Adzkiya yang sudah dipersilahkan ko oleh Mama Jean hanya mengikuti langkah sang Tuan Rumah yang berjalan didepannya. Tak lama kemudian langkahnya berhenti di ruang tamu.
"Silahkan duduk nak" Ujar Mama Jean mempersilahkan Adzkiya untuk duduk terlebih dahulu.
"Terima kasih Tante" Ucap Adzkiya dengan tulus sambil tersenyum kemudian ia langsung duduk setelah dipersilahkan oleh Mama Jean.
"Sebentar ya" Pamit Mama Jean yang pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk Adzkiya.
Adzkiya hanya membalasnya dengan senyum yang sangat ramah lalu matanya memperhatikan beberapa potret Jean yang terpasang di dinding dari mulai ia masih balita hingga sekarang lalu ia tersenyum sendiri melihat potret Jean kecil.
Tak lama kemudian Mama Jean datang membawa nampan yang berisi minuman dan sedikit cemilan untuk Adzkiya.
"Ya ampun Tante ga usah repot repot" Ujar Adzkiya.
"Gapapa sayang, diminum ya" Jawab Mama Jean dengan lembut.
Adzkiya pun mengambil cangkir berisi teh manis hangat dan meminumnya seteguk lalu menaruhnya kembali. Mama Jean yang melihat gelagat Adzkiya yang terlihat gugup pun langsung mendekati Adzkiya yang duduk dihadapannya. Ia menempatkan diri duduk disamping Adzkiya dan menggenggam tangan Adzkiya yang rasanya sudah seperti membeku.
"Jean lagi sakit, lagi istirahat di kamarnya... Kamu mau liat ?" Tanya Mama Jean dengan lembut.
Belum sempat Adzkiya menjawab, Jean terdengar berteriak memanggil Mamanya dan mengerang seperti sedang kesakitan membuat Mama Jean dan Adzkiya berhamburan lari menghampirinya.
"Maaaaa" Teriak Jean.
"Je, Jean kenapa kamu ? Apa yang sakit ?" Tanya Mama Jean sambil memegang tangan Jean yg sedang menekan perutnya.
"Uhuuuk uhuuuk" Jean terbatuk dengan sedikit mengeluarkan darah membuat Mama Jean semakin panik.
Tangan Adzkiya gemetar menyaksikan Jean yang kesakitan, ia pun bingung harus berbuat apa. Mama Jean pun mengangkat badan Jean agar bisa menyender ke divan tempat tidurnya, agar Jean bisa sedikit tenang dan tidak terlalu merasakan sakit pada perutnya.
"Adzkiya, Tante titip Jean sebentar ya... Tante mau beli obat dulu ya buat Jean" Ujar Mama Jean
Adzkiya hanya bisa mengangguk dan langsung memposisikan dirinya di samping Jean yg masih mengerang kesakitan. Adzkiya menggenggam tangan Jean dan memeluk Jean yang tiba tiba terbatuk lagi. Kemeja seragam Adzkiya pun akhirnya terkena percikan darah dari mulut Jean karena Adzkiya tak melepaskan pelukannya sedikitpun.
"Je, kuat ya kuat" Ujar Adzkiya pelan ditelinga Jean dan suaranya sedikit gemetar karena menahan tangisnya demi menguatkan Jean.
Adzkiya terus memeluk Jean dan terus mengelus punggung Jean yang terus terusan terbatuk dan mengeluarkan percikan darah.
Tak lama kemudian Mama Jean pun datang membawa obat yang dimaksud Mama Jean. Mama Jean pun langsung menyuntikkan obat itu di lengan Jean sehingga Jean berangsur tenang walaupun masih dalam pelukan Adzkiya.
Adzkiya kembali merebahkan tubuh Jean yang sudah mulai melemas, ia pun langsung mengambil tissue untuk mengelap darah yang masih tersisa di sudut bibir Jean.
"Ki, maaf ya... Lagi lagi kemeja lu kotor gara gara gue" Ujar Jean lemah.
"Ga kok, ga apa apa Je... Kamu sakit apa sih ?" Tanya Adzkiya dengan suara bergetar menahan tangisannya karena shock melihat kondisi Jean seperti tadi.
Jean pun menggenggam jemari Adzkiya dengan lemah sambil tersenyum.
"Gue gapapa Ki, lu jangan nangis... Jelek kalo lu nangis" Ledek Jean sambil tersenyum pada Adzkiya.