Jean masih membeku ditempatnya, bahkan tak membalas pelukan Adzkiya sama sekali.
"Maafin aku ga pernah kasih kesempatan kamu buat jelasin semuanya, maafin aku udah biarin kamu terluka begini" ujar Adzkiya yang masih memeluk tubuh Jean dengan airmata yang tak berhenti henti lolos dari matanya.
Jean pun melirik ke arah Jane, ia benar benar kikuk saat ini karena ada rekan kerja dan atasannya saat ini di hadapannya.
"Udah sih peluk aja, lama !" Ujar Jane sambil mengambil tangan Jean dan membuatnya membalas pelukan Adzkiya.
Jane pun terkekeh dan langsung menarik tangan Pak Dewa agar tak mengganggu momen romantis ini.
"Yuk Pak, biarin jangan diganggu... Es batunya susah mencair nanti" ujar Jane sambil menarik tangan Pak Dewa agar menjauh dari Jean dan Adzkiya yang sedang berpelukan melepas rindu.
Jane sempat menoleh ke arah keduanya dan langsung mengangkat jempolnya, lalu merangkul kembali lengan Pak Dewa dan berjalan menjauh dari keduanya.
"Udah jangan nangis, aku udah pulang kan... Aku ada disini" ujar Jean sambil mengelus kepala Adzkiya pelan.
"Maafin aku yang egois, yang ga pernah sekalipun ngedengerin penjelasan kamu dulu... Maafin aku" ujar Adzkiya sambil tetap terisak di pelukan Jean.
Jean pun tersenyum sambil mendorong tubuh Adzkiya sedikit menjauh dari tubuhnya. Ia menghapus airmata Adzkiya sambil tetap tersenyum memandang wajah Adzkiya.
"Udahan nangisnya ya sayang, aku sedih kalo kamu sedih... Maafin aku juga kalo aku ga bisa jujur waktu itu ke kamu walaupun sekarang akhirnya kamu harus tau juga semuanya" ujar Jean kemudian.
Adzkiya pun langsung memeluk tubuh Jean sekali lagi.
"Udah yuk pulang, aku masih jetlag" ujar Jean sambil mengelus kepala Adzkiya.
Adzkiya pun langsung mendongakkan kepalanya lalu mencium sekilas bibir Jean yang membuat jantung Jean berdegup kencang tanpa permisi. Adzkiya langsung menggenggam tangan Jean dan langsung meninggalkan tempat itu menuju parkiran.
Adzkiya memacu mobilnya cukup pelan dan membiarkan Jean beristirahat terlebih dahulu di dalam mobil. Sesampainya di garasi rumah Jean, Adzkiya pun langsung membangunkan Jean dengan pelan.
"Sayang, bangun yuk... Udah sampe nih" ujar Adzkiya dengan pelan sambil mengusap lembut pipi Jean.
Jean pun membuka matanya dan tersenyum pada Adzkiya. Jean pun menyegerakan diri untuk turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah dengan kunci yang diberikan oleh Adzkiya sebelum Jean turun tadi. Ia pun langsung mencuci wajahnya lalu merebahkan diri di tempat tidurnya.
"Ganti baju dulu ih" pinta Adzkiya yang baru saja masuk kamar Jean dan melihat Jean langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur.
"Bentar sayang, kepalaku pusing banget nih gara gara jetlag" Jawab Jean sambil menutup matanya.
Adzkiya pun langsung merebahkan diri di samping Jean, lalu memeluknya dan ikut memejamkan mata hingga keduanya kini tertidur pulas.
**********************************
Malam harinya Adzkiya dan Jean mendapatkan kejutan dari Jane dan sahabat sahabatnya lain yang datang mendadak dan langsung memeluk Jean dan Adzkiya satu persatu.
"Nah gini kan enak diliatnya" Goda Dita melihat Adzkiya yang melingkarkan tangannya di pinggang Jean.
"Lu ga cemburu sama gue ?" Goda Jean balik pada Dita.
"Maaf ya, gue udah punya ini" ujar Dita sambil menarik tangan Jonathan kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Jonathan.
"Wah pada saling bersaing ya, apalah daya gue yang jomblo ini hahaha" ujar Ganesha yang langsung melirik Irham.