Tok... Tok... Tok...
Adzkiya yang baru saja sampai di kediaman Jean langsung mengetuk pintu rumahnya dengan tak sabaran.
Tok... Tok... Tok...
Adzkiya pun berusaha mengetuk pintunya lagi, namun masih belum ada respon dari sang pemilik rumah.
Tok... Tok... Tok...
Tak lama kemudian, Jean pun membukakan pintu rumahnya dengan wajah baru bangun tidurnya dan ada lebam disudut bibirnya.
"Kamu udah tidur sayang ?" Tanya Adzkiya kemudian.
"Aku ketiduran hehehe" Jawab Jean sambil menggaruk kepalanya.
Mata Adzkiya terfokus pada sudut bibir Jean yang terdapat luka lebam yang tentu saja baru dilihatnya. Padahal ia hanya tak bertemu tak sampai 24 jam. Tapi sudah ada luka di wajah kekasihnya itu.
"Ini kenapa ?" Tanya Adzkiya pelan sambil memegang luka lebam di sudut bibir Jean.
"Aaww sakit tau, ya udah masuk dulu sayang" ujar Jean sambil meraih koper milik Adzkiya dan langsung menyeretnya ke dalam rumah.
Jean pun langsung menaruh kopernya di kamar, sedangkan Adzkiya memilih untuk duduk terlebih dahulu di ruang tamu setelah mengambil air hangat untuk mengompres luka di wajah jean yang sudah mulai membiru dan sedikit bengkak.
"Kamu berantem ?" Tanya Adzkiya kemudian sambil mengompres wajah Jean.
"Aww pelan pelan dong sayang, sakit" rengek Jean kemudian.
"Ini udah pelan sayang, sekarang kamu jawab jujur sama aku ini kenapa ?" Tanya Adzkiya dengan tatapan tajam khasnya.
"Tadi ada masalah sedikit di jalan, tadi aku abis jenguk temenku... Pas pulangnya motorku di serempet jadinya baku hantam dulu dijalan" ujar Jean berbohong pada Adzkiya.
Flashback On...
"Oh jadi ini yang namanya Jean ?" Tanya seorang pria berbadan tegap yang memberhentikan laju motor Jean.
"Iya gue Jean, ada apa ya ?" Tanya Jean balik sambil melepaskan helmnya dan menaruhnya terlebih dahulu di spion motornya.
"Ga usah banyak omong lu !" Bentak pria lainnya yang berbadan lebih kurus dengan potongan rambut cepak seperti tentara.
Kini 4 pria menyerang Jean secara membabi buta tanpa alasan yang jelas. 3 diantaranya dapat dengan mudah Jean lumpuhkan, tapi tiba tiba saja seorang pria dari arah belakang memukulnya dengan tongkat baseball yang membuat Jean jatuh tersungkur diatas aspal.
"Anjing ! Mau kalian apa hah ?" Rintih Jean kemudian.
"Kita mau, lu jauhin nona Blair karena tuan kami tidak suka jika anda dekat dekat dengan nona Blair !" Bentak si pria berbadan tegap tadi.
"Blair siapa bangsat ? Gue ga kenal sama yang namanya Blair !" Teriak Jean lagi sambil merintih mencoba memegang punggungnya yang terasa ngilu karena dihantam oleh tongkat baseball.
"Banyak alasan !" Teriak pria itu lagi sambil mendekati Jean dan menarik kerah kaosnya.
Bugh
Pria berbadan tegap itu pun mendaratkan pukulan pada wajah Jean dan memberikan bekas luka pada sudut bibirnya.
"Aaaaah bangsat" teriak Jean lagi sambil memegangi wajahnya.
"Sekali lagi gue ingetin, kalo lu masih sayang sama nyawa lu... Jauhin nona Blair... Anda paham ?" Tanya pria itu sambil senyum menyeringai kepada Jean.