"Wooooy je, jeaan banguuun je" Teriak Rio tepat didepan jendela kamar Jean.
Jean hanya menggeliat malas dan membalikkan badannya untuk kemudian tertidur lagi.
"Eh kunyuk bangun ! Lu ada olimpiade Taekwondo sekarang ! ini udah jam 7 je" Teriak Rio lagi.
Jean pun tersentak kaget mendengar ucapan Rio dan langsung terduduk di tempat tidurnya.
"Hah ? Jam 7 ? Aduh mampus !" Teriak Jean panik.
"Iya udah buruan lu sana mandi, kita punya waktu 20 menit doang sebelum pertandingan dimulai atau lu di diskualifikasi kalo lu telat" Ancam Rio.
Jean pun segera melarikan diri masuk ke kamar mandi dan secepat kilat membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia langsung memakai Dobok (seragam Taekwondo) dan Ti (sabuk)nya dan memakai sepatunya lalu bergegas secepat kilat berlari ke arah Rio dan naik di atas kuda besinya.
"Ayok cepet berangkat" ujar Jean dengan panik.
"Iya ini pake dulu helmnya, ga ada yg ketinggalan kan je ?" Tanya Rio memastikan.
Jean pun menggeleng sambil menerima helm dari tangan Rio dan memasangkan ke kepalanya.
Rio pun langsung tancap gas setelah diberi aba aba oleh Jean dan mereka ngebut sengebut ngebutnya membelah jalanan kota metropolitan karena Jean yg terlambat bangun.
*************
3 menit sebelum pertandingan dimulai
"Nah itu Jean baru datang" Teriak Pak Hadi memecah keheningan karena kepanikan yg luar biasa setelah mengetahui Jean, sang Atlet kebanggaan sekolah belum juga datang.
"Ya Tuhan Jean ! Demi Neptunus andai kamu bukan atlet berbakat, sudah saya keluarkan kamu dari sekolah sejak pertama kamu injakkan kaki di sekolah kita" Ujar Pak Gio gemas.
Jean hanya tersenyum canggung kemudian terkekeh sambil menunjukkan kedua gigi kelincinya.
"Hehehe maaf pak, saya kesiangan bangunnya" Ujar Jean dengan polos.
"Tanpa dosa lagi lu bahlul" Ujar Damar sambil menoyor kepala Jean.
Jean hanya menatapnya dengan tajam dan berlalu dari hadapannya di dampingi oleh Rio untuk memasuki stadion tempatnya bertanding.
Ia pun segera duduk di bangku atlet dan menyandarkan tubuhnya terlebih dahulu. Tak lama kemudian, Rio mendatanginya dan membawakan galon kesayangannya yg berwarna pinkblue.
"Nih galon jimat lu" Ujar Rio dengan enteng.
"Thank you" Ujar Jean sambil tersenyum kepada Rio.
"Gausah sok manis lu anak setan, untung gue inget sama tuh galon... Kalo ga, loyo pasti kan lu kan" Ucap Rio ngasal.
Jean hanya diam dan sibuk memperhatikan postur tubuh lawannya yg berada di seberangnya. Ia menatap sengit namun ia percaya dan yakin bahwa kali ini dia akan tetap memenangkan pertandingan ini dan mengharumkan kembali nama sekolahnya.
Jean dan Rio adalah sahabat sejak mereka kecil. Jarak rumah mereka pun tidak begitu berjauhan. Mereka saling support dan saling melindungi satu sama lain. Tak jarang mereka terlibat perkelahian antar pelajar maupun antar sekolah karena salah satu dari mereka baik Jean maupun Rio bermasalah dengan pelajar lain.
Flashback On...
"Ampun kak, ampun" Ujar Rio kecil menangis saat tubuhnya dihujam pukulan dan tendangn oleh anak yg lebih besar darinya mungkin berusia sekitar 10 tahun.
"Dasar banci... Dasar banci" Teriak anak anak itu secara serempak sambil menendang kasar dan memukuli Rio yg sudah terbaring di tanah.
Jean yang sedang bermain sepeda keliling komplek melihat adegan itu dan langsung menghempaskan sepedanya dengan kasar dan berlari ke arah kerumunan anak anak yg sedang memukuli anak laki laki lain yg sudah tidak berdaya.