereka?"
"Benar-benar pertanyaan bodoh. Itu karena aku iri pada Ji Woon. Harabeoji memberikan separuh dari harta yang dimilikinya pada Ji Woon. Bagaimana aku bisa menerima hal itu? Jadi aku sengaja membunuh Ji Woon dan suaminya lalu merebut kembali harta yang seharusnya menjadi milikku."
"Geureohguna. Jungwoo! Bagaimana menurutmu? Laki-laki ini adalah..."
"Wesamchon..." gumam Jungwoo dengan kedua tangan mengepal.
"*Nae abeojiwa eomeonileul jug-in wesamchon?" Tanya Jungwoo dengan mata berkaca-kaca. (*Paman yang sudah membunuh ayah dan ibuku?)
"Karena harta... wesamchon membunuh Eomma dan Appa?" Tanya Jungwoo dengan air mata menetes di pipi.
"Mereka pantas mati!"
Jungwoo seketika berlari mendekati Kang Hyun Woo. Ia merenggut baju laki-laki itu melalui sela-sela jeruji besi.
"Brengsek! Eomma dan Appa tidak pantas mati dengan cara seperti itu! Aku akan membunuhmu Kang Hyun Woo-ssi. Aku akan membunuhmu!" Umpat Jungwoo dengan penuh amarah. Mark mencoba menghentikan pemuda itu. Ia lalu memeluk tubuhnya dan mengusap kepalanya.
"Kalian sudah mendengar pengakuannya tadi bukan? Gunakan rekaman suaranya sebagai bukti di persidangan nanti." Ucap Mark pada beberapa petugas polisi. Mereka semua mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Me, not Him! (Can I Hope? Book 2)
FanfictionCan I Hope? Season 2 Setelah orang tuanya meninggal, Jeon Jungwoo hanya ingin dicintai dan diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Saat mengenal Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, Jimin dan Taehyung, ia mengira bahwa Tuhan sudah berbaik hati men...